bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

PDIP Tolak Kehadiran Timnas Israel Lebih karena Perjuangan Ideologis, Bukan Urusan Elektoral

Helo Jabar - Nasional -> Peristiwa
Jumat, 31 Maret 2023 14:48
    Bagikan  
PDIP Tolak Kehadiran Timnas Israel Lebih karena Perjuangan Ideologis, Bukan Urusan Elektoral

Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto saat menggelar konferensi pers di komplek Stadion GBK, Jumat 31 Maret 20223. (Foto: tangkapan layar)

JAKARTA, HELOINDONESIA.COM ?  PDIP menolak kehadiran Timnas Israel di Indonesia untuk Piala Dunia U-20 lebih karena perjuangan ideologis seperti disuarakan Bung Karno, dan bukan urusan elektoral (suara pemilih) dalam politik.

Hal itu disampaikan oleh Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto saat menggelar konferensi pers di komplek Stadion GBK, Jumat 31 Maret 20223.

Menurut Hasto, n PDIP hanya memperjuangkan gagasan yang menolak segala bentuk penjajahan yang dilakukan Israel kepada Palestina seperti disuarakan Proklamator RI Bung Karno.

Hasto juga menyatakan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pun dibangun atas perlawanan terhadap penjajahan, termasuk Israel.

"PDIP harus berdiri kokoh atas sikap terhadap Israel yang karena sikapnya kita punya Gelora Bung Karno. Sikap itulah yang ditunjukkan oleh PDIP," kata Hasto didampingi Ketua Umum TMP Hendrar Prihadi dan Ketua DPP PDIP Nusyirwan Sudjono.

Sekjen Hasto menyadari pasti ada kekecewaan masyarakat terhadap PDIP karena menentang kehadiran Israel di Indonesia sehingga membuat FIFA menggeser tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023.

Ia  menyatakan hal itu merupakan konsekuensi atas sikap kader PDIP. Menurutnya, PDIP bergerak berdasarkan keyakinan, pemimpin harus punya sikap yang kokoh.

 "Harus kami terima. Kemudian kami tetap bergerak dengan keyakinan. Karena dalam konteks memilih calon pemimpin anggota legislatif, menteri, presiden, wakil presiden pasti rakyat ingin pemimpin yang kokoh," kata dia.

Hasto yang merupakan Doktor politik  geopolitik itu menerangkan pemimpin memang harus diuji dengan hal-hal yang fundamental dalam berbangsa dan bernegara.

"Pemimpin yang tidak berdiri di atas pasir yang mudah tergerus oleh ombak, tetapi pemimpin yang kokoh. Justru dengan kejadian ini rakyat akan melihat," ujarnya.  (*)

(A Winoto)