HELOINDONESIA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatatkan tahun 2022 angka stunting di Jatim di bawa standar yang ditetapkan World Health Organization (WHO) yakni 20 persen dan berada di bawah rata-rata nasional yaitu 21,6 persen.
Sementara stunting di Jatim mengalami penurunan, ada di angka 19,2 persen pada tahun 2022. Jumlah ini di bawah standar yang ditetapkan oleh WHO sebesar 20 persen, oleh karena Gubernur Jatim menyampaikan apresiasinya.
Sedangkan untuk persentase bayi usia 0 tahun hingga 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif berjumlahnya mencapao 69,72%.
Sedangkan jumlah prosentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) mencapai sebesar 69,22%.
Baca juga: Alhamdulillah Angka Kematian Ibu di Jawa Timur Menurun Signifikan di Tahun 2022
"Alhamdulillah, karena kepedulian sesama inilah Bumi Majapahit bisa menurunkan stunting cukup signifikan. Kini kita sudah berada di bawah standar WHO pada posisi 19,2%," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Senin (7/8/2023).
Pentingnya ASI Eksklusif
Sementara di sisi lain gubernur menekankan pentingnya peran ibu dalam memberikan ASI Eksklusif sebagai salah satu upaya untuk menurunkan prevalensi stunting dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Pemberian ASI Eksklusif hingga usia 6 bulan akan menjadikan anak-anak kita kuat dan sehat dan membantu pemberian kecukupan gizi.
Di sisi lain juga akan membantu mencegah stunting, tumbuh kembangnya juga sehat dan menjadikan mereka menjadi SDM berkualitas.
Untuk mewujudkan hal itu, Gubernur Khofifah pun mengimbau masyarakat dan lingkungan untuk memberikan dukungan agar ibu bisa berhasil memberikan ASI Ekslusif.
Agar semua ibu memiliki kesempatan yang sama dalam menyusui, baik para ibu yang bekerja atau ibu rumah tangga.
Pesan yang disampaikan Gubernur Khofifah ini pun sejalan dengan apa yang dipesankan oleh WHO untuk memberikan dukungan pada ibu menyusui.
Baca juga: Pemprov Lampung Jalin Kerjasama Dengan Pemprov Jawa Timur Melalui Misi Dagang dan Investasi
Untuk memfasilitasi hal ini, terbukti dengan adanya 3.271 Kelompok Peduli ASI (KP-ASI), 1.632 Konselor ASI, dan 961 ruang laktasi yang tersebar di 38 Kabupaten dan Kota di Jawa Timur.
"Kepedulian terhadap ibu yang menyusui dan anak-anak ini harus dibangun bersama mulai dari lingkungan terdekat," pesan Gubernur.
Gubernur meminta warga untuk memberi perhatian khusus sepada ibu-ibu menyusui di lingkungan mereka.
"Jenguklah saudara , tetangga dan mereka yang memiliki anak bayi dan tengah menyusui. Tengoklah para tetangganya yang menyusui. Kami berharap dari kepedulian-kepedulian ini ada inovasi berbasis kearifan lokal untuk mendukung praktik menyusui," sambungnya. **