bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Anies-AHY Bertemu Lagi, Ada yang Ingatkan Cawapres Harus Pengalaman Urusi Honorer dan Outsourching, Tapi ?

Helo Jabar - Nasional -> Peristiwa
Rabu, 22 Maret 2023 15:36
    Bagikan  
Anies-AHY Bertemu Lagi, Ada yang Ingatkan Cawapres Harus Pengalaman Urusi Honorer dan Outsourching, Tapi ?

Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu lagi, kali ini di kediaman Anies, di Lebakbulus, Jaksel. (Foto: Facebook: Anies Rasyid Baswedan)

JAKARTA, HELOINDONESIA.COM ? Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu lagi di Jakarta, kali ini di kediaman bakal calon presiden itu, di Lebakbulus, Jaksel Selasa 21 Maret 2023.

Anies mengatakan, pertemuan mereka berdua untuk diskusi atau bertukar pikiran  tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kemajuan bangsa dan negara.

?Terima kasih Mas Agus Yudhoyono sudah menyempatkan hari ini datang ke rumah untuk tukar pikiran tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kemajuan bangsa dan negara,? tulis Anies Baswedan dalamunggahan di akun Facebook pribadi, 

Dalam kunjungan ke rumah Anies tersebut, AHY didampingi Sekjen Partai Demokrat Teuku Rifki, dan pengurus partai itu.

Anies juga menyampaikan  selamat menyambut datangnya bulan Ramadan untuk  AHY dan keluarga besar Pak SBY, juga kepada seluruh keluarga besar Partai Demokrat. 

?Semoga Allah SWT limpahkan berkah bagi kita semua. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi langkah kita dan menjadikan hasil diskusi tadi sebagai bekal untuk membawa perubahan positif untuk Indonesia yang adil dan sejahtera,? ungkap Anies.

Unggahan Anies Baswedan itu banjir komentar warganet, yang mayoritas mendoakan agar menjadi pasangan terpilih sebagai pemimpin Republik Indonesia.

Satu warganet bernama Em-ES Munir memberi komentar panjang lebar, dengan memberikan sejumlah hal yang tampaknya untuk mengingatkan keduanya, Anies dan AHY. 

Di bagian awal Em-Es Munir mengatakan, jangan hanya berpikir menang dalam pemilu saja, tapi juga berpikirlah untuk menang dlm berlomba mewujudkan kesejahteraan bagi mayoritas rakyat indonesia hingga akhir periode kepemimpinan.

?Kalau tujuannya hanya untuk menang pemilu, tapi dalam menjalankan pemerintahan itu kalah melawan hawa nafsu, maka kesejahteraan mayoritas rakyat tak akan terwujud menjadi nyata,? tulis Em-ES Munis dalam kolom komentar.

Selanjutnya, ia mengatakan, fenomena tentang hanya berpikir menang dlm pemilu, nampak pada nilai indeks persepsi korupsi di Indonesia yang selalu mempermburuk. Keterpurukan itu menjadi tanda bahwa anggaran kesejahteraan untuk rakyat telah ditilep oleh para koruptor. 

Di mata dunia internasional, lanjutnya, indeks persepsi korupsi yg buruk, akan membuat investor asing tidak percaya thd negara Indonesia. Dan yg perlu diingat adalah, bahwa korupsi itu tidak hanya dilakukan secara langsung untuk mengurangi anggaran.

Namun juga bisa dilakukan secara tidak langsung dengan melalui produksi program kebijakan koruptif yg cenderung menguntungkan kroni-kroninya sendiri.

?Setahu saya Pak Anis telah memiliki pengalaman dlm mengatasi hal itu di pemprov DKI dgn melalui prosedur lelang jabatan beserta target2 yg harus dicapai oleh pejabat terpilih,? ujar dia. 

Urusi Honorer Negeri dan Outsourching

Pada awalnya, banyak calon pegawai yang enggan mendaftar karena merasa berat. Namun setelah dijelaskan tentang tupoksi dan manfaat positifnya beserta besaran tunjangan kinerjanya, akhirnya mulai banyak calon pejabat yang berminat mendaftar. 

?Memang budaya kerja ABS (asal bapak senang) harus diubah dgn budaya kerja yg menghasilkan output hingga outcome terukur... bukan sekedar bekerja untuk menghabiskan anggaran tanpa bisa diukur output & outcome nya,? tulisnya.

Di bagian ini, Em-Es munir melanjutkan dengan mengingatkan permasalahan cawapres (calon wakil presiden). Ia mengingatkan, pemilihan cawapres harus tepat, dan punya track record menghadapi permasalahan yang ada di pemerintahan.

?Untuk itu, pilihan cawapres yg tepat demi kemenangan dalam menjalankan jabatan adalah cawapres yg memiliki track record pernah menghadapi ruwetnya pegawai2 negeri, baik pns, pppk, honorer negeri, maupun outsourching negeri,? tulis dia. 

Menurut EM-ES Munir, kalau cawapresnya tidak punya kemampuan dan pengalaman dalam hal pernah menghadapi ruwetnya para pegawai negeri, baik PNS, PPPK, honorer negeri, maupun outsourching negeri, maka akan bisa jadi sasaran empuk terperangkap jebabakan korupsi.

?Kalau cawapresnya tdk memiliki kemampuan & pengalaman dlm hal tersebut, maka kemungkinan besar wapres akan menjadi sasaran empuk oleh pemasang perangkap jebakan korupsi,? ujarnya. 

Kalau wapres nya terjerat dlm perangkap ini, maka kewibawaan pemerintah akan turun drastis. Secara otomatis pula, kinerja pemerintah dlm mensejahterakan mayoritas rakyat akan terganggu. 

Tapi, buntut dari semua pernyataan Em-Es Munir tersebut, membuat pembaca mengernyitkan dahi, bagaimana tidak, dia mengatakan, cawapres yang paling tepat adalah orang yang memiliki pengalaman mengundurkan diri dari jabatan menteri dan punya pengalaman menjadi gubernur.

?Jadi, cawapres yg paling tepat itu yg memiliki pengalaman mengundurkan diri dari jabatan menteri dan punya pengalaman mjd gubernur,? tulisnya. (*)

(A Winoto)