Molor dan Diduga Cacat Mutu, Perkim Pesawaran Bantah Pernyataan Yasser

Minggu, 26 Maret 2023 12:40
Alam Setiawan (Foto Ist)

LAMPUNG, HELOINDONESIA.COM -- Alam Setiawan, kepala Seksi Bidang PSU (Prasarana Umum) membantah statement Wakil Ketua II DPRD Pesawaran Musannif Yasser Samsurya bahwa Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) kurang pengawasan.

Alam yang juga Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) mengatakan sudah ada tim yang mengawasi pekerjaan. "Timnya lengkap, semua ada, jadi kita bekerja sesuai dengan tugas," katanya, Jumat (24/3/2023).

Soal pekerjaan yang melebih batas waktu, menurut Alam, penambahan waktu pekerjaan, ada adendumnya hingga 20 hari dari batas waktu pekerjaan sebelumnya. Artinya, Januari 2023 harus selesai.

Dia tak paham jika ada dugaan proyek tahun 2022 pelaksanaannya hingga Februari 2023. Namun saat diminta menunjukan berita acara adendum, Alam beralasan, berkas Dinas harus izin atau sepengetahuan Kepala Dinas.

Ada beberapa proyek dari ke enam proyek jembatan dan jalan senilai Rp2,5 miliar yang diduga "milik" Mussanif Yasser Samsurya yang proses provisional hand over (PHO) pada Februari 2023

"Ini sebenarnya bagaimana, kok bisa proyek dilanjutkan bulan Februari, apakah pekerjaan itu sudah di PHO sebelum selesai atau bagaimana?" tanya warga Desa Hanura yang minta namanya tidak disebut, Jumat (24/3/2023).

"Tolong ditanyakan mas ke dinas terkait sebenarnya bagaimana kok bisa seperti itu," sesalnya.

Fakta tersebut tentu sangat miris mengingat dalam Peraturan Presiden (Perpres) No.16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa pada pasal 57 ayat (1) disebutkan bahwa, setelah pekerjaan selesai 100 persen sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam kontrak, penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk serah terima barang atau jasa.

Sedangkan ayat dua, menyebutkan bahwa PPK melakukan pemeriksaan terhadap barang/jasa yang diserahkan.

Selain itu, ada pembangunan proyek beton tidak dipasang papan informasi proyek.

Mussannif Yasser Samsurya, wakil ketua II DPRD Kabupaten Pesawaran, menampik dirinya main proyek. Kader Partai Demokrat (PD) ini pertanyakan pengawasan Dinas PU setempat.

Kader Partai Demokrat ini mencurigai ada oknum yang tidak suka ada pembangunan di daerahnya. Bahkan, dari beberapa sumber, wakil rakyat itu mengaitkan dugaaan munculnya proyek yang terkesan asal jadi dengan pejabat setempat.

Kasus ini berawal dari pelaksanaan proyek yang terkesan asal-asalan, baik drainase di Dusun C, Desa Hanura Kecamatan Teluk Pandan maupun rabat beton Di Dusun B Desa Hanura Kecamatan Teluk Pandan.

Warga mengatakan proyek-proyek tersebut milik Yasser. Perusahaan yang dipakai diduga dari Kota Bandarlampung dengan pengawas pelaksana saudaranya sendiri, yakni Widi Haryanto Paimo.

"Widi itu keluarga saya, bukan kontraktor, dia memang saya tugaskan memantau pekerjaan itu, karena kalau jelek nama saya juga yang jelek," katanya kepada "Helo Indonesia Lampung", Kamis malam (23/3/2023).

Yasser mengaku tak pernah turun. Proyek-proyek tersebut diusulkannya lewat e-Pokir dari usulan masyarakat ketika. Tak hanya drainase dan rabat beton, dikatakannya, masih banyak proyek-proyek usulannya yang lain.

"Tolong muat klarifikasi saya bang, itu bukan saya yang kerja, pembangunan tersebut merupakan usulan saya saat menampung aspirasi masyarakat saat reses," kilahnya melalui whatsapp rekan partainya yang juga advokat: Hamid.

Bahkan menurutnya, pekerjaan yang dia usulkan ada 4 titik di dapilnya tersebut dan menyebar di beberapa desa. "Saya juga lupa, kadang diingatkan dinas terkait apa-apa saja yang saya usulkan," katanya.

Baru tahu, setelah ada undangan warga proyek selesai, katanya. Karena, yang bekerja, dia memang meminta Dinas PU Pesawaran agar warga setempat. Dengan begitu, jelek dan bagusnya, warga sendiri yang akan menikmatinya.

Dia juga mengaku bingung karena hal ini sejak jadi wakil rakyat tahun 2019 tapi kenapa baru sekarang disoal hal itu. "Yaaa pasti kita tanyakan kembali kepada dinasnya kan dinas mengawasi langsung pekerjaannya dari awal hingga akhir," katanya lewat pesan WA.

Laliu, kenapa bisa dilakukan PHO oleh Dinas kalau memang tidak seusai dengan semestinya. "Tugas saya hanya mengusulkan di dalam reses dan pokok pikiran Dewan, alhamdulillah semuanya terwujud dan setelah itu saya serahkan kepada dinas terkait dan masyarakat yang tinggal di tempat pembangunan," katanta.

Berbeda dengan penjelasana lisannya, pada pesan tertulisnya, Yasser mengaku sudah cek ke lapangan dan menanyakan langsung kepada warga setempat pekerjaan sudah sesuai dengan kemauan mereka.

Dia juga menjelaskan adanya tumpukan pasir di foto "Helo Indonesia Lampung". Tumpukan pasir di depan rumah warga itu bukan berarti asal-asalan tapi tapi pasir warga yang sedang merenovasi rumahnya. (Rama)

Berita Terkini