Helo Indonesia

Bersama Wali Kota Wahdi, Metro Menuju Kota Pustaka dan Budaya

Herman Batin Mangku - Hiburan -> Seni Budaya
Senin, 10 Juni 2024 22:10
    Bagikan  
METRO
Helo Lampung

METRO - Wali Kota Waldi berhasil menyalakan semangat pendidikan dan budaya warganya (Foto Kompilasi Helo)

LAMPUNG, HELOINDONESIA.COM -- Kota Metro dan Ikhtiar Menuju Kota Pusaka
Di usianya yang ke 87 tahun geliat revitalisasi cagar budaya di Kota Metro selama tiga tahun terakhir tentunya mulai terasa.

Pada era kepemimpinan Wali Kota Wahdi , Metro menjadi kota pertama di Lampung yang memiliki Tim Ahli Cagar Budaya (TACB), menerbitkan Perda dan Perwali terkait pelestarian cagar budaya hingga membuat kurikulum sejarah lokal dan cagar budaya.

Kota Metro juga telah menetapkan 7 cagar budaya selama tiga tahun terakhir dan lewat partisipasi serta peran serta berbagai kalangan relah merevitalisasi tiga cagar budaya yakni Dokterswoning yang kini menjadi Rumah Informasi Sejarah, Museum Mini Santa Maria dan terakhir Rumah Asisten Wedana Metro.

undefined

Wahdi mengatakan bahwa hal tersebut sesuai RPJMD 2021-2026 dimana pelestarian budaya merupakan upaya kota Metro menjadikan kota ini kota yang berbudaya dengan mengaktualisasi nilai-nilai budaya dan sejarah.

“Bersama-sama kita jadikan warna budaya dan sejarah sebagai cerita yang terus abadi untuk generasi selanjutnya,”ujarnya, Senin (10/6/2024). 

Meski demikian Wahdi juga mengakui bahwa penerjemahan RPJMD ini masih memerlukan waktu untuk dapat dipahami seluruh OPD untuk sebuah kesatuan gerak.
Sementra itu Kadisdikbud Metro, Suwandi mengatakan Langkah Disdikbud membuat Kurukulum Sejarah Lokal dan Cagar Budaya adalah upaya penerjemahan visi Metro yang salah satunya adalah berbudaya.

“Berdasarkan tupoksi kami kini selain telah memiliki kurikulum sejarah lokal dan cagar budaya juga telah menerapkan kebijakan wajib kunjung kepada sekolah-sekolah di lingkungan Pemerintah Kota Metro khususnya SD dan SMP agar mengagendakan kunjungan ke cagar-cagar budaya yang ada sebagai upaya memperkenalkan peserta didik akan sejarah perkembangan Kota Metro,”jelasnya.

Lewat kebijakan ini kunjungan ke cagar budaya meningkat drastis dan harapannya kedepan akan menarik wisatawan dari luar Kota Metro.

Terpisah Kepala BPPRD Kota Metro Syachri Ramadhan mengatakan bahwa dampak dari hal tersebut terhadap peninkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Kini retribusi kunjungan cagar budaya telah mulai berjalan,selain itu pendapatan dari even-even maupun sewa aset di sekitar cagar budaya telah menunjukan trend positif,”tambahnya.

Syachri optimis bila serius dikembangkan maka wisata sejarah dan cagar budaya kedepannya akan menajdi salah satu sumber pendapatan daerah.

Sementara itu Kadiskominfo Metro Subehi mengatakan pihaknya terus mendukung pengembangan cagar budaya yang ada melalui publikasi-publikasi agar keberadaan cagar budaya semakin dikenal luas oleh masyarakat luas.

“Tentunya kami mendukung agar visi Kota Metro dan RPMD dapat diketahui dan disebarluaskan,”tambahnya.

Subehi menambahkan bahwa Diskominfo juga akan menggelar Lomba Cerdas Cermat Kelompok Informasi Masyarakat di cagar budaya Rumah Asisten Wedana pada 12 Juni mendatang.

Heri Widarto dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Metro mengatakan bahwa dengan perkembangan dan geliat dan cagar budaya yang ada saat ini maka sudah saatnya Metro memiliki road map menuju Kota Pusaka.

“Potensi cagar-cagar budaya Metro yang berada di satu kawasan dan berdekatan tentunya menjadi daya tarik tersendiri terlebih Metro tak memiliki wisata alam seperti daerah lainnya, maka kekuatan sejarah dan cagar budaya dapat menjadi opsi untuk dikembangkan seperti di kota-kota besar lain di Indonesia,”jelasnya.

Pihaknya juga mengapresiasi perkembangan Kota Metro saat ini yang memiliki perhatian terhadap cagar-cagar budaya.

“Saatnya kita punya road map Kota Pusaka dan semoga pemimpin kedepan akan terus memberi perhatian terhadap pembangunan kebudayaan,”pungkasnya. - (Oki/Helo)