HELOINDONESIA.COM - Dalam beberapa hari ini beredar ramai di media sosial kalau konsultan politik Eep Saefulloh Fatah menghilang.
Sebab, tidak seperti biasanya Eep tak muncul di publik atau media sosial untuk mengkritik kebijakan pemerintah.
Baik dalam berupa tulisan atau pernyataan-pernyataan pedasnya terkait kecurangan pemilu dan pilpres.
Banyak netizen membuat spekulasi kalau Eep diculik, namun tak disebutkan siapa yang menjadi dalang penculikannya.
Namun dalam beberapa saat ini, Eep kembali nongol di media sosial X pada Rabu (28/2/2024) melalui video yang diunggah akun @herculep638.
Dalam rekaman video itu, Eep tak panjang lebar bicara terkait kritikan-kritikan tajamnya ke pemerintahan Jokowi.
Dia hanya mengabarkan kalau dirinya dalam kondisi baik-baik saja.
"Assaalamualaikum Wr.Wb saya cuma mau ngabari bahwa saya baik-baik aja dan berkegiatan seperti biasa, dan alhamdulillah sehat," ucap Eep.
Dia merasa heran soal kabar burung terkait dirinya diculik.
"Kabar hoax itu yang memang sangat luas penyebarannya," kata Eep.
Namun demikian, Eep mengucapkan terima kasih dan adanya kepedulian dari publik.
"Alhamdulillah saya baik-baik saja tidak seperti yang diberitakan itu," ujarnya.
Eep mengatakan akan konsisten melakukan hal-hal yang selama hari-hari ini dikerjakan.
Baca juga: PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), Membukukan Laba Bersih Sebesar Rp1,3 triliun
"Melakukan perlawanan terhadap apa yang bisa dilawan dengan segala risikonya," tegas Eep.
"Dan Insya Allah kita semua terjaga, Makasih, assalamualaikum wr.wb," tandasnya singkat.
Seperti diketahui, terakhir kali Eep bicara tentang Hak Angket dan pembentukan pansus.
Dalam pernyataannya, Eep buka bocoran bahwa pembahasan Hak Angket dan Pansus dimulai pada Minggu (25/2/2024) kemarin.
Baca juga: Lowongan CPNS 2024 Berikut Tanggal dan Formasinya!
Menurut Eep, di Pilpres 2024 ini Jokowi dinilai salah tentang kita.
"Dia meremehkan kita, dia menganggap kita tidak bisa berbaris ketika kita berkerumun.Sebesar apapun jumlahnya berkumpul di satu stadion, ratusan ribu kalau keluarnya sebagai kerumunan, hasilnya bisa jadi kekalahan. Tapi sedikit orang ketika bersiap dengan barisan, saya kira itu lebih menakutkan buat orang seperti Jokowi," kata Eep.
