bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

PKB Tolak APBN Jadi Jaminan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Resikonya Terlalu Besar

Helo Jabar - Nasional -> Politik
Senin, 17 April 2023 18:16
    Bagikan  
PKB Tolak APBN Jadi Jaminan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Resikonya Terlalu Besar

Ketua Umum PKB Muhaiman Iskandar. (Foto: ist)

JAKARTA.HELOINDONESIA.COM ? Pihak China meminta Indonesia untuk menjadikan APBN sebagai jaminan pinjaman utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). 

Ketua Umum PKB Muhaiman Iskandar juga ikut menolak keinginan China itu, karena resikonya terlalu besar kalau sampai APBN tersandera karena sebagai jaminan utang KCJB itu. ?Resikonya terlalu besar kalau sampai APBN kita tersandera," kata Gus Muhaimin, kemarin.

Dalam hal ini Gus Muhaimin mendukung Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan terkait kebijakan terbaru investasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). 

Luhut diketahui menolak permintaan China yang bersikeras ingin Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi penjamin pinjaman utang proyek KCJB.

"Saya kira bagus (keputusan Luhut menolak permintaan China jadikan APBN sebagai penjamin utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Ya itu tadi, tesikonya terlalu besar kalau sampai APBN kita tersandera," kata pria yang juga sering disapa Cak Imin itu.

Ketum PKB itu menegaskan, pemerintah harus lebih tegas dan memastikan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung benar-benar business to business (B2B), sehingga seharusnya tidak membebani APBN sama sekali. 

"Yang perlu dipastikan itu proyek KCJB seharusnya B2B, saya kira cukup lah dana PMN disuntikkan, jangan lagi bebani APBN lagi sebagai penjamin utang," tegas Gus Muhaimin.

Gus Muhaimin menambahkan, jika APBN digunakan sebagai penjamin utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung KCJB maka fiskal akan terbebani hingga puluhan tahun untuk membayar beban utang proyek itu. 

"Padahal kita tahu masih banyak diperlukan investasi, proyek-proyek besar di daerah-daerah yang saat ini masih berjalan. Jadi pada intinya hindari betul APBN kita jadi jaminan utang, jangan sampai tersandera," tukas Gus Muhaimin.

Diketahui Sebelumnya, China Development Bank (CDB) disebutkan meminta adanya jaminan melalui APBN untuk memberikan pinjaman yang digunakan untuk membayar pembengkakan biaya (cost overrun) KCJB, yang kemudian ditolak oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

?Masih ada masalah psikologis, kemarin mereka (China) mau dari APBN, tetapi kita jelaskan kalau dari APBN itu prosedurnya jadi panjang makanya mereka juga sedang pikir-pikir. Kami dorong melalui PT PII karena ini struktur yang baru dibuat pemerintah Indonesia sejak 2018," Luhut kepada media. (*)

(A Winoto)