bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

ExxonMobil Indonesia dan SKK Migas Capai Lifting ke-1000 dan Produksi 660 Juta Barel Minyak dari Blok Cepu

Rabu, 14 Agustus 2024 09:48
    Bagikan  
ExxonMobil Indonesia dan SKK Migas Capai Lifting  ke-1000 dan Produksi  660 Juta Barel Minyak dari Blok Cepu

Presiden ExxonMobil Indonesia Carole Gall saat menyampaikan paparan dalam pengumuman lifting ke-1000

JAKARTA, HELOINDONESIA.COM - ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan SKK Migas mengumumkan pengapalan (lifting) ke-1.000 minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris, Blok Cepu, pada Selasa 13 Agustus 2024.

Lifting ini sekaligus menandai total produksi kumulatif lebih dari 660 juta barel minyak melalui operasi produksi yang aman, andal, dan efisien. Jumlah produksi kumulatif telah melampaui target komitmen rencana pengembangan (POD) awal, dengan perkiraan volume cadangan minyak sebesar 450 juta barel.

Baca juga: Kembali ke Nuansa Budaya, Ini Rangkaian Acara Dieng Culture Festival 2024

Pada momen bersejarah tersebut, EMCL, di bawah pengawasan SKK Migas, mengapalkan 600 ribu barel minyak mentah dari kapal Alir Muat Terapung (FSO) Gagak Rimang ke kapal tanker MT Nectar milik Pertamina, lalu dikirim ke kilang-kilang Pemerintah yang ada di Indonesia. Minyak mentah milih Pemerintah ini berperan penting dalam mendukung kebutuhan energi Indonesia dan meningkatkan keamanan energi nasional.

Lapangan Banyu Urip memulai produksi minyak pada 15 tahun yang lalu, dan tahun 2015 tercatat sebagai pengapalan pertama. Hingga pengapalan keseribu kalinya, operasi Blok Cepu mencatatkan rekor keselamatan yang luar biasa, dengan nol insiden.

Menghargai dedikasi tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memberikan penghargaan Patra Nirbhaya Adhinugraha dan Patra Karya Tama kepada EMCL. Sebuah penghargaan tertinggi dari kementerian kepada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).

Baca juga: Polisi Tangkap Suami Selebgram Cut Intan Nabila Di Hotel Mewah, Ini Kronologinya!

Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi dalam pengarahannya pada selebrasi pengapalan ke-1000 yang diselenggarakan di Jakarta (13/8) menyampaikan pesan bahwa minggu lalu kita baru saja mengikuti peresmian minyak pertama dari Proyek Banyu Urip Infill Clastic atau BUIC, yang merupakan pengembangan lanjutan dari Lapangan Banyi Urip, Blok Cepu.

“Hari ini kita kembali mengikuti peringatan Pengapalan FSO ke-1000 dari Blok Cepu. Dua peristiwa ini merupakan milestone penting dari perjalanan panjang Blok Cepu sebagai salah satu aset hulu migas yang sangat strategis dalam upaya mencapai ketahanan energi negara kita,'' kata Kurnia dalam keterangannya.

Kurnia menambahkan, produksi dari Blok Cepu merupakan penyumbang produksi migas nasional terbesar kedua untuk saat ini. Sedikit saja gangguan di blok ini akan sangat mempengaruhi profil produksi nasional.

''Kami menyampaikan apresiasi karena saat ini kinerja produksi minyak dari Blok Cepu berada di atas target, baik target WP&B maupun APBN. Kami berharap kinerja baik ini dapat diteruskan. Dia meminta agar EMCL dapat terus menjaga safety dengan baik agar tidak ada kejadian yang dapat mengganggu operasional lapangan Banyu Urip,'' tambahnya.

Baca juga: Dua Tahun Berturut-turut Radio USM Jaya Juara Kedua di Jateng Fair 2024

Lebih lanjut Kurnia mengingatkan bahwa ke depan masih banyak pekerjaan yang harus dituntaskan, termasuk menyelesaikan pengeboran 6 sumur lanjutan dari Proyek BUIC agar kontribusi lapangan Banyu Urip dapat terus dijaga dengan optimal agar dapat terus berkontribusi dalam memberikan penerimaan negara maupun pencapaian target peningkatan produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan 12 miliar kaki kubik gas per hari (BSCFD).

“Kami juga memberikan apresiasi kepada EMCL yang telah memberikan kesempatan dan prioritas pada sumber daya Indonesia untuk menjadi tenaga kerja di ExxonMobil untuk mendukung operasinya sejak pengembangan Blok Cepu dimulai. Dua ratus dari talenta terbaik tersebut telah dikirim dalam penugasan internasional secara bergiliran untuk bekerja bersama talenta-talenta terbaik dunia,'' terang Kurnia.

Baca juga: Ketua Mahkamah Agung Lepas Belasan Hakim yang Telah Berkontribusi bagi Dunia Peradilan

Carole Gall, Presiden ExxonMobil Indonesia menegaskan, pencapaian ini menegaskan komitmen EMCL untuk menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi pemerintah dalam mencapai swasembada energi di tengah transisi menuju energi hijau. “Industri hulu migas sangat penting bagi masa depan energi Indonesia sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,” katanya.

EMCL juga tengah mengembangkan program Banyu Urip Infill Clastic (BUIC), dengan sumur B13 yang sudah produksi perdana sebanyak 13.300 barel minyak pada 6 Agustus lalu. Pengembangan ini akan semakin meningkatkan produksi minyak Blok Cepu dan memperkuat keamanan energi Indonesia, memberikan kontribusi sekitar 25 persen terhadap produksi minyak mentah nasional.(Aji)