bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Kota Semarang Terpilih Jadi Pilot City Program Smart Water Cities

Kamis, 6 Juli 2023 07:48
    Bagikan  
Kota Semarang Terpilih Jadi Pilot City Program Smart Water Cities

KEBANGAAN: Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu merasa bangga kota yang dipimpinnya terpilih sebagai Pilot City Program Smart Water Cities. Foto: Ist

SEMARANG, HELOINDONESIA.COM -Kota Semarang terpilih sebagai Pilot City dalam program Smart Water Cities. Kota Semarang bahkan menyisihkan 24 kota lain dari berbagai negara yang mengikuti proyek tersebut. Smart Water Cities Project diselenggarakan atas kolaborasi dari International Water Resources Association (IWRA), Korea Water Resources Corporation (K-water), dan Asia Water Council (AWC).

“Alhamdulillah, kita beberapa waktu lalu mendapat surat dari Smart Water Cities Project’s Steering Committee yang mengabarkan bahwa Kota Semarang lolos dan dipilih untuk menjadi pilot city. Merupakan kehormatan sekaligus kebanggaan Kota Semarang jadi pilot city water manajemen ini,” tutur Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu

Pemerintah kota Semarang melalui Dinas Perdagangan dan Dinas Ketahanan Pangan, Rabu (5/7/2023) menggelar operasi pasar di pasar Peterongan guna menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan arahan dari Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang mendapat informasi adanya kenaikan beberapa komoditas pangan di kota Semarang.

“Ibu wali kota, tadi pagi mendapatkan info ada kenaikan beberapa komoditas pangan terutama sayur ada kenaikan di pasar Peterongan. Kemudian kami tindaklanjuti dengan sidak ke lokasi. Saya berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan untuk mengecek harga di sana,” terang Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Bambang Pramusinto.

Kenaikan Harga

Dirinya tidak menyangkal adanya kenaikan harga beberapa komoditas pangan di pasar tersebut. Bambang bahkan menambahkan mengenai masalah klasik yang sering ditemuinya di pasar Peterongan yaitu perbedaan harga di dalam pasar dan di luar pasar. Menurutnya, perbedaan harga antara di dalam pasar Peterongan dan di luar pasar Peterongan berkaitan dengan ongkos angkut barang.

“Kalau di pasar Peterongan, selama ini ada permasalahan klasik yaitu variasi harga di dalam pasar dan di luar pasar. Jadi yang di luar pasar Peterongan harganya jauh lebih murah, kalau yang di dalam pasar lebih mahal karena ada ongkos angkut,” lanjutnya.

Pihaknya juga membandingkan harga di pasar Peterongan dengan harga acuan dari Badan Pangan Nasional. Menurutnya, harga komoditas di Pasar Peterongan masih dalam taraf normal.

“Secara umum, harga di pasar Peterongan tidak terlalu tinggi dengan rata-rata pasar di kota Semarang. Kemudian kami bandingkan juga dari harga acuan Badan Pangan Nasional, ternyata harga di kota Semarang masih di bawah harga acuan, masih jauh. Artinya harga sebenarnya masih normal, memang ada trend kenaikan, tetapi masih di bawah harga acuan tadi,” tuturnya.

Komoditas

Untuk selanjutnya, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan untuk menyelesaikan masalah ini. Salah satu hal yang menjadi sorotannya adalah mengenai pentingnya perubahan manajemen untuk suplai komoditas ke pasar-pasar rakyat di Kota Semarang.

“Besok saya akan coba koordinasikan dengan Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan. Mungkin perlu ada perubahan manajemen untuk suplai komoditas di pasar-pasar rakyat di kota Semarang. Mereka kan, selama ini kulakannya di pasar induk, coba nanti kami akan gandeng Badan Usaha Milik Petani (BUMP). Supaya harga di kota Semarang tidak dimainkan dengan harga pasar,” ucapnya.

Dalam sidak di pasar Peterongan tersebut, diketahui komoditas sayur mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Komoditas sayur yang mengalami kenaikan adalah komoditas sayur yang masuk dalam pangan strategis seperti cabai dan bawang merah. Wortel dan tomat juga mengalami kenaikan, tetapi bukan merupakan komoditas pangan strategis sehingga tidak dibuatkan harga acuannya. (ADE)