Helo Indonesia

RUU Kesehatan Dinilai Berbahaya Karena Rawan Pencurian Data Informatika Genomik

Winoto Anung - Ragam -> Kesehatan
Kamis, 22 Juni 2023 18:52
    Bagikan  
Para tenaga kesehatan melakukan aksi menolak RUU Kesehatan (omnibus law) di depan Gedung DPRD Kendal
Para tenaga kesehatan melakukan aksi menolak RUU K

Para tenaga kesehatan melakukan aksi menolak RUU Kesehatan (omnibus law) di depan Gedung DPRD Kendal - Para tenaga kesehatan melakukan aksi menolak RUU Kesehatan (omnibus law) di depan Gedung DPRD Kendal. Foto: Anik

HELOINDONESIA.COM - RUU Kesehatan ini berbahaya, karena  berpotensi rawannya pencurian data informatika ( genomik) rakyat Indonesia. Potensi ini terbuka, karena di RUU Kesehatan membuat dunia Kesehatan kita meliberalisasi tenaga medis / tenaga Kesehatan, dokter asing masuk, rumah sakit asing beroperasi bebas.

Dunia Kesehatan di Indonesia menjadi sorotan. Banyak masalah yang dihadapi. Kalangan dokter menilai ssaatu dari 10 target Kesehatan di era Presiden Jokowi akan sulit teratasi, yakni soal pembernatasan Tubercolusis (TBC).

“TBC saja ndak selesai, bukan turun malah kita naik rangking lagi. Obat TBC sering kosong, bahkan pasien mau belipun kesulitan. Satu dari 10 Target Kesehatan Era Pak Jokowi yang tidak juga teratasi, padahal sudah 9 tahun,” kata dokter paru Eva Sri Diana Chaniago (akun @DrEvaChaniago), dalam unggahan di Twitter, Rabu 21 Juni.

 Sudah begitu, pemerintahan Presiden Jokowi mengurusi RUU Kesehatan yang banyak ditentang kalangan medis dan tenaga Kesehatan di Tanah Air.

Baca juga: Ziarah 53 Tahun Wafatnya Presiden Pertama, AHY: Bung Karno Pejuang Sejati, Memandu Kita Berdiri di Atas Kaki Sendiri

“Ini malah sibuk cawe-cawe maksa buat RUU Kesehatan Omnibuslaw, yang isinya sengaja melemahkan Dokter dan nakes, sehingga tidak ada lagi ruang kami untuk menyuarakan aspirasi rakyat,” ujar @DrEvaChaniago.

Menurut dia, dengan RUU Kesehatan ombibuslaw ini tidak  akan ada lagi ruang untuk mengkritisi kebijakan pemerintah, sehingga membungkam kami untuk menyampaikan fakta lapangan terkait pelayanan kesehatan dan bahaya yang mengancam pertahanan dan ketahanan nasional. Karena ada pasal yang berpotensi pencurian data informatika genomik rakyat Indonesia.

“Anehnya lagi, dah lah target  10 Program kesehatan Pak @jokowi potensi gagal, eh dalam RUU Kesehatan omnibuslaw ini malah buat pasal yang berpotensi rawannya pencurian data informatika (genomik) rakyat Indonesia,” ujarnya.

Di situlah dia menyebut RUU Kesehatan ini berbahaya, karena  berpotensi rawannya pencurian data informatika ( genomik) rakyat Indonesia. Potensi ini terbuka, karena di RUU Kesehatan membuat dunia Kesehatan kita meliberalisasi tenaga medis / tenaga Kesehatan, dokter asing masuk, rumah sakit asing beroperasi bebas. Sementara UU Perlindungan data genomik manusia Indonesia belum ada.

Baca juga: Mourinho Diskors UEFA Akibat Hina Wasit, AS Roma Pun Didenda Besar

“UU perlindungan data genomik manusia Indonesia belum ada, tapi RUU ini malah memberi peluang terbukanya bagi asing, sungguh berbahaya sekali jika data informatika itu jatuh ke tangan pihak yg jahat, apalagi asing, maka negara kita akan dengan mudah dikuasai oleh negara lain,” tulis @DrEvaChaniago.

Menurut dia, bukannya menyelesaikan masalah rakyat, malah menambah masalah baru. “Apalagi semua stakeholder kesehatan dan organisasi profesinya malah dimusuhi, padahal harusnya dirangkul, bekerja sama dalam menyelesaikan masalah bangsa ini,” katanya.

Dia pun menggajak rakyat Indonesia bersikap untuk menyelamatkan bangsa ini di bidang Kesehatan, dari ancaman pihak asing.

“Ayo Rakyat Indonesia, Kita bersatu selamatkan bangsa ini dari segala ancaman. Tolak RUU Kesehatan Omnibuslaw ini, karena RUU ini berpotensi membahayakan kita semua,” kata @DrEvaChaniago.

Dia pun berseru, caleg dan partai yang mendukung RUU Kesehatan Omnibuslaw ini, jangan pernah pilih lagi mereka, karena mereka tidak Pro Rakyat. Dia mengucapkan terima kasih kepada PKS dan Partai Demokrat yang dinilainya setia bersama Rakyat berjuang menyelamatkan bangsa, negara dan masa depan anak cucu kita. (*)

(Winoto Anung)