bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Menikmati Keindahan Layang-layang di Langit Pantai Ketawang dalam PKF 2024

Sabtu, 10 Agustus 2024 22:55
    Bagikan  
Menikmati Keindahan Layang-layang di Langit Pantai Ketawang dalam PKF 2024

Pantai Ketawang Purworejo yang dihiasai layang-layang dalam PKF 2024. Foto-foto: Ist

PURWOREJO, HELOINDONESIA.COM - Sejak pagi hingga sore hari pada Sabtu, 10 Agustus 2024, puluhan layang-layang melayang terbang di langit Pantai Ketawang, Desa Ketawangrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Bukan hanya para pelayang, para wisatawan yang berkunjung ke Pantai Ketawang pun dibuat kagum oleh keindahan layang-layang berbagai bentuk. Ada bentuk tradisional, 2 dimensi, layangan kantong dari peserta luar negeri.

Baca juga: Enam Negara Ramaikan Festival Layang-Layang Purworejo 2024, Simak Rundown Acaranya

Keberadaan layang-layang yang diterbangkan di atas Pantai Ketawang sesungguhnya adalah gelaran Purworejo Kite Festival (PKF) 2024 atau festival layang-layang yang diadakan setiap tahun tahun sekali. Kegiatan akan berlangsung dua hari yaitu Sabtu (10/8) dengan melombakan kategori layang-layang tradisional, dan 2 dimensi, sedangkan Minggu (11/8) akan melombakan kategori 3 dimensi dan train naga.

Event ini bergulir pertama kali tahun 2015, dengan melibatkan Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisaata (Dinporapar) Purworejo, Pemdes Ketawangrejo, dan Perkumpulan Pelayang Seluruh Indonesia (Pelangi) Yogyakarta.

layangan2

PKF sendiri menjadi salah satu event pariwisata unggulan di Purworejo yang mendatangkan wisatawan lokal dan mancanegara. Bahkan, PKF masuk dalam kalender event Disporapar Jawa Tengah.

Bawah-Atas

Wakil Ketua Pelangi Yogyakarta sekaligus juri lomba Markus Purnomoadi menjelaskan, sudah lama pihaknya dilibatkan Dinporapar Purworejo dalam PKF. Selain menjadi panitia lapangan, juga bertugas menyosialisasikan dan menjaring peserta dari berbagai kota di Indonesia.

''Kami senang, peserta dari Jabotabek, Tulungagung, Solo Raya, Kebumen, Jepara, dan Cilacap. Sedangkan dari luar negeri ada enam negara,'' ujar pengamat layang-layang ini.

Baca juga: Pemain Bertalenta Muncul pada MilkLife Soccer Challenge 2024, di Semarang Diikuti 692 Siswi

Menurutnya, hal yang menggembirakan pada PKF 2024, yaitu dari 41 layang-layang tradisional yang dilombakan, 40 diantaranya adalah layangan baru. Artinya memang dipersiapkan untuk tampil di PKF 2024. ''Demikian juga dikategori 2 dimensi, 70 persen diantaranya layangan baru,'' tambahnya.

Tentang aspek penilaian dalam PKF? Pria yang akrab disapa Ipung itu mengatakan, terdiri aspek bawah dan atas. Aspek bawah meliputi kerapian dalam merajut rangka,  bahan baku rangka misalnya apakah menggunakan bambu, rotan atau fiber, selanjutnya kesesuaian judul dengan bentuk,  serta orisinalitas.

layangan3

Aspek atas, lanjut dia, artinya ketika layangan diterbangkan. Akan ada komparasi pada warna dan gambar saat dilihat dari bawah dan atas.

''Saat di bawah warnanya tidak jelas, tapi begitu di atas tampak bagus dan jelas. Selain itu, yang dinilai adalah ketenangan atau stabilitas saat berada di atas juga diperhitungkan,'' tambahnya.

Berdampak Positif

Sementara itu, keberadaan PKF juga memberikan dampak signifikan bagi pariwisata khususnya untuk Desa Wisata Ketawangrejo.

Baca juga: Karnaval Desa Penyangkringan Kendal, Warga Tampilkan Kreativitas dan Potensi Desa

Diakui Ketua Harian Pokdarwis Jayakatwang Pungkas Suwarso, adanya festival layang-layang berpengaruh pada tingkat hunian homestay, jasa parkir, kuliner, tiket masuk, dan warung-warung di tepi pantai.

''Ada perputaran ekonomi di desa kami. Banyak warga yang dilibatkan untuk kesuksesan event ini, diantaranya homestay dan penyedia makanan selama acara berlangsung. Ada juga acara workshop layang-layang yang diikuti 60 siswa SD, dan semua pesertanya dari desa kami,'' tambahnya.

Dia bersyukur, meskipun hanya sekali dalam setahun, perekonomian di Desa Ketawangrejo lebih berdenyut dari biasanya. (Aji)