Usung Lakon Pandawa Pitu, Ngesti Pandowo Pikat Ratusan Milenial di Wayang On The Street

Minggu, 8 September 2024 07:53
Pementasan Ngesti Pandowo Semarang saat tampil Wayang Orang On The Street

SEMARANG, HELOINDONESIA.COM - Wayang Orang (WO) Ngesti Pandowo Semarang kembali hadir menyapa sebagai rangkaian Festival Kota Lama (FKL). Pada FKL 2024, WO legendaris di Tanah Air ini mementaskan lakon ''Pandawa Pitu'' di Metro Point kawasan Kota Lama Semarang, Jumat malam lalu 6 September 2024.

Lakon ''Pandawa Pitu'' yang disutradari Budi Lee dengan koreografer Paminto itu mengisahkan tentang kesedihan yang dialami satria Pandawa Lima karena sang ayahanda, Prabu Pandu Dewanata dihukum di kawah Candradimuka. Untuk berjuang membebaskan Pandu, Kresna dan Setyaki datang membantu sehingga seolah-olah Pandawa menjadi tujuh.

Baca juga: Prof Mahfud MD Berikan Kuliah Umum Wawasan Kebangsaan dalam Pakem USM

Seperti tahun, pentas Ngesti Pandowo menuai antusiasme penonton. Ratusan pengunjung yang mayoritas kaum milenial tampak duduk lesehan menikmati adegan demi adegan.

Di deret tamu undangan tampak ibu negara keempat Sinta Nuriyah Wahid yang turut menyaksikan putrinya, Inayah Wahid tampil di lakon tersebut sebagai Sang Hayang Wenang. Selain itu ada Staf khusus Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Produktivitas, Nilai Tambah Kekayaan Intelektual, dan Daya Saing Joshua Simanjuntak, serta para tokoh lintas agama di Semarang.

Desain panggung dan tata pencahayaan yang menawan, membuat penonton terpikat oleh pentas tersebut. Di sisi panggung, tak sedikit penonton yang mengajak anak wayang berswafoto.

Baca juga: PWI Jateng Siapkan Modifikasi agar Sekolah Jurnalistik Bersama FH Unissula Lebih Berbobot

Pemain Wrekudara, Toro, menyampaikan rasa gembirannya melihat antusiasme penonton, terutama kaum anak muda menyaksikan lakon Pandawa Pitu.

''Ketika era digital seperti saat ini, kami merasa senang karena banyak kaum milenial masih meminati wayang orang,'' ujar Toro.

Penghormatan

Ketua Panitia FKL Agus Suryono menjelaskan, selain sebagai agenda FKL, pentas Pandawa Pitu juga sebagai ''Tribute to Ki Totok Pamungkas dan Ki Wiradyo'' atau penghormatan kepada para kedua seniman tersebut yang telah wafat belum lama ini.

Ki Totok Pamungkas yang selama ini dikenal sebagai Bagong dan Ki Wiradyo, merupakan tokoh yang telah mendedikasikan dirinya dan berkontribusi di jagad seni tradisi termasuk wayang orang, khususnya Ngesti Pandowo.

''Ada penghormatan bagi keduanya,'' kata Agus saat ditemui di festival Kuliner Pasar Sentiling, Jumat malam 6 September 2024.

Ditambahkan Agus, dengan banyaknya seni pertunjukan yang menghibur masyarakat Kota Semarang, FKL diharapkan memantik kunjungan wisatawan ke Kota Semarang.

Baca juga: Doa Bersama dan Pamitan Orangtua Iringi Keberangkatan Tim Taekwondo Jateng ke PON

''Harapan kami, Kota Lama sebagai destinasi wisata tidak hanya dikenal di level provinsi, nasional, tapi juga internasional. Wisatawan dari negara Asia dan Eropa diharapkan datang ke Semarang,'' katanya.

Hal yang membedakan FKL tahun lalu, kata dia, adalah adanya Festival Nyiur berupa model pakaian dengan janur, lalu Pemilihan Putra-Putri Kota Lama yang masih dalam proses penilaian. Grand final akan berlangsung pada 15 September mendatang. (Aji)


Berita Terkini