Bedah Buku Iqro Semesta, Hadirkan Karya 60 Sahabat Yusron Aminulloh Penanda Perjalanan Hidup

Jumat, 26 Januari 2024 09:36
Acara launching buku dari Iqro Semesta 60 tahu Yusron Aminulloh di Garden Palace Surabaya, Kamis (25/1/2024). dodohawe/ heloindonesia.com

HELOINDONESIA.COM - Iqro Semesta Surabaya salah satu pelopor literasi Indonesia sedang punya gawe menggelar Grand Lauching tiga buku karya Yusro Aminulloh sebagai kado Ulang Tahun ke-60, Kamis (25/1/2024).

Tiga buku itu adalah Bergerak Menebar Energi: Catatan 60 Sahabat, Memenangkan Peperangan Fajar, Pensiun Bermartabat, Meminjam Kesabaran Tuhan.

Pembina Iqro Semesta ini adalah seorang wartawan senior di Surabaya yang juga memiliki segudang aktivitas selaian sebagai penulis, motivator, tokoh literasi, kini juga merambah ke bidang bisnis properti di Wonosalam Jombang.

Baca juga: Puluhan Ribu Karya Literasi Siswa Hasil Binaan MKKS SMP Diluncurkan, Ini Kata Mbak Ita

Setidaknya selain sebagai Ketua Ikatan Saudagar Muslim Jawa Timur, Yusron juga sebagai CEO DedurianPark Wonosalam, Jombang yang di dalamnya terdapat sejumlah aktivitas usaha properti seperti villa, kafe hingga pelatihan alam hingga pengabdian pelestarian alam di Wonosalam.

Buku baginya adalah nafas penunjang hidup serta menjadi dokumen abadi yang akan memberikan manfaat sepanjang masa.

Itu sebabnya untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-60 tahun memilih buku sebagai hadiah kepada para sahabat dan seluruh keluarga besar dan relasinya.

Baca juga: Gol A Gong Safari Literasi ke Purbalingga, Ajari Masyarakat Menulis Fiksi Mini

Buku 60 Tahun Yusron Aminulloh merupakan buku dari catatan 60 sabatnya yang dikemas dalam sebuah buku yang dikemas cukup mewah ini.

Apa manfaat buku? Banyaaaak. Salah satunya, untuk kado ulang tahun.

Ya, itu lah yang dialami Yusron Aminulloh. Aktivis literasi sekaligus CEO DeDurian Park Group itu merayakan ulang tahun ke-60 dengan launching buku.

Baca juga: Peduli Literasi, Wartawan Purbalingga Terima Penghargaan Perpusnas

Buku berisi 60 catatan sahabatnya itu berjudul ‘Yusron Aminulloh Bergerak Menebar Energi.’

Acara dihadiri sekitar 300 undangan dari unsur keluarga, aktivis literasi, akademisi, jurnalis, kalangan bisnis, hingga sejumlah organisasi.

Saat launching, juga dilakukan bedah buku dengan menghadirkan moderatornya, Bambang Prakoso dosen Universitas Wijaya Kusuma yang juga ketua Yayasan IQRO Sementa.

Para tokoh sebagai pembicara utama adalah D Zawawi Imron budayawan asal Madura, GolAGong penulis yang juga Duta Baca Nasional, Prof Suparto Wijoyo dari Universitas Airlangga, dan Ismail Nachu penasihat Ikatan Saudagar Muslim Jatim.

Baca juga: Tingkatkan Literasi Masyarakat, Dinas Arpus Jateng Gelar Pameran dan Bazar Buku

Buku itu dicetak horizontal dengan kertas tebal full-color, diterbitkan oleh IQRO Semesta Press, buku ini hanya dibagi-bagikan.

Selain dibagikan pada teman dan kolega, buku ini juga dijadikan deposit Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Daerah Jawa Timur, dan Perpustakaan Universitas Airlangga.

Meski isinya terfokus ke sosok Yusron Aminulloh yang punya hajat ulang tahun, buku ini bukan biografi atau otobiografi.

Materi buku berupa catatan yang dibuat oleh 60 penulis, masing-masing penulis memberikan ulasan tentang Yusron Aminulloh.

Baca juga: Kampanye Ekoliterasi untuk Bumi yang Berkelanjutan

Bahkan, ada yang dalam bentuk gambar karikatur, dalam ketebalan 203 halaman, seluruh materi itu dibagi oleh editor ke dalam tujuh frame.

Pertama, tulisan dari sahabat akademisi; guru besar dan dosen. Kedua, tulisan dari sahabat para kiai dan ustadz. Ketiga, dari sahabat jurnalis.

Keempat, dari sahabat saudagar. Kelima, dari sahabat kehidupan. Keenam, Yusron di mata keluarga. Terakhir, rekaman foto-foto berbagai aktivitas. Spirit dari buku ini ada di halaman 7.

Di situ ada foto dua orang tua Yusron, yakni ayah (alm.) Muhammad dan ibu (alm) Hj Halimah. Wasiat yang tertulis di situ adalah; “Nak, kalau kau susah, datangi yang lebih susah.

Baca juga: Perpusda Kendal Makin Ramai, Ada Festival Literasi hingga Parade Batik

Kalau kau sedang sulit ekonomi, perbanyak amal, kasih sisa uangmu pada orang yang membutuhkan. Kalau bathinmu ingin tenang, temani orang kecil, jenguk orang sakit, ikuti pemakaman.”

Sementara, tulisan para sahabat sangat beragam sesuai dengan pengalaman dan pengamatan masing-masing.

Banyak yang serius, banyak yang levelnya tak bisa dibayangkan. Tapi, ada juga yang memberikan catatan lucu. Misalnya, catatan Profesor Raditya Sukmana.

Baca juga: Pemprov Lampung Gelar Sosialisasi Literasi Keamanan Data dilingkungan Pemerintah Provinsi Lampung

Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Airlangga ini justru bercerita tentang susahnya melacak orang yang mewakafkan tanahnya di Jombang.

Orangnya tidak bisa dihubungi via telepon dan cara-cara lainnya. Satu-satunya petunjuk cuma surat tanah yang menunjukkan kecamatan lokasinya.

Saat Prof Raditya mengontak Yusron, didapat jawaban, “Siap. Jangan khawatir, rekanan lokal pasti kita temukan.”

Maka, dia berangkat dari Surabaya ke Jombang. Entah bagaimana caranya, Yusron dengan jejaringnya bisa menemukan mitra lokal yang mewakafkan tanah. **

Berita Terkini