bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Seribu Hari Pertama Kehidupan, Menentukan Bentuk Lansia pada 2045

Aris Mohpian Pumuka - Nasional -> Peristiwa
13 jam 35 menit lalu
    Bagikan  
Lansia
Ist.

Lansia - Pada 2045 penduduk lansia Indonesia meningkat dari 11,75 persen menjadi 19 persen.

JAKARTA, HELOINDONESIA.COM - Proses menjadi tua itu pasti, memperoleh sehat belum tentu pasti. Karenanya, perlu memperhatikan sejak 1000 hari pertama kehidupan.

Menurut ramalan, penduduk lanjut usia (lansia) Indonesia diperkirakan akan melonjak drastis pada 2045 dari 11,75 persen menjadi 19 persen.

"Hal ini menjadi fokus pemerintah ke depan," kata Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas Maliki dalam keterangan tertulis, pada Kamis (12/9/2024) di Jakarta.

Dia katakan, Indonesia telah berhasil meningkatkan harapan hidup, namun ini juga berarti perubahan struktur demografi yang cepat. 

Baca juga: Minum Teh Hitam Manis Berlebihan Berisiko Kanker Pankreas

Menurut Maliki, penting menata kembali perspektif tentang lanjut usia atau lansia. Kemudian diikuti dengan peta jalan dan aturan.

"Kita harus melihat penuaan sebagai proses sepanjang kehidupan dengan pendekatan lintas sektor," ujarnya.

Mulai dari 1.000 hari pertama kehidupan, katanya, kita perlu mempersiapkan diri untuk memastikan lansia dapat berperan sebagai subjek pembangunan, bukan sekadar objek.

"Pendekatan intergenerasi sangat penting bagi persiapan masa lansia yang sejahtera, jangan tua sebelum kaya," ucapnya.

Baca juga: Judoka Anggota Brimob Berhasil Sabet Emas di PON Aceh-Sumut

Tema lansia memang  menjadi bahasan di forum Asia-Pacific Regional Conference (APRC) on Population Ageing di Bali Nusa Dua Convention Center, 10-13 September 2024. APRC merupakan kerja sama Kementerian PPN/Bappenas bersama HelpAge Internasional dan United Nations Population Fund (UNFPA).

Tema yang diusung adalah Reframing Ageing. Konferensi ini mempertemukan lebih dari 450 pakar, pembuat kebijakan, anggota PBB, organisasi internasional, dan organisasi masyarakat sipil dari seluruh Asia-Pasifik.

APRC 2024 menjadi platform penting untuk saling bertukar pengetahuan dan inovasi kebijakan agar kawasan Asia-Pasifik dapat bersiap menghadapi pergeseran demografi.

Wakil Sekretaris Jenderal PBB dan Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (UNESCAP) Armida Salsiah Alisjahbana menekankan, pentingnya kolaborasi dalam menghadapi penuaan penduduk di Asia-Pasifik.

Baca juga: Liga 1 : PSS Sleman Vs Borneo FC, Tonton Disini Berikut Link Live Streamingnya

"Penuaan penduduk adalah tantangan kolektif yang harus dihadapi bersama. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi semua pemangku kepentingan perlu bekerja sama untuk memastikan lansia dapat hidup sehat dan aman secara ekonomi," tutur Armida.

CEO HelpAge Internasional Cherian Mathews juga menekankan, konferensi ini penting untuk mempertemukan berbagai pihak dalam upaya kolaboratif mencari solusi persoalan penuaan penduduk.

Sementara itu, Perwakilan Regional UNFPA Pio Smith menegaskan UNFPA mendukung pendekatan berbasis hak untuk menangani penuaan penduduk melalui berbagai kerja sama antar negara-negara di Asia-Pasifik.

APRC 2024 diharapkan dapat menjadi landasan dalam merumuskan kebijakan yang inklusif bagi masyarakat yang semakin menua di Asia-Pasifik.

Baca juga: Peringatan Harhubnas, Ditjen Hubdat Gelar Aksi Donor Darah Serentak Hingga Raih Rekor Muri

"Masing-masing dari kita membawa pengalaman berharga dan praktik terbaik dari negara kita masing-masing. Mari kita kembangkan solusi inovatif untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada populasi lansia di Asia-Pasifik," kata Maliki mengakhiri.