bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Di Belakang Prestasi Putri Down Syndrome, Ada Ibu Luar Biasa

Nabila Putri - Ragam
Senin, 5 Juni 2023 11:39
    Bagikan  
Izzwatul Amanah bersama ibunya

Izzwatul Amanah bersama ibunya - (Foto Ist/Helo Indonesia Lampung)

LAMPUNG, HELOINDONESIA.COM - Yuliana awalnya shock begitu putri keempatnya divonis mengalami down syndrome. Naluri seorang ibu, dia berjuang bangkit agar anak keempatnya dapat mandiri dan meraih prestasi. Walau, dirinya harus berjalan sendirian karena sang suami memutuskan berpisah saat sang anak berusia 10 bulan.

Akhir pekan lalu, Helo Indonesia Lampung menyambanginya untuk mendengarkan perjalanannya membimbing sang putri walau saat berbagi pengalaman tersebut kerap matanya terlihat basah. Dalam keterbatasan, dengan hati seorang ibu, sang putri akhirnya membanggakan orangtua dengan prestasinya.

Izzwatul Amanah (Izzah), putri keempat dari bersaudara yang lahir pada 6 Februari 2007 awalnya seperti bayi normal. Setelah usia tujuh bulan, ibunya baru menyadari kalau putri kesayangannya mengalami gejala down syndrome: tidak bisa merespon, merangkak, dan berjalan.

Pada umur 3,5 tahun, Izzah baru bisa berjalan walau gerakannya seperti robot. Pantang menyerah, Yuliana membawa berobat putrinya kesana-kemari. Semua saran orang diikutinya. Sang putri terapi seminggu dua kali sampai akhirnya bisa jalan dan bicara.

Baca juga: Hadiri ASEAN-Jepang Business Week, Menperin Paparkan 3 Isu Penting Berikut Ini

Ketika usianya sudah cukup untuk sekolah, Izza dimasukkan ke sekolah umum. Ternyata, sang putri tidak bisa mengikuti pelajaran. Kepala sekolah menyarankan agar dimasukkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) PKK Bandarlampung.

Waktu mendaftar belum cukup umur, nunggu tahun berikutnya, sambil nunggu, Izza diikutkan les privat. Ternyata, di tempat les, dia mengganggu kawannya dan terpaksa diberhentikan.

Selagi menunggu pembukaan SLB, ibunya yang langsung mengajarinya mengenal huruf, membaca, dan mengaji. Ujian datang lagi, saatnya masuk SLB, kuota penerimaan siswa sudah habis, satu kelas 6 atau 8 orang saja, karena mengajar siswanya harus satu per satu.

Yuliana tak kenal menyerah dan terus berusaha keras agar putri kesayangannya bisa sekolah. Usahanya berhasil, Izza dapat masuk SLB. Sang bunda terus memantau perkembangan sang putri selama berinteraksi di kelas.

Baca juga: Usulan Perdamaian Ditolak Ukraina, Netizen Sebut Prabowo Permalukan Jokowi

Izzah yang awalnya sulit berjalan tumbuh malah tak bisa diam. Dia bergerak terus bahkan cenderung agresif. Nalurinya ingin terus bergerak bebas. Setiap mendengar musik, secara naluri, dia menari dengan sendirinya.

Sang putri paling suka menari jaipong secara otodidak, tanpa guru. Izza mungkin suka menari jaipong sesuai pertumbuhan karakternya yang dinamis dan ekspresif. Sampai akhirnya, sang putri mampu menguasai tari jaipong lebih baik dari anak normal.

Izzah mampu menari jaipong dengan luwes dan dinamis bak penari profesional. Keterbatasan gerak fisiknya telah dikalahkan dengan kebebasan gerakan tariannya. Bak mukjizat, Izza bisa bergerak seperti anak normal. Pendengaran, penglihatan dan bicara juga baik.

Baca juga: 7 Tips Cara Meningkatkan Masa Pakai Baterai AirPods atau AirPods Pro Anda

Setelah menyadari bila putrinya sangat berbakat menari, Yuliana memasukkannya ke Sanggar Uul Ramli asuhan Uul Ramli, Linda, Nur Bayinatul Azizah. Para pelatih yang banyak melatih tari nusantara, menjadi guru yang tepat buat perkembangan bakat Izza.

Izza yang suka menari, jalan-jalan, dan membaca lalu diuji kemampuannya pada berbagai perlombaan tari dan kerap meraih penghargaan: piala besar, uang pembinaan, dan piagam.

Dari sekian banyak tarian yang paling disukainya, tari Lampung, Palembang, Manuk Dadali.

Prestasi Izza antara lain:
1. Juara 1 Lomba Olahraga Bocce Lampung dan berhasil masuk delapan besae Lomba Tingkat Nasional Antarprovinsi di Jogjakarta.
2. Juara 3 Tari kerasi Nasional Antarpovinsi.
3. Juara 3 Lomba Model Baju Daur Ulang Antarsekolah.
4. Juara 2 Indonesia's Got Talent Tari Jaipong.
5. Juara 1 Foto Model di Swiss Bel Hotel Bandarlampung.

Izza juga memiliki kemampuan menciptakan tarian kreasi. Dibimbing Linda, dosen tari dari Unila, sang putri mempunyari tarian kreasinya sendiri. Untuk tarian jaipong, Izza kerap diminta tampil di acara-acara.

Cacian, bullyan, cibiran, dikatakan "Ratu Mangap" ( Izza kerap mangap dan ngeces terus, bahkan kawannya sediri ada yang mengatakan: "Sekarang kamu punya piaraan tidak bisa kemana-mana", akhirnya terjawab lewat sederet prestasi sang putri.

"Saya sampai ke titik sekarang ini melewati rintangan yang sangat membikin hati saya merasa sedih sendiri, nganggur sambil menunggu warung." pungkasnya mengakhiri kisah seorang ibu yang dititipkan putri cantik yang mengalami down syndrome.
(Bambang SBY)