Risma Unggul di Perkotaan, Khofifah Kuat di Pelosok Pedesaan, Analisis Pakar Politik UPN Venteran Jatim Singgih Manggalou

Jumat, 23 Agustus 2024 19:27
Kandidat Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Mensos Tri Rismaharini istimewa/ humas pemrov

HELOINDONESIA.COM - Pilkada Jawa Timur 2024 dipastikan berjalan seru, jika Khofifah Indar Parawansa vs Tri Rismaharini bakal menjadi rival dalam kontestasi pemilihan gubernur Jawa Timur ini.

Pengamat politik FISIP UPN Singgih Manggalou, S.IP, M.IP menjelaskan kedua perempuan ini, sama sama dari Jawa Timur, sama sama dari Surabaya.

Dua tokoh ini juga sama sama pernah menjabat menteri sosial, jika Risma berasal dari Birokrat, sementara Khofifah berasal dari Ormas.

Baca juga: Kekuatan Mutlak Khofifah-Emil Didukung Delapan Parpol, PKB Tak ingin Pilkada Jatim Melawan Kotak Kosong

Sampai saat ini, terutama kinerja Risma Triharini di kementrian Sosial tidak terlalu terlihat jelas, "Karena dipangkas oleh Badan Pangan Nasional. Terutama dalam penyaluran bansos," kata pria kelahiran Lamongan itu membeberkan.

Tetapi, secara spesifik kinerja Bu Risma mau tidak mau, suka tidak suka selama sepuluh tahun terbukti sukses membangun taman dan lingkungan di Surabaya.

"Memang pada era sepuluh tahun lalu itu, Walikota yang berhasil membangun taman di Surabaya itu, ya Bu Risma. Ini keunggulan pertama," tegasnya.

Disitulah kinerja Risma dikenal di seluruh Jawa Timur. Untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya, kinerja Bu Risma masih mampu mengatasi.

Baca juga: Ketua DPW Jatim Gus Halim Laporkan Mantan Sekjen PKB Lukman Edy ke Polda Jatim, Tuduhan Pencemaran Nama Baik

"Ini menjadi modal sosial yang berharga. Keunggulan kedua adalah sikap tegas Bu Risma sendiri," tambahnya.

Point ketiga, Bus Risma terafiliasi dengan PDI-P, "Ini pula yang menambah modal bagi Bu Risma. PDI-P pada pemilu lalu mendapatkan suara hampir 20 persen di Jawa Timur.

Ini modal sosial yang mudah, karena pemilih PDI-P itu sangat mudah asosiasinya dengan Bu Risma," kata Singgih lagi.

Baca juga: ISMI Jatim Membangun Sinergi Investasi dengan Pemkab Trenggalek Menyambut Bandara Dhoho dan Tol Kediri - Tulungagung

Bu Risma tak perlu kampanye lagi, karena ceruk pemilih nya sama, "Yang mencalonkan PDI-P, yang dicalonkan Bu Risma otomatis pemilih PDI-P itu langsung bisa include," tegasnya.

Tinggal PR-nya Bu Risma itu belum begitu dikenal di pedesaan wilayah Jawa Timur. "Di masa kampanye yang sangat pendek dan singkat ini, apakah mungkin nama Bu Risma ini dikenal di desa desa dan pelosok Jatim. Ini problem yang krusial," tambah Singgih.

Seperti disampaikan Singgih sebelumnya bahwa keunggulan Khofifah adalah sangat dikenal di pelosok pelosok karena Muslimat nya.

Baca juga: ISMI Jatim Membangun Sinergi Investasi dengan Pemkab Trenggalek Menyambut Bandara Dhoho dan Tol Kediri - Tulungagung

Menurut Singgih, jika kontestasi ini terjadi di kota, maka Bu Risma masih mumpuni. Dari perspektif masyarakat kota masih berimbang, persoalannya adalah pemilih di pedesaan.

Dilihat dari Pilgub Jatim, saat ini tinggal dua partai yang belum menyatakan sikap dukungan di koalisi Khofifah, yaitu PKB dan PDI-P.

Tiga bulan lalu memang ada isu untuk menggandengkan Bu Risma dengan Kiai Marzuki. "Sosok Kiai Marzuki, mungkin bisa menambah kekurangan Bu Risma," kata Singgih. **

Berita Terkini