UKMBS Unila Persembahkan Teater "Dayang Rindoe" dalam Balutan Beragam Genre Seni

Senin, 13 Maret 2023 07:24
Poster-poster pertunjukan "Dayang Rindoe". (Yahya UKMBS Unila)

Lampung.HeloIndonesia.Com -- Ada kisah tragis dari Lampung tentang cinta tak sampai yang menghancurkan dua kerajaan: Dajang Rindoe. Unit kegiatan Bidang Seni Universitas Lampung (UKMBS Unila) akan mengangkat kembali kisah tersebut ke panggung teater.

Kisah yang dinarasikan kembali sekaligus disutradarai Ari Pahala Hutabarat ini akan digelar di Gedung Teater Tertutup (GTT) Taman Budaya Lampung akhir pekan depan (15-16/3/2026), pukul 16.00 WIB.

Dijelaskan sang sastrawan, kisah Dajang Rindoe akan menjadi dasar memulai pertunjukan. Konsep pertunjukannya tidak disampaikan secara utuh atau verbal, tak realisme,  tetapi diolah dalam bentuk fragmen-fragmen, kolase, yang terdiri dari beberapa genre seni.

"Ada realisme itu sendiri, drama, tari, musik, dan lain sebagainya yang disatupadukan untuk mengoptimalkan pencapaian artistik," ujar sastrawan, budayawan, dan sutradara Komunitas Berkat Yakin tersebut lewat relis yang diterima Helo Indonesia, Minggu (12/3/2023).

Ahmad Habib, panglima produksi menjelaskan proses garapan teater ini sudah dimulai sejak Oktober 2022 dan telah berproses selama kurang lebih 6 bulan hingga waktu pementasan dilaksanakan.

Proyek kolosal ini melibatkan seluruh divisi yang ada di UKMBS Unila (Teater, Tari, Musik, dan Rupa). Tak hanya itu, para senior di KAULA (Keluarga Besar Alumni UKMBS Unila) dan banyak rekan seniman lainnya juga turut membantu menyukseskan project ini.

Hani Dayanti selaku ketua umum UKMBS Unila menuturkan bahwa, yang utama, project ini merupakan arena belajar baik pada bidang artistik maupun produksi pertunjukan, dan bertujuan membentuk kader-kader yang memiliki ?skill? dan kesadaran yang baik di ranah kesenian dan kebudayaan.

?Sejak 1990 hingga sekarang, UKMBS Unila terus menyumbang karya seni dan budaya. Kami berharap di 2023 ini, melalui ?Dajang Rindoe? UKMBS Unila bisa terus bermanfaat untuk kemajuan Lampung di tengah kondisi seni dan budaya kita yang makin hari makin memprihatinkan ini,? tambahnya.

Pegiat Budaya dan Sejarah Lampung, Arman AZ turut merespon kegiatan ini. Ia mengatakan bahwa dalam cerita rakyat tidak menutup kemungkinan banyak nilai dan kearifan budaya yang bisa dipelajari esensinya dan mungkin saja tetap relevan dengan konteks dan kondisi kekinian, begitu pun Dayang Rindu.

?Banyak aspek-aspek yang bisa diidentifikasi dalam cerita Dayang Rindu, misalnya ihwal sosiologis, moral, politik kekuasaan, sistem pemerintahan, feminisme, dan lain-lain.

Apa yang dilakukan oleh UKMBS Unila adalah semacam upaya penyelamatan terhadap warisan budaya kita yang nyaris terlupakan,? sambungnya. (rilis)
Meriahkan Hari Musik Nasional dan HUT ke-59 Lampung, DKL Gelar Student Music Conser. (Bambang SBY)

Berita Terkini