HELOINDONESIA.COM - Guntur Romli mengungkap alasannya keluar dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Penyebabnya ditenggarai, PSI mulai membuka diri dengan menerima kunjungan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto ke Kantor DPP PSI beberapa waktu lalu.
Bagi Guntur, Prabowo itu punya catatan buruk di masa lalu dan masa kini. Dia menyinggung masalah pelanggaran HAM yang selalu dikait-kaitkan dengan sosok Prabowo.
"Sepanjang PSI berdiri perjuangannya kan melawan Prabowo. 2014 berdiri, 2016 muncul dinamika politik SARA, ya dari rekam jejak Prabowo enggak bisa dijadikan presiden, ada pelanhgaraan HAM, penculikan aktivis, pemecatan TNI, sampai sekarang keluarga aktivis masih mencari anak-anak dan keluarganya," kata Guntur Romli dikutip Jumat (11/8/2023).
Menurutnya, ini bukan merupakan kampanye hitam untuk menjelekkan Prabowo. Tapi itu adalah fajta sejarah yang rakyat Indonesia tidak boleh lupa.
"Ini fakta sejarah dan tidak bisa dihapus. Kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan juga tidak memuaskan. Akan jadi beban di pemerintah Jokowi. Misalnya, soal food estate di bawah Kemenhan, di bawah Kementerian PUPR dan Kementan kok berhasil, terus ada lagi pembelian pesawat bekas dari Qatar," imbuhnya.
Karena itu Guntur mengaku heran dengan sikap PSI yang kini justru menyambut baik kehadiran Prabowo. Padahal, semangat berdirinya PSI adalah melawan Prabowo karena banyak rekam jejak yang tidak sesuai dengan visi misi pendirian partai.
"Saya masuk PSI karena DNA PSI itu antikorupsi, anti intoleransi tapi kehadiran Prabowo ke Kantor DPP PSI itu keterlaluan! Harusnya PSI itu terpikir saja sudah problematis," terang dia.