Helo Indonesia

Brebes Jadi Daerah Terbaik Penurunan Stunting di Indonesia

Kamis, 21 September 2023 06:23
    Bagikan  
Brebes Jadi Daerah Terbaik Penurunan Stunting di Indonesia

Kegiatan pemantauan pertumbuhan anak di Brebes. Foto: jatengprov.go.id

BREBES, HELOINDONESIA.COM - – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes meraih penghargaan sebagai juara I Daerah Terbaik se-Indonesia, dalam penghargaan bertajuk Early Childhood Care Nutrition and Education (ECCNE) Award, yang diselenggarakan oleh Seameo Refcon. Penghargaan diberikan secara daring, Selasa 19 September 2023 lalu.

Penjabat (Pj) Bupati Brebes, melalui Kepala Baperlitbangda Kabupaten Brebes, Apriyanto Sudarmoko, menuturkan, ECCNE adalah penghargaan yang diberikan oleh Southeast Asian Ministers of Education Organization-Regional Centre for Food and Nutrition atau Organisasi Kementerian Pendidikan se-Asia Tenggara, untuk keberhasilan daerah dalam penurunan stunting, melalui implementasi Program Anakku Sehat dan Cerdas di Indonesia.

Baca juga: Desa Mangunegara Dikembangkan Menjadi Smart Fisheries Village, Ini Harapan Pemkab Purbalingga

Dijelaskan dia, ECCNE Award tahun 2023 diberikan kepada tiga daerah terbaik di Indonesia, yaitu Brebes, Bangka dan Lombok Timur. Tim Panelis penilaian ECCNE Award 2023 terdiri dari para pakar independen, yang berasal dari perguruan tinggi, Kementerian Pendidikan, Kementerian Pendidikan, BKKBN, dan para ahli di bidangnya.

“Kita patut bersyukur, berkat partisipasi aktif seluruh masyarakat, dunia usaha, dan seluruh stakeholder, kita bisa mendapatkan penghargaan dalam upaya penurunan stunting,” ujarnya, seperti dikutip dari jatengprov.go.id.

Penanggulangan Stunting

Lebih lanjut, selain peraturan-peraturan yang dikeluarkan, Pemkab Brebes juga tengah melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan dan menanggulangi masalah stunting. Di antaranya pelatihan pendidik PAUD dengan menggunakan modul Anakku Sehat dan Cerdas, baik secara daring maupun luring, di semua desa/kelurahan se-Kabupaten Brebes. Kemudian, pembuatan modul Anakku Sehat dan Cerdas, dan penyusunan buku pedoman panganan lokal.

Selain itu, ada pula program pemberian makanan tambahan melalui Gerakan Minum Susu dan Makan Telur (Gerimis Telur), Gerakan Makan Ikan (Gemarikan), Perias Cegah Stunting (Rias Canting), Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), Aplikasi E- Stunting Sambang, dan yang terkini adalah Gerakan Atasi Stunting Donasi Telor (Gaspol).

“Selain itu, kita juga menguatkan kemitraan dengan nonpemerintah dan dunia usaha,” tambah Apri.
Ditambahkan, berdasarkan data dari aplikasi E-Stunting Sambang, secara keseluruhan dampak yang terlihat dari berbagai upaya yang telah dilakukan, adalah penurunan jumlah baduta stunting. Pada Februari 2023, sebanyak 3.048 baduta tercatat mengalami stunting. Jumlah tersebut berkurang menjadi 395 baduta pada Agustus 2023.

Sementara itu, sampai Agustus, secara bertahap ada 600 baduta yang diberikan PMT, 313 baduta mendapatkan Gaspol, dan sebanyak 300 baduta diberikan program konsultasi dan pendampingan. (Aji)