TAF Ke-8, Semi Ikra: Menjalankan Kesenian untuk Merawat Kemanusiaan

Selasa, 30 Juli 2024 17:13
Saat pertunjukan Seni (Foto Rohman/Helo Indonesia Lampung)

LAMPUNG HELOINDONESIA.COM, –-Sekolah Seni Tulangbawang Barat (Tubaba), menggelar Tubaba Art Festival yang ke-8 bertajuk "Self & Space: Festivity From The Kitchen”.

Pergelaran TAF ke-8 akan diselenggarakan selama tiga hari yakni mulai tanggal 1 hingga 3 Agustus 2024 dan akan dilaksanakan di Kota Budaya Ulluan Nughik dan Las Sengok Kabupaten Tubaba.

Direktur Tubaba Art Festival, Semi Ikra Anggara, Selasa (30/07/2024), mengatakan pada seremoni pembukaan juga akan dihadiri oleh Pj Bupati Tubaba, M. Firsada, Pj Gubernur Lampung, dan Direktorat Event Daerah Kemenparekraf, Reza Fahlevi, mereka akan menyampaikan sambutan sekaligus memberikan penghargaan Karisma Event Nusantara (KEN) kepada Kabupaten Tubaba.

Selain itu, lanjut Semi, pada hari pertama, pengunjung bisa menyaksikan Pameran seni rupa “Palestine Art Care”, sebuah pameran sebagai solidaritas bagi masyarakat Palestina. Kemudian, pameran seni rupa “Kitchen”, pameran keramik Tanoh Nughik. Seniman residensi dari Cengdu (China), Sirun Chen berkolaborasi bersama kelompok ibu pengrajin tiqew dari Tiyuh Gedung Ratu menciptakan instalasi gigantik di muka venue festival.

"Tubaba Art Festival mendorong pertukaran pengetahuan antar kreator, ruang keterlibatan penonton dibuka seluas mungkin untuk menunjukan “Festivity from the kitchen” sebagai festival yang inklusif," jelasnya.

Sudah menjadi bagian dari platform Karisma Event Nusantara (KEN), Kemenparekraf RI, perhelatan Tubaba Art Festival ini akan menampilkan karya pameran seni rupa, pertunjukan tari, teater, pertunjukan musik dan berbagai workshop seperti workshop sastra, workshop menganyam tiqew, workshop kuliner, workshop keramik, bazar UMKM dan lain sebagainya.

"Pembukaan Tubaba Art Festival akan digelar di Ampi Teater Ulluan Nughik dengan menampilkan Tari Nenemo, tari kreasi anak dan remaja “Celebrating the Recipes”, Gitar Klasik Lampung Tiyuh Gunung Katun dan pidato kebudayaan oleh Dirjen Kebudayaan, Dr.Hilmar Farid. Pada venue yang berbeda (halaman Studio Keramik) Teater Anak akan mementaskan “Pulang Ke Dapur Ibu”, rangkaian acara ditutup makan malam bersama “Nyeruit Jejamo”.tungkasnya.

Selanjut Nya, hari kedua akan dipentaskan Site Spesific Dance/Performance bertajuk “Krakatoa: Boom; Homecoming; Cycle Chaos” di Las Sengok, Tiyuh Karta. Pertunjukan ini merupakan showcase seniman residen berkolaborasi dengan seniman Indonesia di antaranya: Kelompok Sanggar Pakem (Indonesia), Jhon Heryanto (Indonesia), Kitamari (Jepang), Wendi Wu (China), Tassakorn Seepuan (Thailand), Kurt D.Petterson (Amerika Serikat) Isvhara Devati (Indonesia), Edhitya Rio ( Indonesia), Lawe Samagaha (Indonesia) dan Widiasari ( Indonesia).

Dikuratori Taufik Darwis, pertunjukan ini merespon fenomena generatif Krakatau sebagai satu simbol yang merepresentasikan hubungan Lampung dengan Dunia. Tidak sekedar dipahamai sebatas lokasi, melampaui itu, karakatau adalah spirit yang terus tumbuh. Fenomena generatif krakatau adalah metafor yang tepat pada diri setiap subjek pelaku penciptaan pun sebagai metafor kerja kebudayaan: kediaman, gejolak, ledakan, kehancuran, lalu tumbuh menjadi bentuk yang baru secara terus menerus.

Seperti biasa, pada hari terakhir akan digelar workshop publik, di antaranya workshop penulisan puisi bersama Nisa Rengganis (Cirebon), workshop menganyam Tikew bersama ibu-ibu pengrajin Tikew dari Tiyuh Gedung Ratu dan workshop keramik bersama Baskoro Wicaksono (Metro), sementara Lampung Literature menggelar Brew Puisi dan mengajak setiap orang membacakan puisi hasil tulisannya sendiri. Seniman Sirun Chen juga direncanakan menampilkan satu nomor performance art bersama sejumlah seniman kolaborator.

Tubaba Art Festival akan ditutup pada tanggal 3 Agustus, malam hari, dengan sejumlah rangkaian acara: pemutaran film dokumenter “Festivity From The Kitchen”, pertunjukan musik amal untuk Palestina dengan menghadirkan sejumlah musisi, mereka adalah: kelas musik Sekolah Seni Tubaba, Panji Sakti (Bandung), Sir Dandy (Bandung), Anggun Priambodo (Jakarta) dan Zeke Khaseli (Jakarta).

Para penonton dipersilahkan menentukan harga tiket/donasi pertunjukan, seratus persen hasil tiket/donasi diserahkan bagi masyarakat Palestina melalui kedutaan besar Palestina di Jakarta. Meskipun panitia menyiapkan kotak donasi di meja resepsionis, panitia menyarankan para penonton atau calon donatur memberikan sumbangan secara langsung yang ditujukan ke rekening kedutaan besar Palestina: 123 00 00101222 a/n Embassy of The State of Palestine (Bank Mandiri).

Tubaba Art Festival merupakan gelaran tahunan warga Tubaba, hingga pelaksanaannya yang ke-8, festival ini setiap tahun rata-rata dikunjungi oleh 3000 penonton yang hadir dari berbagai wilayah di Provinsi Lampung dan Pulau Jawa. Pluralitas kesenian yang ditampilkan dan sejumlah program turunannya menjadikan festival ini menjadi pilihan tepat bagi wisata pendidikan dan keluarga.

“Kita menjalankan kesenian untuk merawat kemanusiaan, semoga hasil racikan dari dapur Tubaba bisa sampai ke dapur-dapur di Palestina,"(Rohman)

Berita Terkini