Kirab Merti Desa Limbangan ke-391 Meriah, Warga Antusias Berebut Gunungan Hasil Bumi

Jumat, 2 Juni 2023 22:14
Kepala Desa Limbangan Munjiyah menyerahkan gunungan kepada Ketua Takmir Masjid Besar Baiturrokhim Wakhidun disaksikan Ketua Panitia Rohadi

KENDAL, HELOINDONESIA.COM - Acara kirab budaya dan kirab gunungan sebagai rangkaian merti desa atau sedekah bumi ke-391 Desa Limbangan, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, pada Jumat sore (2/6) berlangsung meriah.


Ribuan warga keluar rumah untuk menyambut gembira acara yang bertujuan sebagai rasa syukur kepada Sang Pencipta atas diberinya rezeki dan kemakmuran desa karena hasil bumi yang melimpah.

Upacara merti desa di Limbangan merupakan tradisi turun menurun yang berlangsung  setiap tahun dan telah membudaya. Selain ada kirab yang diikuti anak-anak, remaja, hingga perempuan dan lelaki dewasa dengan busana adat jawa, sebagai gongnya yaitu pementasan wayang kulit semalam suntuk yang digelar pada Jumat (2/6) malam di pertigaaan jalan desa atau bisa populer dengan Ngisor Ringin (di bawah pohon beringin).

Kirab gunungan dimulai dari lapangan dan menyusuri jalan desa dibawah kawalan Polsek Limbangan. Turut terlibat dalam pawai tersebut barisan perangkat desa, tokoh masyarakat yang mengenakan beskap dan kebaya, ada BPD, kader posyandu, PKK, karang taruna, lalu anggota babinsa dan bhabinkamtibmas. Ikut menyemarakkan drumband dan kesenian tradisional dari pelajar.

Dan tentu prosesi yang dinanti-nantikan adalah arak-arakan gunungan yang berisi aneka hasil bumi, seperti kol, wortel, kobis, timun, kentang, kacang panjang, jagung, termasuk buah-buahan semisal jeruk, pisang, salak, dan jambu. Gunungan itulah yang ramai-ramai diperebutkan warga. Konon diyakini hasil bumi yang berhasil direbut bisa mendatangkan berkah bagi yang mendapatkan.

Prosesi kirab gunungan berakhir di Masjid Besar Baiturrokhim. Setelah ada upacara penyerahan dari Kepala Desa Munjiyah kepada Ketua Takmir Masjid Wakhidun, barulah gunungan dibawa ke halaman untuk diperebutkan. Derai tawa penuh kegembiraan mengiringi saat warga berdesak-desakan berebut gunungan.


Dirawat


Kepala Desa Limbangan Munjiyah menyampaikan apresiasi dan terima kasih karena berkat kegotongroyongan warga, acara merti desa berjalan lancar. Menurutnya, merti desa Limbangan sebagai warisan leluhur, juga memiliki makna mendalam yaitu kehidupan manusia di dunia diberikan anugerah berupa alam seisinya, sehingga tugas kita harus bisa merawat dan menjaga keberlangsungannya.

‘’Saya menyampaikan terima kasih kepada warga, tokoh masyarakat, bapak dari babinsa, bhabinkamtibmas, perangkat desa atas kerjasamanya, support-nya, hingga kita bersama bisa membangun Limbangan seperti sekarang,’’ bebernya.

Di bagian lain, Ketua Takmir Masjid Baiturrokhim Wakhidun berharap, pada usianya ke-391, Desa Limbangan tetap menjadi desa yang damai dan makmur masyarakatnya. Selain mampu membangun infrastruktur dan jasmani, namun juga rohaninya.


‘’Semoga menjadi desa yang dijauhkan dari marabahaya, aman, damai, baldatun thoyyibatun warabbun ghofur,'' kata Wakhidun yang didampingi jajaran pengurus takmir masjid.


Sementara itu, Ketua Panitia Merti Desa Rohadi menjelaskan, rangkaian kegiatan merti desa sudah dimulai dari bersih-bersih sendang, berburu hewan yang menjadi hama pertanian, ziarah ke makam Ki Ageng Mataram, dan berlanjut ke pentas wayang kulit dan kuda lumping.


Acara wayang kulit menghadiran dalang Ki Tri Agus Gondo Saputro yang mengusung lakon ''Wahyu Mustika Bawana''.
''Lakon ini memberikan spirit agar desa Limbangan dijauhkan dari malapetaka, dan tanaman-tanaman di desa ini tumbuh subur. Di tempat pentas wayang ini keesokannya atau Sabtu (3/6) akan digelar kesenian kuda lumping yang menjadi ikon desa ini,'' pungkas Rohadi, yang juga ketua RW 2 itu. (Aji)

Berita Terkini