bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Setelah Huru Hara, IKA Faperta Unila Siap Bangkit Bersama Elvira

Herman Batin Mangku - Nasional -> Peristiwa
17 jam 12 menit lalu
    Bagikan  
IKA Faperta Unila
Helo Lampung

IKA Faperta Unila - Elvira diskusi dipandu HBM (Foto Eko)

LAMPUNG, HELOINDONESIA.COM -- Ketua terpilih Elvira Umihani mengakomodir masukan untuk pembenahan perkumpulan dan kegiatan wadah silaturahmi Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Pertanian (IKA Faperta) Unila agar lebih baik selama periode mandatnya, 2024-2027.

Ketua Bappeda Provinsi Lampung itu yakin semua masukan hingga somasi merupakan wujud kecintaan alumni terhadap almamater sekaligus ingin agar IKA Unila menjadi wadah kebanggaan bagi anggota, masyarakat, maupun stakeholder.

"IKA Unila yang sudah memiliki puluhan ribu alumni ahli pertanian, peternakan, perikanan, dll merupakan aset yang besar," ujarnya ketika berdialog dengan sejumlah anggota wadah organisasi ini dari senior hingga yunior, Jumat (16/8/2024).

Dia menyadari banyak yang harus dibenahi dan direncanakan agar IKA Unila menjadi kebanggaan keluarga besar Faperta Unila. Elvira dari angkatan 1991 mengucapkan terima kasih atas semua masukan, kepercayaan, dan amanahnya.

Dalam dialog nonformal yang berlangsung dari sore hingga malam, ada tiga poin yang menjadi pekerjaan rumah baginya agar perhimpunan ini menjadi wadah yang akuntabilitasnya bisa dipertanggungjawabkan kepada anggota dan publik.

Rencana, setelah pengukuhan KSB (Ketua, sekretaris, bendahara), Elvira akan menyusun kabinet kepengurusan, mengakomodir program kerja, hingga merencanakan adanya konvensi menyangkut legalitas organisasi.

HURU HARA

IKA Faperta sempat gaduh pascamubes kelimanya di Aula Faperta Unila, Minggu (28/7/2024). Di WA Grup terjadi pertumpahan ludah bahkan ada yang ngajak duel hingga alumninya terbelah dua antara yang mempertahankan sistem lama versus perbaikan organisasi.

Semakin banyak alumni yang menyadari ADART terlalu sederhana dan kurang transparan sebagai wadah yang memiliki ratusan ribu anggota, termasuk soal laporan pertanggungjawaban maupun pelaksanaannya mubesnya.

Sebelumnya, sebagian pengurus dan peserta mubes juga melihat perlunya perbaikan tersebut, antara lain Amirudin (78), Ratna Minang Sari (86), Nizam Arief (86), Werli (91), dll. "Sebagai pengurus, saya jauh-jauh sudah mengingatkan perlunya penyusunan draf perubahan ADART, " ujarnya. 

Menurut Minang, walau masuk kepengurusan, dia sendiri mengakui lemahnya wadah organisasi ini. "ADART sangat-sangat tidak sempurna, tak jelas keterwakilan anggota, hak suara, hingga formatur, " katanya.

Ratna, bendahara PWI Lampung itu sudah mengingatkan pada teman-teman pengurus agar menunda mubes supaya persiapannya matang.

"Saya meninggalkan mubes karena cara-caranya tak benar, tak sehat," kata Amirudin. Revi yang sempat mencalonkan diri jadi ketua memilih mundur melihat situasi mubes. 

Menurut Haryadi, sebagai wadah perkumpulan yang melibatkan publik seharusnya bisa dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya, baik LPJ lewat akuntan publik dll. "Dana masuk dari mana dan keluar buat apa?" tanyanya.

Ridwan Sahab bilang organisasi itu harus bisa dipertanggungjawabkan kepada anggota akuntabilitasnya tapi juga terukur program kerjanya bahkan ada program-program yang sustainable, misalnya soal uang kas. " Bukan empas-empasan," ujarnya.

Lainnya, Catur Agus (87), Eko Abadi (2007), Nizam Arief (1986), Nila (1986), Almuhery (1986), Moko, Wayan, Werly, Yondri, Aman Damai (1984), dan masih banyak lainnya. "Makanya jangan kesurupan kalo dikasih tahu sejak jauh-jauh hari," tandas Samsul. (HBM)


 -