Akan Ada 29 Rangkaian KRL Bakal Pensiun dan Tak Boleh Impor, DPR Minta Jalan Tengah

Kamis, 2 Maret 2023 20:13
Rangkaian KRL saat di Stasiun Tanah Abang, dan kesibukan penumpang. (Foto: winoto)

JAKARTA, HELOINDONESIA.COM ? Kondisi gawat mengancam KRL Jabodetabek, yang kini juga beroperasi sampai Rangkasbitung dan Cikarang. Pasalnya, ada 29 rangkaian KRL akan pensiun, yakni 10 rangkaian akan pensiun pada 2023, dan 19 rangkaian pensiun pada 2024, dan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) terancam tidak dapat mengganti. 

Hal ini karena Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang menolak usulan PT KCI untuk mengimpor rangkaian kereta KRL bekas dari Jepang, serta meminta perseroan membeli produk dalam negeri dari PT Industri Kereta Api.

Kondisi ini langsung mendapat respon dari Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama. Ia menyesalkan permasalahan tersebut dan meminta agar antara PT KCI dan Kemeperin tidak saling  lempar tanggung jawab.

Suryadi mengatakan, akibat dari penolakan Kemenperin ini, pengadaan rangkaian KRL menjadi terkendala. ?Diperkirakan sejumlah stasiun KRL Jabodetabek seperti Stasiun Manggarai makin terbebani bila rangkaian kereta berkurang,? ujarnya dalam keterangan tertulisnya tertanggal Rabu (1/3/2023).

Menurut Suryadi yang merupakan anggota Fraksi PKS itu, hal tersebut disebabkan masa tunggu antar kereta yang berpotensi menjadi semakin lama, sehingga efeknya stasiun dan kereta akan menjadi semakin padat dan semrawut yang dampaknya dapat mengakibatkan penumpukan lebih dari 200 ribu penumpang per hari. 

?Ujung-ujungnya, masyarakat yang mengalami kerugian dari kurang sigapnya Pemerintah dalam menanggulangi permasalahan ini," tegas Suryadi.

Bukan hanya itu, lanjutnya, hambatan pengadaan tersebut dinilainya berpotensi menggerus kapasitas angkut KRL Jabodetabek yang saat ini mencapai 1,2 juta penumpang per hari. 

Ada pun  untuk melayani 1.081 perjalanan per hari, termasuk rute pengumpan, KCI membutuhkan minimal 96 rangkaian kereta. Jika jumlah rangkaian berkurang, pasti mempengaruhi layanan. 

?Sekarang saja penumpang sudah berdesakan. Kementerian Perhubungan sendiri telah meningkatkan target jumlah penumpang KRL Jabodetabek menjadi 2 juta orang per hari," tambahnya.

Dia menegaskan, terkait hal tersebut, selain dibutuhkan penambahan jumlah armada KRL dibutuhkan juga peremajaan sejumlah rangkaian KRL. 

KRL INKA Rp4 Triliun, Jepang Rp150 Miliar

"Selain mengimpor rangkaian KRL eks Jepang sebanyak 29 unit pada tahun 2023-2024, KCI telah berkomitmen membeli 16 rangkaian KRL baru buatan INKA senilai Rp4 triliun. Kontrak pengadaan kereta buatan domestik itu baru akan diteken pada bulan Maret 2023 tapi selesai produksinya nanti pada tahun 2025-2026," tandasnya.

Hanya saja, upaya KCI  melakukan peremajaan menemui kendala yaitu berupa dana, waktu dan masalah perizinan. Dari sisi pendanaan, pengadaan 16 KRL baru dari INKA mencapai Rp4 triliun. Sementara, untuk impor 10 KRL eks Jepang hanya membutuhkan biaya Rp150 miliar. 

"Selain itu waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan KRL baru dari INKA mencapai 34 bulan, sementara untuk impor dari Jepang hanya membutuhkan waktu 12 bulan. Tambahan lagi, KRL baru buatan INKA harganya 20 kali lebih mahal dari KRL eks Jepang, meskipun nantinya dapat digunakan 3 atau 4 kali lebih lama daripada KRL eks Jepang yang hanya dapat digunakan selama 10 hingga 15 tahun saja," kata dia.

Untuk solusinya, anggota Komisi V DPR itu menyatakan perlu adanya jalan tengah. Misalnya, KRL bekas dapat diimpor sementara tetapi dengan harus diiringi dengan peningkatan TKDN melalui proses rekondisi secara lokal agar dapat memenuhi persyaratan BMTB di atas. 

"Pemerintah juga dapat menetapkan sistem kuota KRL bekas, misalnya hanya 25 persen dari kebutuhan dan hanya untuk jangka pendek. Kuota tersebut dapat secara bertahap semakin diturunkan dari tahun ke tahun, sementara kapasitas produksi INKA semakin ditingkatkan," tandas Suryadi. (win)

Berita Terkini