Helo Indonesia

Prabowo Dicuekin Gak Diajak Salaman, Sinyal Jokowi Buat Koalisi Besar, Gerindra Dilemahkan

M. Haikal - Nasional -> Politik
Senin, 18 Maret 2024 18:07
    Bagikan  
Koalisi besar
Foto: tangkapan layar

Koalisi besar - Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto.

HELOINDONESIA.COM - Sebuah potongan video di istana negara saat Presiden Jokowi membayar zakat menggunakan aplikasi Qris beberapa hari lalu menjadi sorotan publik.

Sebab, dalam tayangan itu tampak Jokowi menyalami para menteri yang hadir, namun Prabowo tidak alias dicueki. 

Dalam rekaman berdurasi 1 menit 49 detik tersebut Prabowo yang berpakaian putih-putih, sementara para pejabat dan menteri menggunakan batik, cuma celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri.

Menanggapi video itu, Dosen Universitas Airlangga dalam akun X @henrysubiakto pada Senin (18/3/2024) mengatakan potensi konflik antara Jokowi vs Prabowo setelah menang Pilpres itu berpeluang memang besar. 

Baca juga: Perampok Gasak 780 Bal Kain Senilai Rp1,2 M di Jalintim, Lamteng

"Tanda-tanda ke arah itu sudah mulai kelihatan. Konflik rebutan pengaruh adalah kelaziman dalam politik," ujar Henri dalam utasnya. 

Sehingga besar kemungkinan akan terjadi drama-drama politik baru, terkait apa yang akan dilakukan Jokowi dan apa pula yang akan dilakukan Prabowo tentu menarik untuk disaksikan. 

Waktu yg dimiliki Jokowi hanya pendek. Tinggal 6 bulan masih berkuasa penuh, maka dalam waktu pendek itu dia harus manfaatkan secara efektif agar dia bisa tetap punya power walau tidak lagi jadi presiden.  

"Sukur-sukur kalau bisa melemahkan Prabowo dan Gerindra," tambahnya. 

Baca juga: Ditjen Bina Adwil Terus Perkuat Transformasi Digital Persuratan melalui SRIKANDI

Henri mengungkapkan kalau istana akan segera mewujudkan koalisi besar bersama partai-partai yang akan diketuai Jokowi, dengan tidak menyertakan Gerindra di dalamnya. 

Ini merupakan lanjutan strategi politik Pemilu 2024, dimana partai Gerindra dibuat anomali. 

Ketumnya jadi capres dengan kemenangan suara 58% tapi partainya sendiri perolehan suaranya merosot di bawah 15%. 

Seakan Pasangan Prabowo Gibran tidak berpengaruh ekor jasnya pada perolehan Gerindra. 

Baca juga: Ditjen Bina Adwil Terus Perkuat Transformasi Digital Persuratan melalui SRIKANDI

Malah yang naik drastis justru Golkar. Partai yg sedang jadi sorotan karena ditengarai akan diambil alih oleh “kekuatan Jokowi”. 

Spekulasi ini juga menyiratkan pesan politik bahwa yang menang Pilpres itu bukan Prabowo, tapi itu kemenangan Jokowi bersama Golkar yg telah mengusung anaknya, Gibran.  

Kemenangan terjadi karena usaha dan strategi Jokowi yg secara terbuka membela Pasangan Prabowo Gibran dengan berbagai cara. 

Tentu hal ini bagi Prabowo dan Gerindra serta pendukungnya harus menyadari, dan harus terus menghormati, bahkan tunduk pada politik Jokowi.

Baca juga: Tentang Ki Hajar Dewantara: Perjalanan Hidup dan Kontribusi

"Prabowo aslinya belum tentu menyukai Gibran. Anak Jokowi yg besar karena “dikarbit”," ujar Henri. 

Tapi Prabowo terpaksa harus menerima demi bisa memanfaatkan power Jokowi untuk memenangkan Pilpres 2024. 

Nanti setelah dilantik jadi Presiden RI, tentu Prabowo ingin berkuasa penuh. 

"Gak mungkin mau ada matahari kembar. Di situlah bibit konflik rebutan power antara Jokowi dan Prabowo sulit dielakkan," jelasnya. 

Sekarang Jokowi tinggal punya waktu 6 bulan untuk “melemahkan” Prabowo. 

Baca juga: Download Game Wik Wik di HP Viral, Ada 10+ Pilihan Terbaik

Kita lihat saja drama politik seperti apa yg akan terjadi setelah periode honeymoon politik keduanya selesai. 

Apa masih tetap akrab saling dukung dengan kesepakatan, atau malah masuk periode saling tikam? 

"Kita lihat saja. Kalau lihat video ini kasihan juga Pak Prabowo yang dicuekin Jokowi. Bibit bibit konflik memang sulit terhindarkan. IMHO," tandasnya.