HELOINDONESIA.COM - PPP mengklaim hanya ada satu nama mengerucut yaitu untuk menjadi cawapres Ganjar Pranowo dalam pembahasan calon wakil presiden atau cawapres di pertemuan para ketua umum partai politik pengusung Ganjar.
Nama Sandiaga Uno mencuat lantaran hanya PPP yang mengajukan nama cawapres, sesuai hasil Rapimnas PPP 17-18 Juni lalu.
Pengamat Politik Citra Institute, Efriza, menilai munculnya hanya nama Sandiaga Uno Sebagai kandidat satu-satunya pendamping Ganjar hanya klaim sepihak untuk mencari sensasi politik.
"Pernyataan itu haya klaim semata, mencari sensasi politik. Biar tetap punya posisi tawar dan diperhitungkan, dalam upaya mencari pasangan cawapres Ganjar,” ujar ujar Efriza dalam keterangannya, Senin Malam.
Baca juga: Peluang Sandiaga Uno Jadi Cawapres Makin Besar Usai Deklarasi Anies-Imin
Meski demikian dia menilai peluang Sandiaga untuk duet dengan Ganjar Pranowo masih terbuka meskipun itu sangat kecil. "Peluangnya ada, tapi bisa dibilang hampir mustahil,” ungkapnya.
Dia juga mengungkapkan sejumlah alasan PDIP enggan memilih Sandi. Diantaranya adalah Menparekraf itu sudah punya rekam jejak sudah pernah kalah di Pilpres 2019 lalu. Sandi dianggap tak punya kekuatan di daerah yang mengakar di satu wilayah.
Selain itu imbuh dia, belum tentu Sandi mendapat dukungan dari basis tradisional PPP. Keengganan PDIP lainnya memilih Sandiaga Uno adalah karena bukan figur yang nasionalis-religius.
"Sandiaga juga tidak punya karakter kuat dalam unsur Islam, misal beda dengan Maruf Amin, ataupun Hasyim Muzad," ttandasnya.
