Kasus Meninggalnya Dokter Aulia, IDI Jateng Minta PPDS Evaluasi Kesehatan Mental Peserta Didik

Sabtu, 17 Agustus 2024 10:10
Ketua IDI Jateng dr Telogo Wismo Agung Durmanto saat memberikan keterangan pers. Foto: Ist

SEMARANG, HELOINDONESIA.COM - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah mendorong kepolisian untuk mendalami dan mengusus tuntas kasus meninggalnya dokter Aulia Risma Lestari (30), mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

IDI juga meminta Tim PPDS untuk mengevaluasi fisik dan kesehatan mental peserta didik yang mengikuti program tersebut.

"Sekolah spesialis itu tekanannya luar biasa baik itu tekanan fisik maupun tekanan psikis. Jadi kami minta untuk evaluasi kesehatan mental peserta didik," kata Ketua IDI Jateng, dr Telogo Wismo Agung Durmanto, dalam keterangannya Kamis 15 Agustus 2024.

Baca juga: Viral ! dokter Prathita Amanda Aryani Diduga Lakukan Perundungan Pada Mahasiswa PPDS UNDIP, Suruh Mukbang 5 Nasi Padang dan Lontarkan Kata Tak Pantas!

Dia menyebut pekerjaan sebagai dokter itu berat karena berhadapan dengan manusia. Apalagi urusan anestesia menuntut kecepatan dan ketepatan bertindak menangani pasien.

"Pasien datang tidak setiap pagi atau siang. Kadang malam juga. Ketika waktu istirahat ada pasien. Maka harus melakukan kegiatan kita dituntut untuk cekatan tangani pasien," tambahnya.

Dia juga menjelaskan betapa anestesia butuh keahlian dan keprimaan.

"Ada joke soal perbedaan antara dokter anestesia dengan orang awam. 'Membuat orang pingsan, semua orang itu bisa, tetapi membuat bangun orang pingsan itu tugas dokter anestesia,' ujarnya.

Ditanya terkait kelebihan jam kerja PPDS dalam menjalankan tugas di satu rumah sakit dari pagi sampai malam, IDI enggan berkomentar lantaran hal itu merupakan kewenangan dari Undip.

Ruang Pengaduan

Telogo mengatakan IDI wilayah maupun cabang juga membuka ruang pengaduan. Hingga saat ini pihaknya belum ada aduan."Jika ada kami akan membantu sehubungan dengan pekerjaan," ujarnya.
Seperti diketahui, dokter yang bekerja di RS Kardinah Kota Tegal itu, ditemukan meninggal di kamar koasnya, di daerah Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang pada Senin (12/8) malam.

Baca juga: Rapat Pleno DPHP dan DPS, Bawaslu Kota Semarang Temukan 752 Pemilih Tak Memenuhi Syarat

Kemenkes menduga adanya perundungan dalam kasus kematian Aulia yang nekat mengakhiri hidupnya. Untuk investigasi, Kemenkes menghentikan program Anestesia Undip yang berpraktik di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Kariadi Semarang sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Kasat Reskrim Polrestabes Semarang Kompol Andika Dharma Sena menjelaskan, korban meninggal dunia karena bunuh diri dengan menyuntikkan cairan obat ke tubuhnya. Namun Polisi masih mendalami penyebab korban nekat mengakhiri hidupnya. Termasuk dugaan adanya perundungan dari dokter senior yang dialami korban.

Pihak Undip sendiri melalui Manajer Layanan Terpadu dan Humas Undip Utami Setyowati mengatakan, hasil investigasi internal yang telah dilakukan, tidak ditemukan unsur perundungan terhadap dokter muda itu.

''Almarhumah selama ini merupakan mahasiswi yang berdedikasi dalam pekerjaannya. Namun demikian, almarhumah punya problem kesehatan yang dapat mempengaruhi proses belajar yang sedang ditempuh. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai konfidensialitas medis dan privasi almarhumah, kami tidak bisa menyampaikan detail," tandasnya. (Aji)

Berita Terkini