bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Lagi Panen Raya, Pemerintah akan Impor Beras, DPR: Harga Gabah Mahal Jangan Dijadikan Alasan

Helo Jabar - Nasional -> Politik
Jumat, 17 Maret 2023 21:49
    Bagikan  
Lagi Panen Raya, Pemerintah akan Impor Beras, DPR: Harga Gabah Mahal Jangan Dijadikan Alasan

Presiden Jokowi, Menhan Prabowo Subianto dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat panen raya di Kebumen, Jateng. (Foto: facebook)

JAKARTA, HELOINDONESIA.COM ? Para petani sedang panen raya padi, bahkan disaksikan Presiden Jokowi, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Mentan Syahrul Yasin Limpo, seperti di Kebumen dan Ngawi beberapa hari lalu.

Namun pemerintah malah akan melakukan impor beras di bulan Ramadhan untuk mengatasi kekurangan. 

Hal ini membuat anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin  berang. Ia pun mengkritisi agar dalam mengambil keputusan terhadap beras ini jangan ambil secara sepihak.

"Panen raya tahun ini baru berlangsung. Dan saat ini panen raya masih berlangsung terus. Kita dudukan semua mitra komisi IV dan Komisi VI yang berhubungan dengan persoalan beras ini, seperti Bulog, Bapanas Kementan, ID Food, PT Pupuk Indonesia, dan Kementerian Perdagangan," tegas Akmal, Jumat (17/3/2023).

Akmal menyampaikan, dengan situasi harga gabah yang tinggi mencapai 6 ribu rupiah, mestinya pemerintah dapat mengevaluasi agar SE nomor 47/TS.03.03/K/02/2023 tentang Harga Batas atas Pembelian Gabah atau Beras di evaluasi.

Gabah Kering Panen Tingkat Petani Rp 4.550,- dan Gabah Kering Giling Tingkat Penggilingan Rp. 5.700,- jika dibandingkan situasi lapangan sangat tidak menguntungkan bagi petani. Anggota DPR ini minta, jangan beralasan harga gabah mahal lantas impor beras.

"Jangan dijadikan harga beras mahal akibat gabah mahal ini sebagai alasan untuk impor beras. Regulasi yang tidak menguntungkan petani inilah yang menjadi penyebab pemerintah tidak mampu menyerap beras petani dengan optimal sehingga cadangan beras yang semestinya dapat lebih dari 1,2 juta ton tapi pada kenyataannya hanya sekitar 300 ribu ton," tegas Akmal.

Akmal mengingatkan, tahun lalu terjadi kisruh beras berawal dari ketidakmampuan Bulog menyerap beras petani pada saat panen raya.

Menurut dia, kita semua sudah belajar pada persoalan. Ia minta jangan mengulang kesalahan dua kali atau bahkan berfikiran untuk importasi beras padahal baru saja kita panen raya.

"Buktikan ada wujud kehadiran pemerintah untuk menjaga harga beras tetap stabil di tingkat petani dan konsumen. Dengan adanya panen raya, semestinya tersedia gabah di lapangan.?

? Jangan sampai terjadinya tingginya harga beras di masa panen raya. Apalagi terjadi importasi beras mesti dihindarkan agar optimal upaya pemenuhan beras dalam negeri," tandas Andi Akmal Pasluddin. (*)

(A Winoto)