Helo Indonesia

Meninggal, Mochtar Sani, Pemilik Pantai Mutun dan Founder Satmakura

Herman Batin Mangku - Nasional -> Peristiwa
Minggu, 2 Juni 2024 06:48
    Bagikan  
MENINGGAL
Helo Lampung

MENINGGAL - Dr HR Mochtar Sani F Badrie

LAMPUNG, HELOINDONESIA.COM -- Meninggal, pengusaha Lampung Dr HR Mochtar Sani F Badrie (74), pemilik Pantai Mutun yang mencetuskan Gerakan Satukan Tenaga Masyarakat Kerahkan Untuk Rakyat (Satmakura).

Almarhum meninggal saat dalam perawatan di RS Bumi Waras Minggu (2/6/2024), pukul 00.10 WIB dan disemayamkan di rumah duka: Jl. Bung Tomo No. 5, Gedungair, depan Polsek Tanjungkarang Barat, Kota Bandarlampung.

Almarhum  akan dimakamkan di tempat peristirahatannya yang paling disukainya: Pantai Mutun, kata sahabat kecilnya Anshori Djausal. 

Sepanjang hayatnya, pengusaha ini selalu menginspirasi dalam pengembangan usaha yang melibatkan banyak orang. Dia kerap menyatukan banyak pihak dalam konsep usaha pertanian, perkebunan, dan perikanan.

Dia menjadi founder sekaligus ketua Umum Gerakan Satmakura yan pusatnya di Bumi Satmakura Campangjaya, Sukabumi, Kota Bandarlampung. Lahannya seluas 200 hektare.

Semangat pria kelahiran Kotabumi, 28 Desember 1950 ini selalu menggelegar bila bicara pemberdayaan ekonomi kaum marjinal. Ayah dari Caroline dan Zainal Asikin ini pernah meluncurkan program Lampung Antinganggur lewat Institut Satmakura Insan Sejahtera dan Laboratorium MS Corporation.

Institut Satmakura tepatnya, hampir setiap hari dikunjungi mancingmania khusus ikan mas bakal kembali ke fungsi awal, kawasan edukasi, mulai dari peternakan, perikanan, perkebunan, pertanian hingga rekreasi alam sekaligus fisikologi alam (out bond).

Kini sudah ada beberapa ahli di bidang masing-masing mulai berbenah di sana. "Sudah banyak yang menyatakan siap bergabung namun terkendala copid-19. Kami lakukan secara bertahap. Kami terus bergerak berbenah termasuk dari manajemen, ” ujar Mochtar Sani F Badrie.

Bumi Satmakura Campangjaya tidak jauh dari pusat Kota Bandar Lampung. Kawasan yang berada di Jalan Tirtayasa itu cocok untuk bersantai sambil menikmati udara segar khas pegunungan.

Ada pohon-pohon besar seperti hutan dengan beberapa kolam di bagian bawah dengan air yang tak pernah kering serta pondokan tempat melepas lelah dan ngobrol.

Tak harus menggunakan kendaraan roda empat, bersepeda ontel juga sampai–bagi mereka–yang berada di Kecamatan Sukabumi dan Sukarame, Bandarlampung.

Namun, Sang Maha Penguasa berkehendak sang penggagas "pulang". Semoga gagasannya menjadi amal jariyah dan dirinya ditempatkan di tempat yang mulia. Inna lillahi wa inna illaihi rojiun. Aamiin. (HBM)
 

 -