HELOINDONESIA.COM - Prancis telah mengesahkan undang-undang yang melarang beberapa penerbangan domestik dan mendorong para pelancong untuk naik kereta api. Di bawah undang-undang baru ini, penerbangan yang dapat diganti dengan perjalanan kereta api adalah penerbangan yang memakan waktu di bawah 2,5 jam.
Larangan penerbangan jarak pendek resmi menjadi undang-undang pada hari Selasa (23/5) lalu. Namun, maskapai penerbangan nasional Prancis telah membatalkan tiga rute yang dianggap terlalu tinggi menghasilkan emisi karbonnya.
Ketiga rute itu berangkat dari bandara kedua Paris, Orly yang melayani penerbangan menuju Bordeaux, Lyon, dan Nantes. Ketiga kota itu semuanya berada di jaringan kereta api berkecepatan tinggi. Naik kereta juga jauh lebih cepat daripada terbang ke kota-kota tersebut.
Baca juga: Dengan Teknologi Canggih Ini, Pria yang 12 Tahun Lumpuh Kini Bisa Berjalan Kembali
Air France sendiri setuju untuk langsung menghentikan perjalanan 3 rute tersebut dengan imbalan bantuan keuangan dampak pandemi Covid-19 dari pemerintah pada tahun 2020 lalu.
Pun demikian, larangan ini juga menuai pro dan kontra. Pasalnya masih ada beberapa pihak yang menyebut kalau larangan tidak memiliki dampak yang terlalu signifikan pada emisi karbon. Laurent Donceel, pejabat sementara industri penerbangan Eropa, yang mewakili beberapa maskapai penerbangan termasuk Air France, KLM, Lufthansa dan Ryanair, bahkan menolak undang-undang tersebut.
Dia mengatakan kepada kantor berita Agence France-Presse bahwa pemerintah seharusnya mendukung solusi nyata dan signifikan untuk mengurangi emisi maskapai penerbangan, bukan hanya sekedar mengeluarkan larangan simbolis. Pasalnya, masih banyak alternative penerbangan menuju kota-kota lain yang akhirnya tetap menghasilkan emisi karbon di udara.
Baca juga: Keren, Daun Tiruan yang Diciptakan Ilmuan Ini, Bisa Hasilkan Bahan Bakar Mobil Nol Emisi
Pencarian emisi yang lebih rendah telah membuat maskapai penerbangan Eropa memeriksa sejumlah opsi. Air France baru-baru ini mengumumkan rencana untuk memperbaharui armadanya dalam upaya mengurangi emisi karbon. Dikatakan juga, mereka akan meningkatkan penggunaan bahan bakar penerbangan yang lebih ramah lingkungan.
Sebelumnya, ketika larangan tersebut pertama kali diajukan sebagai bagian dari Undang-Undang Iklim Prancis 2021, Menteri Transportasi Clément Beaune menyebutnya sebagai "langkah maju yang besar dalam kebijakan pengurangan emisi gas rumah kaca".
"Saya bangga Prancis menjadi pionir di bidang ini," tambahnya.
