Teliti Klasifikasi Teks Ujaran Kebencian lewat FuSE-CNN, Dosen UBD Palembang Raih Gelar Doktor di Undip

Selasa, 6 Agustus 2024 21:40
Ari Muzakir (kanan) saat berhasil mempertahankan disertasinya dan meraih gelar doktor Prodi Doktor Sistem Informasi Undip

SEMARANG, HELOINDONESIA.COM - Dosen Teknik Informatika Universitas Bina Darma (UBD) Palembang Ari Muzakir MCs berhasil meraih gelar Doktor usai mempertahankan disertasinya pada sidang terbuka ujian disertasi Program Studi Doktor Sistem Informasi (DSI) Universitas Diponegoro (Undip) pada Senin, 5 Agustus 2024 di Gedung TTB A Sekolah Pascasarjana Undip.

Baca juga: Siapkan Kurikulum Berbasis OBE, Jurusan Teknologi Informasi USM Gelar Semiloka

Dr Ari Muzakir MCs melakukan penelitian disertasi dengan judul “Klasifikasi Teks Ujaran Kebencian Berbahasa Indonesia Menggunakan Fusion Of Semantic Enrichment And Convolution Neural Network (FuSE-CNN)”.

Tim Penguji terdiri dari Prof Ir Mochamad Agung Wibowo MM MSc PhD (Dekan Pascasarjana Undip), Prof Dr Rahmat Gernowo MSi (Kaprodi DSI Undip), Prof Dr Kusworo Adi SSi MT (Promotor), Dr Retno Kusumaningrum SSi MKom (Co Promotor), Prof Dr Ir R Rizal Isnanto ST MM MT IPU ASEAN Eng (Penguji 1), Dr Eng Adi Wibowo SSI MKom (Penguji 2), dan Prof Dr Ridwan Sanjaya SE SKom MS IEC sebagai Penguji Eksternal dari Unika Soegijapranata.

Kaprodi DSI Undip Prof Dr Rahmat Gernowo MSi mengaku bangga atas capaian dari para mahasiswa DSI dan saat ini sudah ada 8 lulusan.

“Dr Ari Muzakir merupakan lulusan ke-8 pada Program Studi Doktor Sistem Informasi Undip. Kami bangga atas capain para lulusan dan semoga hasil dari penelitian para mahasiswa DSI Undip memberikan manfaat untuk bangsa dan bisa diimplemantasikan dengan baik,” ungkap Prof Dr Rahmat Gernowo MSi.
Teknologi Digital
Menurut Dr Ari Muzakir bahwa perkembangan teknologi digital telah mempermudah produksi dan penyebaran konten ujaran kebencian dengan biaya rendah, waktu nyata, dan terdistribusi secara anonimitas. Identifikasi kalimat menggunakan pola kalimat dapat menjadi strategi efektif untuk mengenali ujaran kebencian yang tersebar di media sosial “X” (Twitter) dalam bentuk teks singkat.

Baca juga: Tim Peneliti USM Teliti Strategi Bisnis Kinerja UMKM di Kabupaten Demak

“Pola kalimat ujaran kebencian umumnya melibatkan target, kategori, dan level yang sulit diidentifikasi karena keterbatasan semantik dan informasi kontekstual yang tidak jelas, serta berdampak pada kinerja klasifikasi dengan data berlabel jamak. Pendekatan konvensional umumnya melakukan ekstraksi fitur semantik secara terpisah, sehingga menyebabkan model sulit menangkap konteks makna yang kompleks dalam teks ujaran kebencian. Pendekatan ini seringkali gagal memperhitungkan konteks yang mendasari ujaran kebencian,” ungkap Dr Ari Muzakir.

Lebih lanjut pengembangan metode yang mampu mengintegrasikan dan memahami konteks secara luas menjadi krusial dalam mengatasi tantangan ini melalui strategi penggabungan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan mengembangkan pendekatan baru untuk meningkatkan kinerja klasifikasi ujaran kebencian pada data label jamak dengan menggunakan fusion of semantic enrichment and convolutional neural network (FuSE-CNN). Pendekatan FuSE menggabungkan beberapa strategi pemrosesan seperti terjemahan balik, disambiguasi teks, ekspansi, dan kemiripan semantik.

Ia menambahkan bahwa strategi ini memungkinkan model dapat mengidentifikasi makna yang lebih halus dari suatu kalimat melalui terjemahan balik, disambiguasi kata dan ekspansi teks untuk memperkaya makna, dan kemiripan semantik untuk mendapatkan konteks yang lebih mendalam.

Sementara itu, CNN mengekstraksi fitur-fitur penting dari teks dan melakukan klasifikasi pada data berlabel jamak. Dataset yang digunakan bersumber dari media sosial “X” yang terdiri dari 13.169 baris dengan 12 label. (Aji)

Berita Terkini