Helo Indonesia

Izin Tambang Mudah Didapat Kayak Beli Kacang Goreng, Ekosistem di Sumsel Rusak

M. Haikal - Nasional -> Peristiwa
Kamis, 23 Mei 2024 22:22
    Bagikan  
Banjir Besar
Foto: ist

Banjir Besar - Potret banjir besar Muara Enim - Lahat merupakan dampak dari kerusakan ekosistem oleh banyaknya IUP dan TR batubara.

HELOINDONESIA.COM - Komunitas Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (KMAKI) menilai, banjir besar Muara Enim - Lahat merupakan dampak dari kerusakan ekosistem oleh banyaknya IUP dan TR batubara.

Kerusakan ekosistem hutan hujan tropis Sumsel mencapai 80%.

"Alih pungsi hutan dan APL seakan membalik telapak tangan seperti ekosistem Bukit Tunjuk, Lematang dan Dataran Tinggi Besemah,"papar Deputy K MAKi Feri Pagaralam, Kamis (23/5/2024).

Feri mengungkapkan, investor dari Pulau Jawa dan oknum APH serta oknum dinas terkait mengajak masyarakat berlomba membuat lubang tambang dengan menggusur hutan lebih dari 500.000 hektare yang seharusnya menjadi resapan air Sumsel.

Baca juga: 5 Arti Mimpi Menikah, Pertanda Baik dan Buruk

"Hampir Rp. 1000 triliun mengalir ke kantong - kantong investor dan oknum APH setiap tahun sementara alam merana karena berlubang seperti kena bom atom Hiroshima Nagasaki," kata Feri.

Menurutnya, tanpa peduli kerusakan lingkungan para investor Aseng dan oknum politikus serta oknum aparat berlomba mengeruk perut bumi Muara Enim, Lahat, Mura dan Musi Banyuasin dengan izin mudah didapatkan seperti membeli kacang goreng.

"Dengan kekuatan politik, hukum dan aturan yang longgar tanah Melayu Sumatera Selatan dijadikan lautan di tengah daratan", tutur Feri lebih lanjut.

Belum lagi, lanjutnya, ilegal Drilling, kebun sawit jutaan hektar dan tambang pasir ilegal melengkapi kerusakan lingkungan Sumatera Selatan.

Baca juga: Selalu Mesra, Happy Asmara dan Gilga Sahid akan Menikah

"Ditambah dana APBN puluhan triliun per tahun untuk perbaiki infrastruktur yg rusak akibat pertambangan", tegas Feri.

Feri memprediksi, kemungkinan dalam 5 tahun ke depan banjir besar akan melanda Sumsel.

"Yang menjadi korban ratusan ribu jiwa akan terjadi," pungkas Feri.