bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Terkena Kutukan Petahana, Anies Baswedan Diprediksi Bakal Kalah di Pilkada Jakarta

Aris Mohpian Pumuka - Nasional -> Politik
Minggu, 4 Agustus 2024 22:23
    Bagikan  
Kutukan Petaha
Aris Mohpian Pumuka

Kutukan Petaha - Ridwan Kamil bakal head to head dengan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.

JAKARTA, HELOINDONESIA.COM - Mundurnya dua partai politik, Partai Nasdem dan PKB, memberi tiket kepada Anies Baswedan di Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) DKI Jakarta, bagi PKS bagai sambaran geledek di siang bolong. Lantaran kubu mereka telah mendeklarasikan pasangan Anies – Sohibul Iman sebagai Cagub (Calon Gubernur) dan Cawagub (Calon Wakil Gubernur).

"Jika PKB dan Nasdem goyah, masa depan Anies di Pilgub DKI sangat ditentukan oleh koalisi PKS dan PDIP," kata pengamat politik Zaki Mubarak kepada wartawan, pada Sabtu (3/8/2024) di Jakarta.

Menurut dosen UIN Syarif Hidayatullah ini, PDI-P disebut-sebut telah menyodorkan beberapa nama sebagai sebagai tandem Anies, antara lain eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa hingga Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi.

Zaki menilai, bagaimanapun sosok Anies menjanjikan lantaran dari berbagai survei elektablitasnya lebih tinggi ketimbang lawan-lawannya, termasuk Ridwan Kamil yang diusung KIM (Koalisi Indonesia Majut) plus. “Rating elektabilitasnya masih berada di puncak mengungguli RK," ujarnya.

Baca juga: Darussalam Dukung Mirza, Ada 10 Alasannya

Perkembangan politik yang dinamis dalam beberapa hari ini, menurut Zaki, mundurnya PKB dan Nasdem mendukung Anies karena ada bargaining politk. Keduanya akan diberi jatah kursi menteri dalam kabinet Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, bila masuk menjadi KIM plus.

"PKB saat ini posisinya rentan untuk kehilangan menterinya di kabinet baru jika berada di luar pemerintahan," kata Zaki.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengungkapkan, ada peluang partainya batal mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies pada Pilkada Jakarta 2024.

"Semua serba mungkin," kata Jazilul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Jumat (2/8/2024). Jazilul mengatakan, hal tersebut dapat terjadi apabila PKB memutuskan bergabung ke barisan Koalisi Indonesia Maju (KIM) pada Pilkada Jakarta.

Baca juga: Potensi RMD Lawan Kotak Kosong, Meski Masih Ada Ruang Head to Head

Ia mengatakan, PKB mendapat tawaran bergabung ke KIM dan tengah mempertimbangkan tawaran tersebut. "PKB akan mempertimbangkan untuk kebaikan Jakarta, kebaikan Indonesia," ujar Jazilul.

Sementara itu, Partai Nasdem memberi sinyal bakal mencabut rekomendasi dukungan padai Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta 2024. Sinyal itu dimunculkan oleh Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni, pada 25 Juli 2024 lalu.

Sahroni mengingatkan, apa pun bisa terjadi meski telah ada rekomendasi dari partainya, sangat mungkin untuk berubah. "Kan politik itu sangat dinamis ya. Kan bukan berarti pada putusan-putusan final terkait dengan rekomendasi, misalnya, itu bisa saja berubah. Tapi kita enggak tahu proses dinamika politik yang akan berjalan selanjutnya," ujar Sahroni di Nasdem Tower, Jakarta.

 Kutukan Petahana

 Di bagian lain, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno, menilai dalam sejarah Pilgub Jakarta ada istilah 'kutukan petahana'. Anies yang elektabilitasnya tertinggi di survei berpotensi kalah jika bersaing dengan Ridwan Kamil.

Baca juga: Gregoria Mariska Disebut Raih Perunggu Setelah Gagal Melaju ke Final Olimpiade Paris 2024

"Pertama kutukan calon gubernur petahana di Jakarta itu terbukti," kata Adi kepada wartawan, Sabtu (3/8/2024).

'Kutukan petahana', menurut Adi, terjadi saat Fauzi Bowo dan Basuki Tjahja Purnama kembali maju di Pilgub Jakarta. Sejarah itu bisa diuji kepada Anies jika berhadapan dengan Ridwan Kamil.

"Apakah Anies Baswedan akan sama dengan Fauzi Bowo atau Ahok? Kalau melihat irisan sejarah itu sangat mungkin. Hari ini Anies elektabilitasnya paling tinggi, sebut saja penenantangnya Ridwan Kamil tidak terlampau kompetitif karena selisih terlampau jauh," ujarnya.

Kedua, menurut Adi, adalah Ridwan Kamil berpeluang besar didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang memenangkan Pilpres 2024. Ditambah sosok dan pengalaman Ridwan Kamil, ini dinilai jadi senjata untuk menghadapi Anies.

Baca juga: Dapat Surat Tugas DPD Gerindra Jateng, Mantan Direktur Utama PT. Propernas Griya Utama, Herjuna Maju di Pilkada Kabupaten Semarang



"Suka tidak suka, Ridwan Kamil akan disokong oleh mesin politik KIM yang dinilai masih cukup mendidih, masih cukup solid, yang terbukti mengantarkan Prabowo-Gibran mampu memenangkan pertarungan di Jakarta," ucapnya.

Lalu yang terakhir adalah sosok bakal cawagub yang akan mendampingi Ridwan Kamil. Sosok bakal cawagub ini, menurut Adi, harus memberikan dampak suara menang signifikan.

"Bahwa RK potensial mampu kompetitif bersaing dan mengalahkan Anies Baswedan, RK ini punya calon wakil gubernur yang mampu menambah insentif elektoral bagi Anies, memberikan faedah elektoral secara signifikan, terutama untuk menyasar kalang-kalangan pemilih Islam," tuturnya.

"Yang selama ini pemilih Islam di Jakarta ini memang mayoritas dan lebih condong ke Anies Baswedan. Jadi ini dimensi yang perlu diperhitungkan bahwa calon yang nantinya dipilih oleh RK bukan sebatas formalitas administratif, bukan sebatas pelengkap politik," ucapya.

Baca juga: Link Nonton Drakor Bad Memory Eraser Sub Indo Lengkap dengan Daftar Pemain dan Sinopsis



Partai Golkar bersama dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) mengusung RK di Pilgub DKI Jakarta. Beberapa usulan nama pendamping RK pun muncul dari partai anggota KIM lainnya.

Diketahui, Golkar akhirnya resmi mengusung mantan bupati Purwakarta dua periode, Dedi Mulyadi (Demul) maju Pilgub Jabar 2024. Dengan begitu, Golkar akan memajukan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta.

"Kan kita sudah perkembangan tadi pertemuan di Jawa Barat antara Partai Golkar, DPD Partai Golkar, dan juga DPD Gerindra, kemudian ada juga pertemuan antara calon gubernur Jawa Barat saudara Dedi Mulyadi dengan pengurus Golkar juga antara lain wakil ketua Ade Ginanjar, jadi pembicaraan sudah sampai sana," kata Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, di Jakarta, Jumat (2/8/2024).

"Kan sudah jelas kalau Jawa Barat begitu, berarti Jakarta siapa, masih nanya, apalagi Jakartanya KIM Plus," ujar Airlangga.

Baca juga: Jadwal Motogp Inggris 2024 Hari Ini 4 Agustus, Marquez dan Bagnaia Bersaing Ketat, Simak Live Streaming Trans7