UKMBS Dialog Ekosistem Seni Budaya Bersama Kementerian Dikbudikti

Rabu, 1 Maret 2023 21:56
Gino ketika mendampingi Fitra (UKMBS Unila)

Oleh: Gino Vanollie *


Dialog "Malam 27an" KAULA Episode Februari yang dihelat Senin malam (27/2/23)  terasa lebih renyah dan gayeng dengan hadirnya Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan KemDikBudDikti Republik Indonesia Drs. Fitra Arda, M.Hum, mewakili Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid bersama  Solihin Utjok (Ketua Dewan Kesenian Kota Metro) dan Direktur Artistik Komunitas Berkat Yakin Ari Pahala Hutabarat.

Sebagaimana episode episode terdahulu, diskusi rutin ini disesaki oleh para penggiat seni dan budaya lintas komunitas, internal kampus maupun luar kampus. Hadir juga perwakilan penggiat literasi, beberapa dosen dan juga pejabat Kemahasiswaan Universitas Lampung.

Dibuka dengan beberapa untaian lagu dari Orkes Ba'da Isya' UKMBS Unila, diskusi mengalir asyik dengan ujaran ujaran bernas terkait ekosistem seni budaya lokal dan nasional, sebagaimana disampaikan oleh saudara Santoz yang didapuk sebagai moderator.

Peserta diskusi nampak antusias ikut memberikan pandangan tentang bagaimana membangun ekosistem seni budaya  ke depan, sehingga mampu memberi ruang kreatif, aspiratif dan produktif bagi pelestarian, pembinaan dan pengembangan seni - budaya Lampung khususnya.

Ekosistem yang ideal bagi tumbuh dan berkembangnya kehidupan seni dan budaya adalah ketika semua komponen penyokong ekosistem bisa berfungsi dan berperan dengan normal dan optimal. Jika salah satu komponen tidak berperan dengan semestinya maka ekosistem akan rapuh dan goyah, bahkan bisa rusak dan hancur.

Tentu penyokong ekosistem dimaksud adalah seluruh stakeholder terkait yang punya peran dan fungsi strategis diantaranya para praktisi, penggiat seni budaya itu sendiri, masyarakat adat sebagai pemilik seni budaya, adat dan tradisi, institusi pemerintah sebagai regulator dan fasilitator dengan perangkat dibawahnya, Dewan Kesenian, Akademi Lampung, komunitas/perkumpulan seni, para pakar, tokoh, masyarakat sebagai penikmat, dan juga para promotor kegiatan seni budaya. Masih banyak lagi pihak lain yang kompeten.

Lahirnya ekosistem yang baik terlebih sampai tarap ideal di masyakat akan sangat penting dan strategis bagi kebermajuan berbagai sektor yang terkait langsung dengan perikehidupan masyarakat baik itu ekonomi, pendidikan, kesehatan, politik dan lain sebagainya.

Sinergitas, kolaborasi dan kohesi antar komponen yang ada di masyakat akan dapat terbangun secara maksimal jika ekosistem sosial yang ada tumbuh dan terbangun dengan baik.

Fitra menekankan bahwa lahirnya UU 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dimaksudnya untuk dapat mengubah cara pandang kita terhadap kebudayaan nasional. Kita mesti percaya akan keberadaan dan kekayaan budaya nasional. Kalau keaneragaman hayati kita adalah salah satu yang terbesar didunia, maka sejatinya keanekaragaman dan kekayaan budaya kita juga sama, mendudukin posisi atas di dunia.

Namun fenomena yang ada justru kita menjadi pengikut budaya asing, baik barat maupun timur. Itupun juga serba tanggung. Budaya asli kita tinggalkan, kemudian mengikuti dan mengambil budaya asing, yang juga tidak sepenuhnya kita kuasai. Akhirnya kita menjadi bangsa yang krisis identitas.

Oleh karena itu, kesadaran untuk kembali melihat dan menempatkan budaya pada posisi hulu dalam proses kita membangun bangsa menjadi penting. Budaya nasional asli Indonesia harus menjadi inspirasi dalam setiap langkah kita membangun bangsa.

Dalam kondisi demikian, menjadi penting kita mampu mengindentifikasi nilai, value dan pesan yang terkandung dalam ragam seni, budaya, tradisi dan adat istiadat kita. Untuk kemudian kita wariskan kepada generasi sekarang dan yang akan datang, untuk menjadi rujukan dan pegangan hidup.

Tentang bagaimana pola pewarisan nilai nilai dimaksud kepada generasi muda hari ini, tentu membutuhkan langkah dan strategi yang tepat. Setiap kegiatan atau event yang terkait dengan peristiwa budaya mesti dan harus mampu dinarasikan secara tepat.

Bukan kegiatan yang  sekedar gimik, asal meriah, dan formalistik yang minim pesan. Bagaimana mendesain satu kegiatan yang sarat makna dan pesan, yang juga sampai dan dapat dicerna masyarakat, tentu menjadi penting dan mendasar.

Dalam kaitan ini literasi masyarakat  juga mesti terus ditingkatkan dan disiapkan. Karena kita menyadari betul bahwa tingkat apresiasi masyarakat sejalan dengan tingkat literasinya.

Kita berharap kegiatan dialog, silaturahmi, curah pendapat, perang opini dan gagasan antar komponen bangsa terus tumbuh, makin marak dan  berkualitas.

Adanya kesadaran kolektif untuk membangun kebersamaan dalam sebuah ekosistem kehidupan yang baik, yang solid, matang dan mapan tentu akan mampu membawa bangsa ini menjadi lebih baik, menjadi bangsa dengan karakter dan identitas diri yang jelas.


Mantan Ketua UKMBS Unila)ea

Berita Terkini