bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Buya Anwar Abbas: Agama dan Politik Tidak Bisa Dipisahkan, Memisahkan itu Langgar Konstitusi

Helo Jabar - Nasional -> Peristiwa
Kamis, 23 Maret 2023 15:18
    Bagikan  
Buya Anwar Abbas: Agama dan Politik Tidak Bisa Dipisahkan, Memisahkan itu Langgar Konstitusi

Waketum MUI Buya Anwar Abbas (Foto: mui.or.id)

JAKARTA, HELOINDONESIA.COM ? Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (Waketum MUI) Buya Anwar Abbas menegaskan bahwa agama dan politik tidak bisa dipisahkan. Ia pun mengkritik upaya pihak-pihak tertentu yang ingin memisahkan agama dan politik.

Padahal agama dan politik tidak bisa dipisahkan, karena konstitusi negara diatur berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.  Upaya memisahkan agama dan politik itu dihembuskan orang-orang sekuler.

Hal itu disampaikan Buya Anwar Abbas dalam Gelora Talk bertajuk 'Ramadan 1444 H di Tahun Politik, Menggelorakan Spritualitas Bangsa', Rabu (22/3/2023). Menurutnya, memisahkan agama dan politik itu melanggar konstitusi.

"Saya sampaikan, kalau agama tidak boleh dibawa dalam kehidupan politik, tentu itu jelas melanggar konstitusi dan ajaran agama. Kalau agama dianggap momok, itu sengaja dihembuskan oleh orang-orang sekuler, termasuk soal politik identitas itu," katanya.

Menurut Anwar Abbas, justru orang-orang sekuler yang memanfaatkan agama untuk kepentingan politiknya. Orang-orang sekuler itu kalau mendekati Pemilu mulai pakai baju koko dan pakai peci, mereka memanfaatkan agama.

"Mereka-mereka yang sebelumnya tidak pernah pakai baju koko dan tidak pernah pakai peci hitam, tetapi begitu mendekati tahun 2024 mereka mulai pakai baju koko dan juga pakai peci hitam. Mereka ini begitu sempurna memanfaatkan agama," katanya.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr Abdul Mu'ti menyatakan sependapat dengan Anwar Abbas, bahwa agama dan politik tidak bisa dipisahkan. 

Apalagi jika dilihat dalam konteks Indonesia, dimana agama adalah sumber ajaran dan sumber nilai, sehingga tidak bisa dibuatkan garis demarkasi antara agama dan politik

"Tetapi kalau saya mengikuti ceramah-ceramah Buya Abbas ini panas amat, gaspol, dan stamina sangat hebat. Saya setuju memisahkan agama dan politik itu mustahil. Agama itu justru pemandu moral ketika berpolitik," kata Abdul Mu'ti.

Di dalam Ramadhan, kata Abdul Mu'ti, adalah pentingnya spiritualitas refreshing di kedepankan. Sebab, spirilitulitas refreshing di dalam Ramadhan ini tidak hanya mengajarkan menahan makan, minum dan nafsu kita saja, tetapi juga harus bisa menahan diri. (*)

(A Winoto)