Duet Maut Pilbup Pesawaran, Aktivis 98 Muzzamil Endorse Nanda-Lenida

Selasa, 23 Juli 2024 10:20
Duet Maut Helo Lampung

LAMPUNG, HELOINDONESIA.COM -- Aktivis 1998 Lampung, Muzzamil, tetiba merilis endorsement politik kandidat Pilkada 2024 Kabupaten Pesawaran.

Muzzamil menyebut nama Lenida Putri, politisi legislator Partai Gerindra setempat, Sekretaris DPC Partai Gerindra cum anggota DPRD Pesawaran saat ini kembali terpilih periode mendatang, yang dia usulkan sebagai bakal calon wakil bupati (bacawabup) untuk mendampingi bakal calon bupati (bacabup) setempat dari PDI Perjuangan, Nanda Indira.

"Izinkan saya Muzzamil, salah satu eksponen gerakan reformasi 98 di Lampung, dengan segala kerendahan hati, usulkan kepada PDI Perjuangan, parpol pemenang Pileg 2024 tingkat nasional dan pengusung bacabup Pesawaran Nanda Indira, dan Partai Gerindra, parpol pemenang Pileg 2024 tingkat Provinsi Lampung dan Kabupaten Pesawaran untuk menduetkan Nanda Indira dan Lenida Putri sebagai pasangan calon di Pilbup 2024 nanti," ujar Muzzamil melalui keterangan tertulisnya di Bandarlampung, Selasa (23/7/2024).

Muzzamil mengintensi, usulannya tulus bukan karena fulus, murni dari hati bukan lantaran pesan sponsor atau tendensi tertentu. Dia niatkan, dia disampaikan terbuka disertai disclaimer tanpa dikomunikasikan terlebih dahulu dengan seluruh nama pihak yang dia sebut, berbasis dua poin rasionalisasi politik pribadi.

Pertama, pertimbangan humanis. "Suami Nanda, Bro Dendi Ramadhona saya kenal jauh dari zaman masih kuliah di Bandung, kenal dekat zaman sampai dia bupati dua periode. Pascareformasi 1998, Pemilu 1999, lantaran aktivitas politik, selaku kader, pernah Ketua PRD Lampung Selatan, saya kenal Bang Zulkifli Anwar ayah Dendi mertua Nanda, terkait banyaknya advokasi kasus rakyat tertindas korban sengketa agraria warisan rezim Orde Baru dan penindasan politik atas petani, rakyat pedesaan, buruh, lainnya yang pascareformasi semua terkuak dan Bang Zul termasuk bagian 'cuci piring'nya," ungkap dia.

Kemudian, "Lenida Putri, ini teman saya dari zaman sekolah, beda jurusan, di SMA Negeri 1 Pringsewu dulu sampai kami sekelas Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unila angkatan 1997. Leni sempat kerja swasta, menikah, tahu-tahu kabar jadi anggota DPRD. Komunikasi selaku sejawat di grup IKA Pemerintahan FISIP Unila. Saya hanya monitor jauh saja, saya merilis ini pun tak ada komunikasi sebelumnya ke dia," imbuh Muzzamil.

"Hanya monitor jauh, tidak merasakan, kalau ditanya kinerja legislator dia. Sederhana, jika tak baik kinerjanya mana mungkin terpilih lagi periode 2024-2029 ini. Yang saya tahu, Leni tak pernah absen dampingi, maupun mewakili kalau Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani berhalangan hadir reses dapil," tandasnya.

Muzzamil, sohib korban tewas Tragedi UBL Berdarah 28 September 1999 M Yusuf Rizal (Ijal) ini bilang, dirinya beranikan diri merilis endorsement-nya ini usai simak pernyataan pers Nanda; bacawabupnya dari Gerindra.

"Nanda, atau lengkap gelar Hj. Suntan Putri Nata Makhga Nanda Indira Dendi, S.E., M.M., bilang begitu, doorstop sela konsolidasi PDI Perjuangan se-Lampung kemarin (22 Juli 2024). Baca beritanya, sekelebat kontan ingat pemikiran saya tempo hari musim kampanye Pemilu lalu, saya nyeletuk sendiri dalam hati, Nanda-Lenida. Demi Allah, gak selamat dunia akhirat jika bohong atau ngarang-ngarang," Muzzamil coba meyakinkan.

Selanjutnya, sambung dia, rasionalisasi kedua terkait pertimbangan matematis. "Matematika politik saya mengatakan, secara nasional PDI Perjuangan telah mulai move on dari residu politik pasca-Pilpres."

Partai Gerindra, lanjut dia, selain ideologi politik partainya semirip PDI Perjuangan, sesama menasbihkan spirit antipenindasan, anti kapitalisme, anti neokolonialisme anti neoliberalisme, nasionalis sekuler tulen.

Kedekatan personal dua tokoh pendiri cum ketua umum, Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto, menyejarah diluar selain pernah diduetkan capres-cawapres 2009 Mega-Prabowo. "Bu Mega itu sependek pengetahuan saya, lembayung senja Jenderal Prabowo kala pelarian," Muzzamil ilustrasikan.

"Kemudian, lantaran kemahalan nilai sejarah itu, yang sejatinya tak ternilai dengan mata uang mana pun di belahan bumi ini, lagi-lagi pemahaman awam saya mengatakan, secara imperatif, perseteruan politik di Pemilu lalu utamanya Pilpres, bisa berkebalikan hingga 360 derajat kala bicara Pilkada. Terbukti PDI Perjuangan mulai melunak, dan kepentingan rakyat daerah itu prioritas paling utama jika bicara Pilkada. Koalisi PDI Perjuangan dan Gerindra terjadi jua toh, di sejumlah daerah. Pun Pesawaran."

Dari itu lanjut dia, "Derivasinya, saya melihat kinerja memuaskan dua periode Dendi Ramadhona jadi bupati, saat ini hendak diwariskan pada sang istri selaku aktor politik penerus pengabdiannya, pilihan pas ya sudah tepat bidik koalisi dengan Gerindra, parpol pemenang Pileg setempat, dan juga tingkat provinsi. Di era dimana pemajuan bangsa kini butuh persatuan nasional, kegotongroyongan, sinergi kolaborasi yang bukan slogan atau tren sesaat semata, strong leadership mesti ditimbang seksama. Duet Nanda-Lenida ini, kenapa saya usulkan, lahir dan mengerucut dari latar pemikiran itu. Boleh kan," beber dia.

Muzzamil meyakini, duet Nanda-Lenida duet maut. Bakal demikian. "Kepada Allah saya mohon ampun, sama sekali tidak ada maksud mendahului kehendak-Nya, Sang Maha Kuasa penguasa alam semesta dan seisinya, tetapi duet ini Insyaallah duet barokah. Rakyat Pesawaran, eks basis pengorganisiran saya masa perjuangan politik PRD dulu, bisa punya dan bisa jadi role model bakal kepemimpinan politik daerah duo perempuan penyala. Belum ada kan, di-spesifikkan saja, cabup-cawabup perempuan di Lampung?" beber dia pula.

Muzzamil berharap usulannya ini dapat di-3T: "ditilik, ditimbang, ditimang" oleh duo ketua umum: Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto, duo ketua provinsi: Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung Sudin dan Ketua DPD Partai Gerindra Lampung Rahmat Mirzani Djausal, serta duo ketua kabupaten: Ketua DPC PDI Perjuangan Pesawaran Endro S. Yahman dan Ketua DPC Partai Gerindra Pesawaran Ahmad Rico Julian.

"Adinda Rico, saran saya, perkuat cabang kekuasaan legislatifnya. Kalau tidak salah, Rico bakal tercatat sebagai calon terlantik Ketua DPRD Kabupaten/Kota termuda di Lampung nanti, Agustus ini ya. Jadi demikian, strong leadership dengan sentuhan keibuan bisa disejarahkan duet Nanda-Lenida, strong leadership majupesatkan Bumi Andan Jejama dengan sentuhan nilai kegotongroyongan bisa disejarahkan trio Nanda-Lenida di eksekutif plus Rico Julian di legislatifnya," beber ketiga.

"Dan sekali lagi sebagai disclaimer, usulan ini murni aspirasi pribadi, mohon dengan amat sangat untuk tidak direspons secara salah, kendati saya mahfum ini bukan saya punya ranah, siapa saya, mohon maaf jika ada yang tidak berkenan, tetapi yakinlah, ini bisa jadi insight baru pengayaan sejarah kepemiluan, sejarah Pilkada di Lampung. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi. Tabik," Muzzamil mengunci keterangannya. (Rls)

 - 

Berita Terkini