Festival Wong Gunung 2024, 12 Kades dan Istri Ikut Dikirab Bersama Gunungan

Kamis, 15 Agustus 2024 08:04
Ade
VENUE: Festival Wong Gunung Tahun 2024 di Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, berlangsung 24-25 Agustus. Hari pertama akan menggunakan dua venue. Foto: Dok

PEMALANG, HELOINDONESIA.COM -Hari pertama Festival Wong Gunung diselenggarakan, akan menggunakan dua venue sebagai pendukung kegiatan. Dua venue masing-masing di Lapangan Desa Pulosari dan Desa Jurangmangu. Kegiatan di dua venues sama-sama akan berakhir pukul 23.00 WIB.

Festival Wong Gunung Tahun 2024 ini menjadi yang kedua pasca pandemi covid-19. Sebelumnya Tahun 2023 juga digelar di tempat yang sama seperti tahun ini. Festival Wong Gunung pertama kali diselenggarakan Tahun 2016 berlanjut sampai dua tahun berikutnya. Pandemi covid-19 yang melanda Indonesia membuat Festival Wong Gunung istrahat pada Tahun 2019, 2020, dan 2022.

Selama dua hari diselenggarakan 24-25 Agustus 2024 Festival Wong Gunung padat kegiatan. Dari rundown acara yang sudah tersebar, festival yang akan diikuti 12 desa di wilayah Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang acara sampai malam hari. 12 kepala desa didampingi istri juga akan dikirab bersama gunungan. Diperkirakan 10.000 penonton akan menyaksikan kegiatan tersebut.

Festival Wong Gunung diselenggarakan selain sebagai wujud pelestarian seni budaya yang ada di 12 Desa Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, juga sebagai wujud syukur dan doa kepada Tuhan akan ketersediaan air bersih di musim kemarau. Festival ini juga layak dimasukkan sebagai salah satu Visit Jateng untuk kepariwisataan.

Musim Kemarau

Seperti disampaikan Camat Pulosari Agus Mulyadi SIP MM, dari 12 desa di wilayahnya hanya empat desa yang ketersediaan air bersihnya di musim kemarau tercukupi. Dua desa, Karangsari (mata air sendiri) dan Nyalempeng (PDAM), dua desa lagi Gunungsari dan Juragmangu tercukupi dari Guci, Kabupaten Tegal.

Sementara delapan desa yang lain, Pangenteran, Clekatakan, Seremeng, Batursari, Pulosari, Penakir, Cikendung, Gambuhan jika musim kemarau kesulitan air bersih. Selama ini jika terjadi musim kemarau delapan desa tersebut harus

Pada acara hari pertama siang hari, pambudalan pamungutan banyu tuk 7 akan dilepas dari depan Balai Desa Jurangmangu. Pengambilan air ditujuh mata air akan berlangsung sampai sore hari. Kemudian pada malam harinya, air dari tujuh sumber akan diruwat oleh para sesepuh.

Pada ruwatan tersebut, tujuh mata air akan dijadikan satu dan dimasukkan ke lodong-lodong sebanyak 12, jumlah desa yang ada wi wilayah Kecamatan Pulosari. 12 kepala desa di wilayah Kecamatan Pulosari akan menerima air dari tujuh mata air yang sudah dijadikan satu.

Budaya Lokal

Sedangkan seni budaya lokal yang akan ditampilkan nanti selain kuda lumping ada juga sila kupang. Seni budaya yang disebut terakhir tersebut adalah gabung kuda lumping dan sintren. ‘’Penari sila kupang itu laki-laki semua, namun akan didandani ala perempuan,’’ imbuh Agus.

Festival Wong Gunung itu sendiri diinisiasi oleh Camat Wibowo pada tahun 2016 silam. Wibowo sempat bercerita kepada Agus jika event di wilayahnya tersebut terinspirasi dari salah satu festival yang diselenggarakan di Kabupaten Purbalingga.

Kondisi Kecamatan Pulosari yang kaya sumber daya alam dan kesenian, sangat dimungkinkan di eksplore. Pihak kecamatan dan desa pun berinisiatif untuk menyelenggarakan Festival Wong Gunung, ternyata mendapat dukungan penuh para kepala desa. Pada penyelenggaraan itu sendiri animo penonton juga luar biasa.

Kepala Desa

Pada kirab Agung Banyu Panguripan pada tanggal 25 Agustus 2024 atau hari kedua, 12 gadis desa pilihan akan membawa air yang sudah dicampur pada malam hari sebelumnya. Pada kirab tersebut seluruh kepala desa bersama dengan istrinya akan mengikuti kirab dengan Lapangan Desa Pulosari.

Pada saat dilapangan Pulosari, dijadwalkan Bupti Pemalang Mansur Hidayat ST MLing akan memberikan air dari lodong kepada 12 kepala desa. Air yang diterima biasanya akan dimanfaatkan oleh kepada desa untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti

Selain kirab air yang sudah diruwat pada malam hari sebelumnya, gunungan dari 12 desa di wilayah Pulosari juga akan ikut diarak. Gunungan yang di arak sebagian besar hasil sayur mayur dari desa-desa yang ada.

‘’Di wilayah kami sebagian besar penghasil sayur mayur, sesuai dengan kontur tanah yang ada yaitu lereng gunung. Jadi gunungan yang diarak nanti akan dibagikan kepada warga yang menonton arak-arakan,’’ papar Agus.

Dampak dari festival yang sudah digelar sebelumnya, di wilayah Kecamatan Pulosari sudah ada objek wisata baru yakni BukitTangkeban. Objek wisata tersebut sudah maulai banyak dikunjungi wisatawan baik lokal maupun luar daerah. Beberapa event provinsi dan kabupaten juga sudah digelar. (ADE)

 

Berita Terkini