LAMPUNG, HELOINDONESIA.COM - Masyarakat meminta pemerintah menutup kegiatan produksi atau fieldlog batubara yang mencemari kawasan permukiman warga Kelurahan Ketapang Kuala, Kecamatan Panjang, Kota Bandarlampung.
Mereka menyampaikan hal itu Kepada Helo Indonesia Lampung, Kamis (7/9/2023). Sudah dua kali pertemuan dengan perusahaan dimediasi Lurah Ketapang Kuala Setiadi, SAN, namun tak tak realisasi, warga tetap menanggung debu perusahaan.
Para wakil warga itu antara lain1. Asmana Harun; 2. Pansuri; 3. M. Asyik; 4. Asri; 5. Dwi Deslita; 6. Eva Yani; 7. Lasmy; 8. M. Yasin; 9. Asdi Suwandi; 10. Hery Wahyuni; 11. Santi; 12. Siti Khodijah; 13. Abber Harahap; 14. Najil Sevtiaji; 15. Ridwan
Baca juga: Kapok Kena Prank KPP, Demokrat Tak Lagi Minta Jatah Cawapres Sebagai Syarat Berkoalisi
Mereka juga mempertanyakan ketidakpedulian Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung atas pencemaran udara yang diderita warga permukiman di Jl. Yos Sudarso tersebut.
Mereka mengatakan perusahaan telah mencemari permukiman warga dengan debu batubaranya yang berhamburan tertiup angin kencang dari lokasi stockfile di tepi pantai. Debu-debu itu tak hanya mengotori, tapi juga mengganggu pernapasan, pencernaan, penyakit kulit, dll.
Masyarakat sekitar mengeluhkan selalu membersihkan debu batubara yang mengotori lantai rumah mereka. Warga juga mempertanyakan ketidakpedulian Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung maupun Kota Bandarlampung. (HBM).
