Pasca-Mubes 5 IKA Faperta Unila, Makin Terbelah Pascasomasi

Kamis, 8 Agustus 2024 11:10
Mubes dan keakraban masing-masing para anggota IKA Faperta Unila (Foto Kolase Helo) Helo Lampung

LAMPUNG, HELOINDONESIA.COM -- Pasca-Mubes Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Pertanian (IKA Faperta) Unila, polemik soal keabsahannya masih berlanjut bahkan makin panas hingga terbelah dan "para penguasanya" main deleate dari whatsapp group.

Adanya pandangan berbeda soal keabsahan musda kelima tersebut semakin menjauh bahkan hingga muncul ancaman pascasomasi. "Ada apa ya, diberi masukan, makin kesurupan, akhirnya bersuara lewat Google" kata Samsul Arifin dari IFU 84.

Ada kelompok, terutama kepengurusan lalu, yang merasa pelaksanaan mubes yang dihadiri "segelintir" alumni itu merupakan sarana tertinggi untuk mencapai kesepakatan, baik LPJ kepengurusan hingga terpilihnya ketua baru.

Kelompok ini juga menilai mencuatnya polemik ini hingga keluar "kandang" sangatlah memalukan. Inginnya, jika pun ada kesalahan, dibahas internal, jangan  sampai keluar. 

"Gerombolan" lainnya mempertanyakan keabsahan mubes (AD-ART dan Tatib), laporan LPJ (kegiatan dan keuangan), tim formatur, hingga terpilihnya ketua periode 2024-2027, yakni Elvira Umihani, ketua Bappeda Lampung.

Suara lain, YD menyampaikan aspirasi alumni angkatan 2005-2019 yang siap mubes ulang dengan catatan senior yang protes juga siap konsumsi dan lainnya serta ada hitam di atas putih agar nantinya tak dibilang ilegal.

YD yang pertama mencalonkan diri sebagai ketua tapi kalah dengan seniornya lewat sistem pemilihan formatur walau jauh-jauh hari satu-satunya kandidat yang punya timses dan penggalangan suara terutama dari angkatan muda.

Dia berharap pascamubes ada saling asah asih asuh, bukan saling serang dam sindir. "Kami para yunior hanya menginginkan wadah kumpul-kumpul sesama alumni FP, tak ada yang lain," ujar sang kontraktor muda. 

Menurut Samsul Arifin, somasi yang ditayangkan kepada ketua terpilih justru langkah untuk menghargai ketika suara-suara berbeda tak diakomodir pihak kompeten. "Kalau tak menghargai, bukan somasi yang dikirimkan, tapi relaas ke PN," katanya.

Melihat situasi yang malah terbelah, langkah somasi rencana berlanjut untuk menguji keabsahan mubes via PN, ujar Samsul Arifin kepada Helo Indonesia, Kamis (8/8/2024).

Bahkan, menurut dia. ada potensi delict yang larinya ke ranah hukum. Ditegaskannya, polemik IKA Faperta Unila ini bukan urusan pribadi, urusan kepengurusan kolektif kologial. (HBM) 

Berita Terkini