Desa Pagak Juara Gelar Desa Wisata 2024, Kreativitas Warga jadi Kunci Kemenangan

Rabu, 18 September 2024 07:08
Ade
KITIRAN: Salah satu kitiran besar sebagai pertanda Desa Wisata masih berdiri tegak di Desa Pagak, Kabupaten Banjarnegara. Foto: Dok

BANJARNEGARA, HELOINDONESIA.COM -Banyak hal yang menarik, unik, dan bisa diulik dari Desa Pagak, Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara, juara lomba Desa Wisata pada Gelar Desa Wisata 2024 tingkat Jawa Tengah. Kemenangan Desa Pagak, pada lomba Desa Wisata tahun ini, tidak terlepas dari kreativitas warganya.

Pada pengumuman pemenang yang diumumkan di Pendapa Rumah Dinas Bupati Purworejo, Jumat (13/9/2024) lalu. Desa Pagak, Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara mengungguli sembilan desa lain. Dewan juri terdiri dari Candra AN (wartawan), Dr Yoyok Bambang Priambodo (Sanggar Tari Greget Semarang(, Nugroho DS (wartawan), Widyartono (wartawan) dan Eko Hari M (pegiat wisata) memutuskan Desa Pagak sebagai juara.


Wilayah yang terdiri dari empat dusun, empat RW, dan 17 RT tersebut, memiliki lokasi strategis yakni di setiga emas, perbatasan Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Banyumas. Desa Pagak, secara geografis mayoritas persawahan, tidak ada lembah atau gunung apalagi pantai. Desa ini bisa menambah destinasi wisata di Jateng dan masuk Visit Jateng.

Dengan kondisi seperti itu, desa Alami Alami Asri Berseri, dulunya sulit mengembangkan sektor pariwisata. Satu-satunya infrastruktur untuk pengembangan sektor pariwisata adalah sawah dan angin. Diawal pembentukan desa wisata, potensi sawah dan angin menjadi menjadi pilihan realistis. Maka tercetuslah ide adanya kampung kitiran (baling-baling). Maka sekarang, layak dimasukan pada Visit Jateng.

Kreativitas

Seperti disampaikan Direktur BUMDes Pagak Widi Prasetyo saat dihubungi heloindonesia.com. ‘’Kreativitas warga pun dimulai dengan cara setiap rumah memiliki kitiran (baling-baling). Beratus-ratus kitiran terpasang di rumah-rumah penduduk, menjadikan pemandangan menarik. Itulah  awal-awal pengembangan desa wisata. Yang pada akhirnya lokasi sawah yang sekarang jadi titik kumpul kompleks wisata, ‘’ ungkap Widi.

Kreativitas masyarakat tidak berhenti sampai disitu, seiring berjalannya waktu sekarang bergeser penggalian potensinya. Potensi UMKM mulai digali, namun tidak sekadar potensi konvensional banyak UMKM yang unik dan menarik. Seperti ada penyulingan minyak atsiri, pengrajin anyaman bambu, pengrajin kupat landan.

‘’Masyarakat juga mengembangkan budidaya anggrek, pengrajin pot dari semen, pengrajin batu bata. Masih banyak lagi kreativitas masyarakat kami. Dari UMKM-UMKM unik itulah kita  tunjukan ke wisawatan dengan penawaran paket wisata dengan nama Paket Jelajah Desa. Ada beberapa paket, setiap paket termasuk guide, transportasi, dan dokumentasi,’’ tambah Widi.

Jelajah Desa

Paket Jelajah Desa di jual dengan berbagai pilihan dan harga yang ditawarkan. ‘’Paling murah paket satu hari full dengan harga 150 ribu satu orang, minimal sepuluh orang. Paket termahal, wisatawan diajak menginap satu tamu malah di homestay miliki warga. Harga yang ditawarkan 400 ribu/orang,’’ ujar mahasiswa semester akhir Universitas Nahdlatul Purwokerto tersebut.

Kunjungan keseharian para wisatawan baik wisdom maupun wisman ada di kawasan Rawalutung dengan objek wisata kolam renang, pendopo balkondes, gasesob, warung pedagang, lapangan, budi daya melon dan sayur mayur.

Pengelola juga memanfaatkan medsos untuk pemasaran dan menawarkan produk-produk yang dihasilkan warganya. Seperti penyulingan minyak atsiri, pemasaran melalui facebook sehingga bisa dilihat peminat dari seluruh penjuru dunia.

‘’Beberapa hari lalu ada dua tamu dari Jerman ke sini, mereka menyatakan mendapatkan informasi dari medsos kami. Mereka ingin tahu proses pembuatan minyak atsiri, juga sampai ingin mengetahui bahan-bahan yang digunakan,’’ ungkap Widi, sembari menginformasikan berbagai jenis bahan minyak atsiri ada pala, cengkeh, kapu laga , kayu putih, sereh, nilam.

Lima Besar

Budidaya tanaman anggrek juga sempat menarik para wisatawan yang berkunjung ke desa yang pernah masuk lima besar se Indonesia pada pemilihan yang dilakukan salah satu bank plat merah. Penghargaan yang didapatkan adalah Anugerah Karya. Kreativitas para warga desa memang sangat besar untuk mendukung sektor pariwisata.

Widi yang terpilih sebagai Direktur BUMDes pada tahun 2022 melalui Musyawarah Desa, merasa bangga dengan terpilihnya Desa Pagak sebagai juara Desa Wisata 2024 yang diselenggarakan Disporapar Jateng.

‘’Terpilihnya Desa Pagak sebagai juara adalah sebuah kehormatan dan kebanggaan seluruh masyarakat di desa ini. Dengan segala kekurangan dan kelebihan, kami bisa meyakinkan dewan juri bahwa kami memang layak menjadi juara,’’ pungkas Widi. (ADE)

 

Berita Terkini