bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Pedagang Gulung Tikar, PAD Sulit Capai Target

Nabila Putri - Nasional -> Peristiwa
2 jam 23 menit lalu
    Bagikan  
Pedagang Gulung Tikar, PAD Sulit Capai Target
Helo Lampung

Ratusan toko tutup/Foto: Khairuddin

HELOINDONESIA.COM - Ratusan pedagang di sejumlah pasar milik Pemerintah Kabupaten Lampung Timur menutup toko mereka alias gulung tikar sejak tiga tahun terakhir. Akibatnya, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari retribusi pasar, sewa toko dipastikan tak capai target.

Hermansyah, koordinator pelaksana (korlak) Pasar Wayjepara mengatakan, sejak Covid-19 mewabah tiga tahun silam, bencana itu tak hanya berdampak pada kesehatan dan jiwa, tapi daya beli masyarakat menurun tajam.

Apalagi saat itu, sebagian besar warga lebih memilih tinggal di rumah. Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga bergantung kepada pedagang keliling.
"Waktu Covid mewabah pasar langsung sepi dan warga belanja dengan pedagang keliling,"ujar Herman Jumat (2/8/2024).

Baca juga: Budayakan Literasi, Ratusan Pelajar di Purbalingga Ikuti Lomba Baca Puisi

Akibat virus mematikan yang berlangsung hampir tiga tahun, tak sedikit pedagang terutama pedagang pakaian dan aksesoris gulung tikar dan menutup toko mereka. Parahnya lagi, pedagang menutup tokonya secara permanen.
"Pedagang menutup tokonya bukan sementara waktu. Tapi, mereka nggak dagang lagi secara permanen," kata dia.

Saat ini, ujar Herman, pasar milik pemerintah yang dikelolanya itu tampak ramai hanya pasar pagi atau pasar sayur. Itupun tak berlangsung lama yakni hingga pukul 10.00 pagi. Setelah itu, pasar akan kembali sepi pengunjung.

Karena jumlah toko yang tutup permanen mencapai puluhan, hal itu berdampak pada PAD yang bersumber dari retribusi, sewa toko dan sumber lain yang semuanya berasal dari aktifitas jual beli. Sedangkan target PAD tahun ini Rp500 juta lebih.
"Untuk capai target PAD Rp500 juta lebih sangat berat. Sebab, toko yang sekarang tutup permanen hampir seratus unit," tegas Herman.

Sulitnya capaian taget PAD tahun ini atau tahun sebelumnya, tak hanya terjadi di pasar tersebut. Tapi, pasar daerah lain di kabupaten itu mengalami hal sama. Pasar plat merah dimaksud yakni Pasar Labuhanmaringgai, Tridatu Labuhanratu, Purbolinggo, Sekampung, Pekalongan dan Pasar Sukadana.
"Sepinya pasar tak hanya terjadi di Wayjepara. Tapi hampir semua pasar daerah sepi pembeli dan banyak toko yang tutup,"tandas Herman.

Dia menambahkan, sepinya pasar yang dikelolanya itu, selain akibat dampak Covid, hal yang sangat berpengaruh adalah tingginya minat warga yang bertransaksi lewat online. Jual beli lewat satelit itu tak hanya menyangkut soal pakaian atau asesoris lainnya. Tapi menyangkut kebutuhan pokok warga saat ini telah memesan lewat online.
" Jangankan beli pakaian, pesan sepotong roti saja warga sudah lewat online,"pungkas Herman.
(Khairuddin)