bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Wayang Kulit Hari Jadi ke-79 Jateng, Pj Gubernur: Budaya Harus Dilestarikan

2 jam 13 menit lalu
    Bagikan  
Wayang Kulit Hari Jadi ke-79 Jateng, Pj Gubernur: Budaya Harus Dilestarikan

WAYANG: Penjabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana saat memberikan wayang kepada Dalang Ki Warseno Slenk. Foto: Kominfo Jateng

SEMARANG, HELOINDONESIA.COM -Dalang Ki Warseno Slenk tampil memukau dalam gelaran wayang kulit sebagai rangkaian Hari Jadi Ke-79 Provinsi Jateng, di halaman Kantor Gubernur Jateng, Rabu (14/8/2024) malam. Dalang Ki Warseno Slenk mampu menghibur masyarakat Jateng yang hadir membawa lakon Semar Kembar-Sembadro Larung. Sebelumnya, dalang kembar Bagas Satyanegara dan Brata Satrianegara juga tampil apik.

Penjabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana mengikuti gelaran wayang hingga larut malam. Sekda Jateng Sumarno serta sejumlah kepala OPD di lingkungan Pemprov Jateng, turut menemani Pj Gubernur menikmati seni wayang.

“Ini menunjukkan eksistensi di tengah arus modernisasi dan globalisasi, yang semakin kuat,” tutur Nana dalam sambutannya di lokasi.

Dia menilai, kesenian wayang saat ini tidak hanya digemari masyarakat Jawa tapi juga digemari hingga nasional sampai ke tingkat internasional. Tentu saja, itu memberikan kebanggaan tersendiri.

Dalang Kembar

Selain itu, lanjut Nana, kesenian wayang tidak hanya digemari kalangan orang tua, tapi juga para pemuda, remaja, bahkan anak-anak. Seperti, dengan tampilnya dua dalang kembar, Bagas Satyanegara dan Brata Satrianegara. “Ini luar biasa gitu. Jadi budaya kita ini harus betul- betul kita lestarikan, ya,” lanjut dia.

Nana juga memuji dalang Ki Warseno yang memang merupakan dalang modern, yang selalu bagus dalam membawakan lakon wayangnya. Karena, sosoknya berhasil mengembangkan wayangnya.

“Pagelaran wayang kulit ini bukan sekadar pertunjukan. Di dalamnya juga terkandung nilai-nilai luhur, ajaran moral dan filosofi kehidupan yang dapat menjadi tuntunan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Nana.

Tidak hanya itu, dalam setiap lakon dan cerita yang disampaikan juga terdapat pesan moral yang mengajak untuk menjadi manusia yang lebih baik, lebih bijaksana dan lebih berakhlak mulia.

“Jadi lakon Semar Kembar-Sembadro Larung, menggambarkan keserakahan manusia terhadap hal-hal berkaitan dengan duniawi. Tipu muslihat dilakukan dengan segala cara untuk meraihnya. Namun kebatilan ini akan tampak,” jelasnya. (ADE)