bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Festival Jamu dan Kuliner Dipadati Pengunjung, GP Jamu Jateng Apresiasi Pemprov

3 jam 14 menit lalu
    Bagikan  
Festival Jamu dan Kuliner Dipadati Pengunjung, GP Jamu Jateng Apresiasi Pemprov

KUNIR ASEM: Salah satu pengunjung asal Karangawen, Kabupaten Demak Ibu Mumun saat membeli kenir asem di stan Balai Pelayanan dan Saintifikasi Jamu Kota Pekalongan. Foto: Ade Oesman

SALATIGA, HELOINDONESIA.COM -Festival Jamu dan Kuliner yang digelar untuk memeriahkan hari jadi ke-79 Provinsi Jawa Tengah berlangsung meriah dan sukses. Festival yang digelar di halaman UIN Salatiga Kampus 3, dipadati pengunjung yang datang berbarengan dengan Jateng Fun Run 2024, Minggu (18/8/2024).

Festival ini juga menjadi ajang pelestarian jamu sebagai warisan leluhur. Apalagi selama ini Jateng dikenal sebagai lumbung produsen jam. Puluhan stan yang berada di sisi kiri pintu masuk kampus,dipadati oleh pengunjung tidakj hanya ibu-ibu tetapi juga bapak-bapak dan anak-anak.

Seratusan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), memeriahkan pameran dalam rangka Hari Jadi ke-79 Provinsi Jawa Tengah, di Lapangan UIN Salatiga. Pameran bertajuk “Jawa Tengah Maju Gemilang” itu berlangsung pada 18-20 Agustus 2024.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah, Eddy Sulistiyo Bramiyanto menuturkan, pameran melibatkan UMKM binaan dengan produk unggulannya. “Ada sebanyak 197 stan yang kami sediakan dalam pameran kali ini,” ujarnya.

Kunir Asem

Salah satu pengunjung asal Karangawen, Kabupaten Demak Ibu Mumun mengaku sengaja datang untuk menikmati jamu sebagai olahan tradisional. ‘’Saya datang ke sini kebetulan juga mengantar bapaknya ikut lomba lari. Karena ada stand jamu saya mampir, membeli kunir asem,’’ ujarnya.

Perempuan berjilbab tersebut juga mengaku rutin minum jamu jika berhalangan bulan. Jamu, ujarnya, jika dikonsumsi secara rutin bagus untuk kesehatan dan stamina. ‘’Kebetulan saya penggemar kunir asem, jadi ke sini sekalian juga mencari jamu yang lain,’’ tambahnya.

Sementara penjaga stan dari Balai Pelayanan dan Saintifikasi Jamu Kota Pekalongan menuturkan, menjual produk-produk dari bahan-bahan pilihan. Dia datang dan mempromosikan produk dari instansinya. Selain kunir asem, ada juga bir pletok dan jamu-jamuan lainnya.

Bukan sekadar jualan, Festival Jamu dan Kuliner itu sekaligus menunjukkan Jateng sebagai lumbung produsen jamu, yang budayanya telah diakui sebagai WBTb oleh UNESCO.

Apresiasi

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha (GP) Jamu Jawa Tengah, Stefanus Handoyo, mengapresiasi langkah Pemprov Jateng. Menurutnya, ajang tersebut adalah wujud dari pelestarian jamu sebagai warisan leluhur. Ia menyebut, kali terakhir ada Festival Jamu pada 2019 lalu.

“Setelah itu berhenti, dan baru tahun ini kita mulai. Ini sekaligus mendukung jamu sebagai warisan budaya dunia,” ujarnya.

Dikatakan, setelah jamu ditetapkan menjadi warisan budaya takbenda (WBTb) oleh UNESCO, geliat konsumsi produk jamu kembali naik. Meski demikian, perlu banyak upaya untuk memasyarakatkan konsumsi jamu.

Ia berharap, kolaborasi Pemprov Jateng dengan pelaku usaha jamu, semakin solid. Hal itu tak lepas dari produk jamu di Jawa Tengah, yang sudah membudaya hingga akar rumput.

Pengurus Perkumpulan Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI), Heri Susanto mengaku, ajang itu turut meningkatkan kepercayaan para pengusaha jamu. Karena, jamu sebagai produk budaya juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

“Kita apresiasi program dari Pemprov Jateng, terkait festival jamu dan kuliner ini. Festival untuk pelaku jamu eksposure produk di masyarakat. Ini menciptakan competitiveness, karena kita di sini bisa bertemu dengan pengusaha lain di luar PPJAI, bisa sharing dengan pelaku jamu lain. Dari situlah muncul ide kreatif produk baru,” jelasnya. (ADE)