bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Kenal Lebih Dalam Anggota DPRD Lampung: Ade Utami Ibnu

Herman Batin Mangku - Nasional -> Peristiwa
2 jam 13 menit lalu
    Bagikan  
C
Helo Lampung

C - Ade Utami Ibnu dan Presiden PKS Akhmad Syaikhu, di kantor DPP PKS 17 Agustus 2022. | dok/Muzzamil

LAMPUNG, HELOINDONESIA. COM — Dari 84 anggota DPRD Lampung 2024-2029 terpilih terlantik, produk politik Pemilu 2024 yang diambil sumpah/janji jabatannya oleh Ketua Pengadilan Tinggi Tanjungkarang Asnawati di Rapat Paripurna Istimewa DPRD Lampung, di gedung DPRD setempat, Jl Wolter Monginsidi, Kelurahan Talang, Telukbetung Selatan, Bandarlampung, Senin (2/9/2024).

Minus satu anggota legislatif (aleg) Golkar dapil 3 (Pesawaran, Pringsewu, Kota Metro), pengganti Ririn Kuswantari yang maju Pilbup Pringsewu, harus mengundurkan diri/diganti nun telat urus administrasi hingga Ririn tak ikut dilantik pun aleg pengganti (peraih suara terbanyak dibawahnya) dilantik menyusul.

Tercatat, terdapat empat aleg berlatar aktivis 1998. Kelompok muda progresif Indonesia, pelaku sejarah sejak prapuncak tepatnya akhir dekade 80-an, hingga akhir dekade 90-an dalam sejarah reformasi politik 1998.

Pertama, Ade Utami Ibnu. Perantau sukses asal Banten kelahiran Serang 19 Desember 1975, lulusan SDN Ciwaru Serang, SMPN 2 dan SMAN 2 Serang, Sarjana Ekonomi Unila ini, aleg petahana terlantik periode ketiga asal dapil Lampung 1 Kota Bandarlampung, mantan aktivis gerakan mahasiswa 1998.

Ade turut terlibat aktif dalam gelombang aksi demonstrasi mahasiswa basis kampus Unila menuntut reformasi total hingga mahapuncak Turunkan Soeharto kala itu.

Namanya kian mencuat selain bagian dari aktivis lembaga dakwah kampus kota utama di Indonesia; deklarator nasional organisasi kemahasiswaan ekstrakampus Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) bareng pendiri cum ketua umum pertamanya kelak politisi Partai Keadilan 1999-2004 lanjut Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terakhir Wakil Ketua DPR 2019-2021, lalu resign dirikan parpol baru kini Sekjen Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah.

Ade saat itu sekaligus terpilih sebagai Ketua Umum KAMMI Komisariat Daerah (Komda) Lampung pertama periode 1999-2000.

Kelewat banyak rekam jejaknya untuk ditulis diceritakan. Sebagai pimpinan organ kritis, solid, militan, pelbagai pemberitaan media massa cetak elektronik, masa dimana hingar euforia politik demikian menggempita kala itu, alih-alih dengan sukses laksana helat Pemilu 1999 yang diklaim sebagai Pemilu demokratis pertama pascareformasi, setelah Pemilu 1955.

Di barisan front strategis, lantaran baru dan masih harus mencari bentukan formasinya, KAMMI kala itu tak ujug-ujug bergabung ke Kelompok Cipayung, dimana mapan disana, 9 organ kemahasiswaan nasional ekstrakampus.

Yakni, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (HIKMAHBUDHI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), Pelajar Islam Indonesia (PII), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI).

Kelak, berturut-turut usai 3 lain bergabung: Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (HIMA PERSIS), KAMMI sendiri, dan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), lantas jadi Kelompok Cipayung Plus.

Ade dengan santun khasnya tapi harus diakui cengkok khas orang Serang Banten juga tetap melekat di dirinya turut menjadi media darling masa itu lantaran konsistensi dan kegigihan dia dan KAMMI dalam melesakkan isu demi isu kerakyatan, kebangsaan, dan keumatan, yang rajin diusung dalam dinamika gerakan.

Kendati, KAMMI lantaran latar pendiri dan kedekatan ideologisnya, kala itu kerap tak luput dinyinyiri bahkan dilabeli stereotip: "halah, underbouw Partai Keadilan (kelak PKS), aja," kekira demikian. Dasar sosok murah senyum, Ade pun lebih kerap balasnya dengan senyuman.

Harus diakui, suka tidak suka, KAMMI adalah salah satu entitas anak kandung reformasi.

Mengalami pergulatan diri, pribadi genre pascakampus yang mesti mandiri ekonomi, warga P Emir M. Nur Gg Gelatik 41 Pengajaran Telukbetung Utara Bandarlampung ini lantas bekerja sebagai dosen (dulu) Institut Bisnis dan Informatika (IBI) kini Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya kurun 2004-2006.

Resign, Ade laju ngetop lagi ulah kiprahnya, jadi Ketua Bidang Humas DPW PKS Lampung 2007-2010 geser Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPW PKS Lampung 2010-2015. Lanjut Sekretaris DPW PKS Lampung 2015-2020.

Ditengahnya, Ade pernah Wakil Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Bandarlampung 2011-2014, juga sembari bekerja sebagai Direktur Pemasaran BKB Al-Qolam pada 2012-2013, mendirikan plus jadi Komisaris CV Raja Wangsa dan PT. Pesonakarya Semesta, 2012 hingga 2018.

Sejarah elektoral parlementaria hampiri Ade, 2014. Dia menang terpilih terlantik aleg DPRD Lampung 2014-2019 dapil 6 (Tulangbawang, Tulangbawang Barat, Mesuji) raihan 16.701 suara, kursi ke-3 dari kuota dapil 10 kursi.

Dari Serang ke Tulang Bawang? Alamak, jauh kali. Ya, itulah putusan partai buah asesmen tepat kecakapan personal Ade yang piawai.

Ade komunikan jos. Ade memang diperkirakan akan jadi salah satu rising star PKS dapil yang mayoritas lebih dominan diduduki simpatisan partai lain, juga minim kader PKS wilayah itu, sebut "kisah kasih" Ade dan konstituen dapil ini, seperti direkam-digitalkan situs partai.

"Kepiawaiannya melakukan pendekatan di kantong-kantong non tradisional PKS diakui kawan pun lawan. Pendukungnya tersebar di sejumlah lumbung suara partai lain antaranya bahkan adalah Ketua Parisadha Hindu Darma (Indonesia, PHDI) Tulangbawang," kisah satu dekade silam itu.

Oleh massa pendukung, Ade juga dihadiahi slogan "Gak Bakal Lali, Tetap Sehati", lantas dipakai jadi sebagai kampanye. Slogan ini, setidaknya dibuktikan via pendataan basis konstituen berbentuk kartu konstituen, mudah akses daring berbasis kepala keluarga.

"Bila ada anggaran yang harus disampaikan ke masyarakat, saya bisa langsung mendapat data siapa saja konstituen saya yang layak menerima, nama, jumlah anggota keluarga sampai domisilinya," beber keren Ade kala itu.

Bak kisah merpati tak pernah ingkar janji, Ade ketika itu bilang Vitryah sang istri, sejak jauh hari memintanya agar tidak sepeser pun uang dewan yang masuk dapur rumah. "Ya, begitu memang janji saya ke istri. Biar itu jadi hak konstituen dan partai saja