bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Pemkab Kendal Kemas Tradisi Weh-wehan di Kaliwungu Jadi Event Wisata

Minggu, 15 September 2024 21:38
    Bagikan  
Pemkab Kendal Kemas Tradisi Weh-wehan di Kaliwungu Jadi Event Wisata

Tradisi Weh-wehan di Kaliwungu Kendal. Foto: Anik

KENDAL, HELOINDONESIA.COM - Weh-wehan atau tradisi saling membagikan makanan dan berkunjung ke rumah tetangga, sanak saudara, atau kerabat untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW masih menjadi tradisi yang terus dijaga dan dilestarikan di Kaliwungu, Kendal.

Tradisi ini sebagai bentuk penghormatan kepada nabi Muhammas SAW dan sebagai rasa syukur kepada Allah SWT. Dan tahun ini Pemerintah Kabupaten Kendal menjadikan tradisi weh-wehan ini sebagai event wisata yang menarik yang dikemas dalam festival weh-wehan.

"Festival weh-wehan ini merupakan tradisi bagi masyarakat Kaliwungu. Makanya Pemkab Kendal mencoba mengangkat tradisi weh-wehan ini menjadi sebuah event wisata yang menarik.," ujar Kepala Disporapar Kabupaten Kendal, Achmad Ircham Chalid, Minggu 15 September 2024.

Baca juga: Jangan Pencet Jerawat di Segitiga Kematian di Wajah Anda

Dijelaskan dia, tradisi weh-wehan umumnya dilakukan di rumah-rumah pada tahun ini dikemas dalam sebuah acara festival weh-wehan dan rangkaian event lainnya yaitu pemilihan Duta Santri Wisata Religi 2024 di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kaliwungu.

"Meskipun di masyarakat ini tetap jalan, tapi hari ini kita berkolaborasi dengan panitia Masjid Agung Al Muttaqin Kaliwungu mengemas event ini menjadi lebih besar lagi. Kita juga melibatkan teman-trman dari kabuoaten luar Kendal bahkan ada dari luar negeri juga," bebernya.

Tingkat Nasional

Ia berharap tradisi weh-wehan ini bisa menjadi salah satu event yang bisa dikenal ditingkat nasional bahkan internasional.

"Ini tradisi yang sudah berjalan tapi kita ingin lebih tinggi lagi levelnya," imbuh Ircham.

Sekretaris panitia Pekan Maulid Nabi Masjid Al Muttaqin Kaliwungu, Muhammad Soleh mengatakan, dalam tradisi weh-wehan ada makanan khas yang disajikan warga diantaranya sumpil. Yaitu makanan makanan yang terbuat dari beras dan dibungkus menggunakan daun bambu.

"Ini menjadi makanan ikon saat weh-wehan. Bentuknya menyerupai segitiga, menggambarkan bintang yang filosofinya pada saat kelahiran nabi itu diterangi bintang," terang Soleh.(Anik)