Novel Berlatar Reformasi 98, Surat Cinta untuk Pithagiras yang Lupa Ditulis

Minggu, 1 September 2024 21:41
Cover novel dan Udo Karzi bersama nabinya sastrawan Lampun gEdy Samudra Kertagama (Foto Kolase Helo) Helo Lampung

LAMPUNG, HELOINDONESIA.COM -- Novelis Lampung Udo Z Karzi merilis novel romantis bertajuk “Surat Cinta untuk Pithagiras yang Lupa Ditulis”. Novel berlatar berlatar gerakan mahasiswa 1990-an prodemokrasi 1998, gempa Liwa 1994, dan suasana perkebunan kopi.

Udo Z Karzi yang punya nama asli Zulkanain Zubairi sudah lama terobsesi ingin meramu ketiga latar belakang tersebut ke dalam satu cerita novel. Novelnya terinspirasi dari tokoh-tokoh Reformasi 98.

Sebelumnya, dia telah membuat karya novel berjudul Negarabatin (2016) dan Negarabatin, Negeri di Balik Bukit (2022).

Novel terakhir terdiri dari 24 bagian menceritakan tentang kisah cinta Kenut Ali Kelumbai terhadap gadis cantik dan cerdas Phitagiras. Betapa Kenut dikisahkan tak pernah berhenti mencintai Pithagiras.

Meskipun tersebab oleh waktu dan keadaan, Kenut harus menyembunyikan perasaan kasmarannya pada Pithagiras. Cintanya pada Phyta tak terkatakan dan terjawantahkan hingga puluhan tahun.

Hingga Kenut bersua dengan Vitalita Dania yang mirip dalam banyak hal dengan Pithagiras. Hingga kisah asmara terjalin, namun semua tak berjalan seperti yang diinginkan Kenut.

Gempa bumi meluluhlantakan bumi Liwa. Musibah ini juga menimpa keluarga Kenut dan sanak familinya ikut terlanda bencana gempa bumi.
Sialnya, Kenut sebagai aktivis dan penulis, ditangkap, ditahan aparat dan masuk bui.

Sekeluarnya Kenut dari penjara harus rela kehilangan banyak hal, teman, termasuk kekasih. Kenut meski terlambat menyadari dan memahami semua itu. Semua menjauhi kehidupannya.

Kenut telah kehilangan segalanya termasuk kekasihnya. Wayah-wayah orang yang dikasihi berseliweran mulai dari Phytagiras. Bagi Kenut sedari awal begitu dekat dengan kehidupannya. Dekat namun tak terengkuh oleh Kenut.

Ada sosok tari gadis manis yang terlalu singkat mampir lubuk hatinya, karena harus terlepas karena dijodohkan orangtuanya. Kemudian ada Tiara adiknya tersayang yang harus pergi bersama korban gempa Liwa lainnya.

Lalu muncul sosok Vitalita Dania yang sempat menjadi tumpuan kasih-sayang dan harapan Kenut di masa depan. Namun, akhirnya Vita tak bisa menerima keadaan Kenut yang penuh ketidakpastian sebagai sosok aktivis.

Vita pada akhirnya lebih memilih sosok yang lebih jelas masa depannya.

Pada giliranya hadir menyapa Kenut sosok Nafsiah yang datang dengan sekeping hati dan ketulusan. Namun, Kenut mengabaikannya hingga Nafsiah pergi karena penyakit kanker merenggut nyawanya.

Pada muaranya cinta Kenut pun berlabuh pada sosok gadis dari Teluk Pandan, Elatri Sulistyawati. Kemudian Kenut pun akhirnya mempersunting Elatri. Keduanya sepakat membangun mahligai rumah tangga dan tinggal di Negarabatin, Liwa.

Menurut Udo Z Karzi, novel ini lahir dari inspirasi banyak pihak baik berupa dari gagasan dan ceritanya.

Udo lebih lanjut, membabarkan, merasa berutang ide kepada Knut Hamsun (1859--1952), novelis Norwegia, penerima Nobel Sastra 1920. Nama Knut Hamsun secara kebetulan mirip dengan nama Mamak Kenut, seorang tokoh fiktif dalam khazanah folklor Lampung.

“Mamak Kenut ini kemudian saya gunakan sebagai nama tokoh dalam kolom-kolom saya. Dan, dalam novel ini saya modifikasi menjadi nama tokoh utama, Kenut Ali Kelumbai (aku). Sedangkan Pythagoras, filsuf Yunani y iniang terkenal dengan rumus Pythagoras-nya, dipinjam dengan modifikasi juga untuk nama seorang perempuan cantik dan cerdas: Pithagiras,” terang Udo yang pernah menyabet penghargaan Rancage dari novelnya bertajuk Negarabatin (2016).

Udo Z Karzi juga mengakui sedikit banyak meminjam kihah aktivis prodemokrasi asal Lampung Muhajir Utomo, Andi Arief, dan (alm), Bambang Ekalaya yang pernah ditangkap, diculik, dan ditahan aparat di era masing-masing.

“Sedikit-banyak saya meminjam cerita mereka untuk novel ini. Juga berdiskusi dengan novelis Rosita Sihombing dan Rilda Taneko yang kian menumbuhkan kecintaan pada Lampung dan mendorong saya untuk merampungkan novel ini,” ujar Novelis yang juga (cum) jurnalis ini. (Christian Heru Saputro) 

Udo Z Karzi Rilis Novel Berlatar Gerakan Mahasiswa 1990-an
Judul: Surat Cinta untuk Pithagiras yang Lupa Ditulis
Penulis: Udo Z Karzi
Penerbit: Pustaka LaBRAK
Cetakan: I, Juli 2024 Tebal: vi + 162 hlm, 13 x 19 cm
ISBN: 978-623-5315-13-3 KLU


 - 

Berita Terkini