Gunung Merapi Erupsi dan Muntahkan Awan Panas Berkali-kali

Sabtu, 11 Maret 2023 20:40
Gunung Merapi Erupsi dan Muntahkan Awan Panas (Foto Warga)

LAMPUNG, HELOINDONESIA.COM -- Gunung Merapi erupsi memuntahkan awan panas guguran yang bersumber dari longsoran kubah lava barat daya. Sabtu (11/3/2023), pukul 12.12 WIB.  Hingga pukul 15.00 WIB, 21 kali awan panas guguran.

Warga di lereng Merapi diminta menjauhi radius bahaya 7 kilometer dari puncak Merapi di alur Kali Bebeng dan Krasak. Warga diimbau jauhi daerah bahaya dan ikuti arahan petugas keselamatan.

Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dan sekitarnya menjadi daerah yang paling terdampak letusan Gunung Merapi pada Sabtu siang (11/3/2023). Suara guguran terdengar dari Pos Kaliurang dan Pos Babadan.

PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memastikan penerbangan di bandara tersebut tidak terpengaruh dengan adanya erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada hari ini, Sabtu, 11 Maret 2023.


?Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, maka aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih berada pada tingkat Siaga (Level III),? ujar Sugeng.

Adapun potensi bahaya saat ini masih tetap berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Hingga saat ini, BPPTKG belum memberikan laporan resmi terkait jarak luncur awan panas guguran tersebut. Berdasarkan pengamatan pada Sabtu (11/3/2023) mulai pukul 06.00-12.00 WIB, pihaknya mencatat satu kali guguran lava keluar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya.

Asap tebal mengepul saat erupsi Gunung Merapi terlihat dari desa Tunggularum di Sleman pada 11 Maret 2023.Selama periode itu, Gunung Merapi juga tercatat mengalami sembilan kali gempa guguran, satu kali gempa fase banyak, dan 19 kali gempa vulkanik dalam, demikian Agus Budi Santoso. (HBM)

Berita Terkini