Helo Indonesia

Kalimantan Selatan Hadapi Darurat Peredaran Narkoba

Anang Fadhilah - Nasional -> Peristiwa
11 jam 20 menit lalu
    Bagikan  
Kalsel Darurat
Narkoba

Kalsel Darurat - Kalimantan Selatan Hadapi Darurat Peredaran Narkoba: Banjarmasin Menjadi Titik Fokus./ist/helokalsel

BANJARMASIN, HELOINDONESIA.COM - Peredaran narkoba di Kalimantan Selatan (Kalsel), khususnya di Banjarmasin, kini dinyatakan dalam kondisi darurat. Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalsel, Brigadir Jenderal Wisnu Andayana.

"Memang harus diakui demikian, karena peredaran narkotika masih sering terjadi di Kalsel. Permintaan narkoba di Banjarmasin juga tetap tinggi," ujar Wisnu dalam konferensi pers yang diadakan pada Jumat (26/7/2024).

Wisnu menjelaskan bahwa selain keberadaan banyak tempat hiburan di Banjarmasin, kawasan pertambangan di Kalsel juga menjadi pasar potensial bagi para pengedar narkoba.

Saat ditanya mengenai apakah peredaran narkoba mayoritas terjadi di area pertambangan, Wisnu tidak menampiknya. "Ada kemungkinan seperti itu. Setiap kali BNN melakukan tes urin mendadak, tampaknya para pengguna sudah mengetahui lebih dulu. Mereka sering kali curiga saat ada rombongan mobil yang datang ke perusahaan," jelasnya.

Selain di area pertambangan, Wisnu juga mengidentifikasi tempat-tempat seperti kos-kosan mahasiswa dan tempat hiburan seperti kafe sebagai potensi pasar bagi para pengedar narkoba.

"Saya telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh kantor instansi pemerintah dan swasta mengenai Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) serta sanksi hukum bagi pelanggar," tambah Wisnu.

Wisnu menegaskan bahwa penanganan masalah narkoba tidak bisa bergantung hanya pada BNN. Keterlibatan semua sektor sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini. "BNN masih menghadapi banyak keterbatasan, mulai dari jumlah personel, anggaran, hingga sarana dan prasarana yang masih minim," katanya.

Ia juga menyampaikan bahwa BNN terus melaksanakan tes urin sebagai upaya pencegahan di instansi vertikal, dan hasil tes tersebut dilaporkan ke pusat serta diteruskan kepada Presiden Republik Indonesia.

"BNN telah berupaya maksimal, namun jika kesadaran dari pihak lain masih rendah, masalah ini akan terus berlanjut. Para pelaku kejahatan narkoba biasanya selalu selangkah lebih maju dalam modus operasinya," tandas Wisnu.