Cerita Miris, Mereka Bertahun-tahun Sempat Tidur Berdampingan dengan Batu Nisan

Rabu, 31 Juli 2024 08:15
Ade
RUMAH: Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana saat memberikan bantuan rumah dalam program Tuku Lemah Oleh Omah kepada warga di Kampung Blangkon, Surakarta. Foto: Dok

SURAKARTA, HELOINDONESIA.COM -Raut wajah kebahagiaan terpancar jelas dari puluhan orang yang berkumpul siang itu. Mereka sedang berbahagia karena impian yang sudah lama, dalam beberapa jam ke depan akan terwujud. Impian yang dinantikan adalah memiliki rumah layak huni, lantaran sebelumnya menempati hunian liar di atas lahan pemakaman. Mereka adalah warga Kampung Blangkon, Kelurahan Serengan, Kota Surakarta.

Warga dengan mayoritas bekerja sebagai pengrajin blangkon, impian memiliki rumah sepertinya mustahil. Maklum, dengan pendapatan yang tidak lebih dari cukup tentu memenuhi kebutuhan hidup primer lebih diutamakan. Bahkan, bisa dibilang mereka hidup dengan kondisi kekurangan. Penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kondisi yang mereka alami membuat pola hidupun dilakukan dengan keterpaksaan. Dengan terpaksa mereka mendirikan bangunan liar, mirisnya dilakukan  di atas makam untuk menjadi hunian. Bahkan, di dalam rumah masih terdapat nisan makam. Jadi, mereka beraktivitas dan tidur di rumah, berdampingan dengan batu nisan.

Bertahun-tahun mereka sangat berharap dan bermimpi bisa memiliki hunian layaknya warga yang lain. Dan, kemari nasib malang itu berubah saat Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan bantuan rumah, melalui program Tuku Lemah Oleh Omah kepada 33 kepala keluarga di Kampung Blangkon.

Bantuan

Seperti yang disampaikan Tukiyem, salah satu penerima bantuan. Tukiyem bertestimoni, hidupnya jauh lebih baik dan sehat setelah menempati rumah bantuan tersebut. “Alhamdulillah senang banget diberi bantuan rumah. Hidupnya jauh lebih enak dan sehat,” ungkapnya, Selasa (30/7/2024).

Dengan raut wajah berseri, dia menceritakan dulu rumahnya hanyalah bangunan persegi yang diberi atap. Saat hujan, rumahnya bocor. “Kalau sekarang ini kan bangunannya bagus, tingkat dua lantai. Jadi yang bawah itu buat ruang tamu, dapur dan bikin blangkon. Kalau yang atas buat kamar atau tidur,” paparnya.

Penerima bantuan yang lain, Iwan Haryono mengatakan, kondisi ekonomi sulit yang memaksanya untuk nekat mendirikan hunian di lahan makam. “Saya asli kelahiran sini. Ya, karena kondisi ekonomi terpaksa tinggal di makam. Dulu itu makamnya ada sekitar 250 lebih dan didirikan bangunan-bangunan untuk hunian. Ya, bagaimana lagi tidak punya uang tapi ingin punya rumah,” kisahnya.

Di puncak rasa putus asa, Iwan beruntung menjadi salah satu penerima bantuan Tuku Lemah Oleh Omah dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. “Saya tidak pernah menyangka kalau bisa punya rumah. Dulu tidur di sampingnya kuburan, sekarang sudah tidak lagi,” lanjutnya.

Bersemangat

Rumah berukuran 4X6 meter dengan konsep dua lantai itu, membuatnya bersyukur dan bersemangat untuk hidup lebih baik. “Jadi semangat kerjanya. Saya kerjanya pengrajim blangkon,” tuturnya.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana saat meninjau lokasi bantuan di Kampung Blangkon menyatakan, pemerintah provinsi berkomitmen untuk mengentaskan kemiskinan, salah satunya melalui program Tuku Lemah Oleh Omah.

“Jadi salah satu program prioritas Pemprov Jawa Tengah adalah pengentasan kemiskinan. Dan, di Kampung Blangkon ini ada bantuan rumah dua lantai sistem panel,” ujarnya.

Dijelaskan, bantuan rumah senilai Rp100 juta itu dilaksanakan secara kolaboratif dengan beberapa pihak, yakni Pemprov Jateng, Pemkot Solo, PLN dan sebagainya. “Jadi penerima bantuan benar-benar yang membutuhkan. Dulunya mereka bertahun-tahun tinggal di pemakaman,” ucap Nana.

Ia berharap, bantuan rumah tersebut menjadikan warga hidup sejahtera dan sehat. “Ini kan Kampung Blangkon, jadi rumahnya bisa dibuat untuk produksi blangkon. Kami berharap warga bisa menjaga rumahnya dan jangan dijual,” tandasnya. (ADE)

Berita Terkini