Akhirnya DPR Menyetujui Perppu Ciptaker Jadi Undang-undang, Demokrat dan PKS Menolak

Selasa, 21 Maret 2023 15:47
Ruangan rapat paripurna DPR.

JAKARTA, HELOINDONESIA.COM ? Akhirnya, rapat paripurna DPR menyetujui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja (Perppu Ciptaker) menjadi Undang-Undang. 

Persetujuan tersebut dilakukan dalam rapat paripurna DPR yang dipimpin Ketua DPR Puan Maharani, Selasa 21 Maret 2023. Namun, Fraksi Demokrat dan PKS menolak Perppu Ciptaker jadi UU.

"Kami akan menanyakan kepada setiap fraksi apakah rancangan undang-undang tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu) No. 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi undang-undang dapat disetujui menjadi undang-undang?" tanya Puan dalam Rapat Paripurna Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2022-2023, di DPR, Jakarta, Selasa itu.

Sebelum diambil persetujuan tersebut, dalam laporannya,  Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) M. Nurdin mengatakan, dalam melakukan pembahasan Perppu Ciptaker tersebut, Baleg DPR telah melakukan rapat-rapat kerja dengan berbagai pihak, serta rapat dengar pendapat umum dengan para pakar dan juga rapat Panja pada 15 Februari 2023 lalu.

Selanjutnya, ungkap Nurdin, dalam Rapat Kerja pengambilan keputusan dalam Pembicaraan Tingkat I atas hasi pembahasan Perppu Ciptaker dengan agenda mendengarkan pandangan mini fraksi-fraksi terhadap hasil pembahasan RUU.

Menurut dia, terdapat 7 fraksi yang menerima hasil kerja Panja dan menyetujui untuk dilanjutkan pada Tahap Pembicaraan Tingkat II, yakni Fraksi PDI-Perjuangan, Golkar, Gerindra, Nasdem, PKB, PAN, dan PPP.

Demokrat dan PKS Menolak

Sedangkan 2 fraksi yakni Fraksi Demokrat dan PKS, belum menerima hasil kerja Panja. Demokrat dan PKS menolak Perppu Ciptaker dilanjutkan dalam Tahap Pembicaraan Tingkat II. 

"Namun demikian, sesuai dengan mekanisme pengambilan keputusan sebagaimana diatur dalam ketentuan Peraturan DPR RI No. 1 Tahun 2020 tentang Tata Tertib, Rapat Kerja Badan Legislasi bersama Pemerintah dan DPD RI memutuskan menyetujui hasil Pembicaraan Tingkat I terhadap RUU tentang Penetapan Perppu No. 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja untuk melanjutkan pada Tahap Pembicaraan Tingkat II dalam Rapat Paripurna DPR RI untuk ditetapkan dan disetujui menjadi undang-undang," paparnya.

Sementara itu, Anggota Fraksi Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan, fraksinya belum menerima hasil kerja Panja dan menolak RUU tersebut disahkan dengan beberapa alasan. 

Di antaranya, pertama, undang-undang tersebut dianggap tidak memuat substansi hukum dan kebijakan yang mengandung kegentingan memaksa untuk dikeluarkan secara terburu-buru, kedua; UU Cipta Kerja ini dinilai berpotensi memberangus hak-hak buruh di tanah air.

Yang ketiga, kami mempertanyakan prinsip keadilan sosial dari undang-undang Cipta kerja ini apakah sesuai konsep ekonomi Pancasila ataukah justru sangat bercorak kapitalistik dan Neo liberalistik. 

?Keempat, proses pembahasan hal-hal krusial dalam Cipta kerja ini kurang transparan dan akuntabel akhirnya sikap kritis Partai Demokrat terbukti karena Mahkamah Konstitusi memutuskan hasil uji materiil atas undang-undang cinta kerja ini sebagai inkonstitusional bersyarat," tandas Hinca Panjaitan. (*)

(A Winoto)

Berita Terkini