Helo Indonesia

Memasuki Musim Hujan, Masyarakat Diminta Waspadai Penyakit Leptospirosis

Drajat Kurniawan - Nasional
Jumat, 17 Nov 2023 21:51
    Bagikan  
Tikus Penyebab Leptospirosis
(ist)

Tikus Penyebab Leptospirosis - (Ist)

HELOINDONESIA.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan secara umum terjadi pada November 2023, namun tidak secara serentak di seluruh wilayah, sedangkan periode puncak musim hujan diprediksi pada Januari dan Februari 2024.

Memasuki musim penghujan, masyarakat diingatkan untuk lebih waspada terhadap serangan penyakit leptospirosis, yang berpotensi besar terjadi saat musim hujan.

“Ketika musim hujan leptospirosis ini sering menyerang manusia karena banjir, dan penularan dari hewan seperti tikus bisa terjadi,” kata Praktisi kesehatan masyarakat Ngabila Salama, di Jakarta, Jumat (17/11).

Ngabila Salama mengatakan, infeksi yang disebabkan bakteri Leptospira interrogans tersebut bisa ditularkan melalui air, tanah, makanan dan media lainnya yang terkontaminasi air seni tikus.

Baca juga: Pemerintah Diminta Waspadai Wabah Virus Oz, Mulai Memakan Korban di Jepang

Oleh karena itu, kasus Leptospirosis dipastikan akan meningkat jika terjadi banjir. Air seni tikus akan mengkontaminasi air banjir.

"Jadi kalau ada banjir besar pasti naik angka leptospirosis, pasti, karena dipengaruhi oleh vektor tikus tadi yang kencingnya mengontaminasi air banjir,” ujarnya.

Menurut Ngabila yang juga Praktisi Kelompok Kerja Komunikasi Risiko Kementerian Kesehatan itu bakteri Leptospirosis sangat berbhhaya karena bisa menyebar ke bagian otak dan ginjal, sehingga berakibat pada kematian.

"Ada dua gejala leptospirosis yang paling mudah dikenali, yakni mata yang pada dasarnya berwarna putih, menjadi kuning serta diikuti kulit yang juga berwarna kuning, sedangkan gejala kedua berupa nyeri pada otot betis bagian belakang," paparnya.

Ngabila menyebutkan upaya pencegahan agar tidak tertular virus Lestopirosis dengan menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari kontak air, atau tanah yang tercemar air seni tikus.

Baca juga: Waspada, WHO Ingatkan Adanya Potensi Wabah Baru Lebih Berbahaya Dari Covid-19

"Gunakan pelindung diri seperti sarung tangan dan sepatu bot, serta pelindung mata ketika akan kontak dengan hewan dan saat bekerja di area yang berisiko menularkan bakteri leptospira,” imbuhnya.

Selain itu, memastikan segera mandi setelah berada di area banjir atau mencuci area tubuh yang terkontaminasi langsung dengan genangan air, seperti kaki dan tangan.

"Menutup luka dengan plester tahan air, terutama sebelum kontyak dengan air di alam bebas, menghindari kontak langsung dengan air yang terkontaminasi, seperti berenang atau berendam," tandasnya.

Sebagai informasi, data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Desember 2022, terdapat 1.408 kasus leptospirosis di Indonesia, 139 kasus di antaranya meninggal dunia. 

Jawa Tengah menjadi provinsi dengan laju kasus tertinggi, yakni 502 kasus, kematian 70 jiwa, dan Case Fatality Rate (CFR) berkisar 13,94 kasus